Part 4

906 37 2
                                    

Gelap. Alana memperhatikan sekelilingnya dan hanya kegelapanlah yang dijumpainya. Langkahnya tertatih-tatih. Perutnya terasa nyeri dari pagi hari tadi.

Ini semua karena tamu tak diundangnya. Dan Alana harus merasakannya tiap bulan sekali. Kalau sudah begini dia ingin cepat-cepat mandi air hangat lalu meminum obatnya kemudian dia akan bergelung dengan selimut tebalnya. Ugh, jika saja tamunya datang lebih awal.

Alana menyipitkan matanya ketika netranya menemukan sesosok berhodie hitam yang baru saja keluar dari sebuah ruangan diujung koridor rumah sakit. Alana memicingkan mata curiga saat melihat gerak-gerik sosok berhodie yang berada didalam kegelapan.

Dengan perlahan Alana mendekati sosok mencurigakan itu.

"Apa yang kamu lakukan disini?" Alana melihat tulisan yang tertera diatas pintu. Ternyata itu kamar mayat.

Sosok itu diam. Tak bergeming. Tubuhnya yang membelakangi Alana membuat Alana sulit untuk mengenali.

"Hei, apa kamu mendengarku?" tanya Alana sekali lagi saat sosok berhodie itu tetap diam.

Alana berjengit kaget saat sosok itu tanpa perhitungan langsung berbalik menghadapnya.

Alana menajamkan penglihatannya untuk mengenali sosok yang ada dihadapannya. Namun karena gelap Alana menjadi susah untuk melihat wajahnya. Tapi Alana yakin, sosok itu adalah seorang lelaki.

Tiba-tiba laki-laki itu berbalik memunggungi Alana dan langsung pergi menjauh dari hadapan Alana.

"Hei! Aku kan bertanya padamu!"

*****

Hari ini Alana merasa lebih baik. Setelah kemarin meminum obatnya dan tidur, nyeri diperutnya berangsur-angsur menghilang.

Alana berjalan menuju ruang khusus perawat. Disana teman-temannya sudah berkumpul. Alana menyapa mereka semua.

Setelah Alana mengganti pakaiannya, dia segera bergegas menuju tempatnya bertugas.

Alana mengerjakan tugasnya dengan baik. Dia tidak ingin melakukan kesalahan. Walaupun hanya seujung kukupun.

Abimanyu Hospital sedang ramai hari ini. Banyak orang yang berlalu lalang dilantai koridor. Alana tak habis pikir, kenapa setiap hari ada saja yang datang ke Abimanyu Hospital. Entah itu check up atau bahkan hanya untuk mengunjungi sanak saudara yang sedang dirawat.

Kadang Alana merasa lelah dengan pekerjaan yang telah dilakoninya selama dua tahun itu. Awalnya Alana ingin bekerja pada sesuatu yang sangat diminatinya. Tapi Alana sadar, apa yang dikerjakannya tidak akan menjamin kehidupannya.

Tapi ketika Alana berkesempatan untuk sekolah keperawatan, Alana tidak ingin melewatkan kesempatan itu. Apalagi Alana mendapatkan beasiswa penuh sampai Alana lulus. Jadi tanpa berpikir panjang Alana pun mengambil kesempatan itu.

Dan Alana menjadi sedikit menyesal karena keputusannya.

"Bisa tolong ambilkan berkas pasien yang bernama Adi Mahendra?" suara seorang lelaki menyapa indra pendengaran Alana.

"Tentu. Tunggu sebentar,"Alana mencari berkas yang diminta tanpa melihat.

"Ini berkas yang anda ca-,''Alana menghentikan ucapan selanjutnya. Matanya terpaku melihat seorang yang ada dihadapannya.

Lelaki itu tersenyum kepada Alana. Mungkin menurut orang lain senyuman itu sungguh sangat mempesona. Tapi dalam pandangan Alana ya pandangan itu seolah ingin menerjamnya. Senyuman itu sejenis... Smirk? Entahlah, Alana juga tidak terlalu yakin.

Tersadar dari pemikirannya, Alana segera memberikan berkas itu pada lelaki itu.

Alana tersentak kaget ketika kulit mereka saling bersentuhan. Alana mendongakkan kepalanya dan langsung menatap tepat ke manik lelaki yang ada dihadapannya. Lelaki itu masih mempertahankan senyuman miliknya.

Alana segera menarik kembali tangannya. Sekarang Alana merasa sedikit takut dengan lelaki ini.

Alana (THE MYSTERIOUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang