Part 7

211 9 1
                                    

Alana meringis sakit saat kakinya melangkah menuju ruang pemeriksaan. Dia memutuskan untuk cuti hari ini. Dia ingin memeriksakan keadaannya.

Beruntung Alana tinggal diasrama Abimanyu Hospital. Jadi dia tidak perlu jauh-jauh untuk memeriksakan keadaannya.

Matanya memicing tajam saat melihat seseorang yang sering dia temui akhir akhir ini.

Laki-laki aneh itu. Dia... Alana merasa ada yang salah dengan lelaki itu. Entahlah. Alana merasakan aura berbahaya dari lelaki itu semenjak Alana menyadari kehadirannya.

Alana melirik sekilas tarikan disudut bibir laki-laki itu saat mereka berpapasan berjalan dikoridor. Atau Alana salah lihat? Tapi Alana sungguh yakin jika laki-laki itu tersenyum sekilas tadi.

Alana menggelengkan kepalanya. Mungkin karena tubuhnya sedang tidak sehat, jadi otaknya ikut bermasalah.

Alana mengabaikan pemikirannya. Dia segera fokus menuju tempat yang akan dia tuju saat ini.

"Jadi bukan alergi?" tanya Alana untuk memastikan pendengarannya sekali lagi.

"Bukan. Jangan khawatir. Setelah saya periksa, mungkin ini bekas... Ekhem..." dokter wanita yang memeriksa Alana tidak melanjutkan kalimatnya.

Alana tak mengerti.

"Sebaiknya anda tanyakan saja pada pasangan anda. Mungkin dia lebih mengerti,"

Ini maksudnya apa? Alana tak mengerti dengan penjelasan si dokter wanita. Alana datang hanya untuk memeriksakan keadaannya. Tapi kenapa sampai merembet kepasangan?

"Kalau begitu saya permisi dulu," Alana segera meninggalkan ruangan.

Aneh. Tidak ada yang serius dengan tubuhnya. Tapi kenapa Alana merasakan ada yang salah? Alana menggelengkan kepalanya untuk mengusir pikiran-pikiran aneh yang mengganggunya.

Langkah Alana terhenti ketika netranya menemukan seorang lelaki yang tengah menatapnya juga.

'Dia menatapku, kan?' pikir Alana.

Alana masih mempertahankan tatapannya ketika lelaki itu sudah berada dihadapannya.

"Ada yang bisa kubantu?" tanya Alana hati-hati.

"Kita sudah beberapa kali bertemu."

Alana menganggukkan kepalanya dengan hati-hati. Memang ini adalah kali pertama mereka berbicara padahal sudah beberapa kali berpapasan.

Alana melirik tag nama yang tersemat di jas putih laki-laki itu. 'Aga Abimanyu'. Terdengar seperti nama rumah sakit tempatnya bekerja. Mungkin seorang dokter. Alana bisa melihat dari jas putih yang dikenakannya.

Laki-laki itu mengulurkan tangannya didepan Alana.

"Aga." Laki-laki itu memperkenalkan dirinya.

Alana menatap tangan yang terulur didepannya. Kemudian alama mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan laki-laki bernama 'Aga' tersebut.

"Alana."

"Bisa membantuku?"

"Apa yang bisa ku bantu?" tanya Alana pada laki-laki didepannya. 'Tampan' adalah satu kata untuk mendeskripsikan dokter Aga yang ada dihadapannya. Dia memang sangat tampan. Alana mengakui itu.

"Aku memerlukan bantuan mu untuk memeriksa sesuatu. Apakah kau keberatan?"

"Tentu. Aku sedang tidak sibuk sekarang".

"Ayo ikuti aku".

Alana melihat ruang sekelilingnya. Lumayan luas dan rapi. Alana pikir lelaki tampan ini sangat menjaga kebersihan. Sesaat Alana melupakan rasa sakitnya tadi.

"Aku memintamu untuk memeriksa berkas pasien yang diperlukan untuk pengaturan baru rumah sakit".

Alana mengerutkan keningnya. 'Kenapa meminta tolong padaku? Aku kan hanya perawat biasa'. Alana menggelengkan kepalanya mencoba untuk berpikiran positif. 'Ya, dia tidak boleh berpikiran yang aneh - aneh. Dokter dihadapannya ini terlihat memiliki kepribadian yang baik, dan tidak ada tampang jahat padanya. Ya, itu mungkin hanya perasaanku saja'.

Alana menganggukkan kepalanya. Dokter Aga segera memimpin Alana untuk berjalan menuju ruangan tempat menyimpan berkas - berkas pasien. Ruangannya sangat besar, dari ujung - hingga ke ujung berjejer buku - buku berbagai bacaan. Alana takjub melihatnya. Ruangan ini seperti perpustakaan yang ada dicerita sekolah Harry Potter. Alana tertawa geli karena pemikiran absurdnya dan mulai memilah berkas yang diperlukan

*****
Alana terbangun dari tidurnya. Alana mulai mengingat bahwa dia tadi membantu memilah berkas, dan karena mengantuk akhirnya dia tertidur. Sekarang Alana ada di atas sofa yang memang diletakkan di ruangan itu. Ada selimut tipis yang membungkusnya agar tetap hangat.

Alana merenggangkan tubuhnya. Matanya menyipit ketika melihat pergelangan tangannya yang memar. Sepertinya tadi tidak ada memar ini. Alana bingung melihat memar itu. Dia tidak merasakan bahwa dia tadi terbentur sesuatu. Apalagi ini? Kapan dia mendapatkannya.

Pintu ruangan terbuka, menampilkan lelaki bertubuh tegap dan juga tampan. Alana mengalihkan perhatiannya pada orang yang baru saja memasuki ruangan.

"Maaf, aku tertidur, dan belum menyelesaikan untuk memilah berkas pasien'', Alana merasa tidak enak karena tertidur ketika melakukan sesuatu tanpa menyelesaikannya.

"Tidak masalah. Hari sudah malam. Sebaiknya kau pulang terlebih dahulu. Aku akan mengantarmu", balas Dokter Aga.

Alana bangun dari duduknya dan melipat selimut yang tadi dia kenakan. Lalu mengikuti Dokter Aga ke basemen mansion. Alana ingat, tadi dari rumah sakit dia dan Dokter Aga menaiki mobil untuk sampai disini, di mansion Dokter Aga.

Dengan cepat Alana memasuki kursi penumpang disamping pengemudi. Karena jika dia duduk dibelakang sama saja dia menganggap Dokter Aga sebagai seorang sopir. Itu tidak baik.

Sekitar 15 menit mereka sampai di Abimanyu hospital, karena Alana masih tinggal di asrama rumah sakit.

"Terimakasih atas tumpangannya, dokter. Maaf merepotkan".

Dokter Aga menganggukkan kepalanya dan tidak mempermasalahkannya. Mobilnya segera meninggalkan pelataran Abimanyu hospital dan terus melaju di jalanan.

Alana menatap hingga mobil itu sudah tidak tampak lagi dimatanya. Dia segera berjalan pulang ke asramanya dan cepat - cepat ingin berbaring lagi. Dia merasakan tubuhnya lelah dan semakin sakit. Rasanya semakin sakit lebih sakit dari tadi pagi. Alana ingin segera tidur lagi agar rasa lelahnya hilang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alana (THE MYSTERIOUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang