Ada banyak pelayan yang mengabdi pada keluarga kami. Namun hanya satu pelayan yang paling dapat kupercaya. Dia adalah Kara, wanita tua yang sering menyisir rambutku di pagi hari sebelum aku berangkat berbelanja.
Kara adalah pelayan yang baik, yang mau mendengarkan keluh kesahku. Begitu pula saat aku mengatakan bahwa aku ingin menemui seseorang malam ini. Pelayan itu tersenyum, menatapku dalam-dalam, kemudian berkata, "Tenang saja, nona Diana. Aku akan membantumu. Karena aku pun mengerti rasanya jatuh cinta."
Jatuh cinta!?
Apa maksudnya jatuh cinta!?
Pelayan itu semakin menggodaku. Dia bilang sepanjang hari aku terlihat selalu memikirkan seseorang. Dan tanpa kusadari aku mulai tersenyum sendiri. Kara juga berkata kalau aku tampak sangat senang ketika berangkat berbelanja. Seolah aku ingin pergi berkencan.
Apa maksudnya aku jatuh cinta pada Pastiche? Tidak, itu masih terlalu cepat! Ini masih terlalu pagi untuk membicarakan cinta.
Namun Kara segera menyanggah dengan mengatakan bahwa tak ada yang namanya terlalu cepat. Satu kedipan pandangan pertama sudah cukup untuk membuatmu merasakan cinta.
Bagaimana denganku? Bagaimana perasaanku pada Pastiche? Aku masih tidak mengerti. Namun Pastiche adalah satu-satunya teman yang dapat membuatku nyaman. Satu-satunya teman yang selalu kukenang dalam mimpi dan lamunan.
Aku pun memutuskan untuk menanyakannya pada Pastiche. Bagaimana perasaannya padaku. Dan dengan entengnya Pastiche menjawab,
"Aku menyukaimu, Diana."
Kali ini aku benar-benar malu. Aku berusaha menghindar, menyembunyikan wajahku yang mungkin sudah semerah tomat.
Aku segera mengambil barang belanjaan yang sejak pagi sudah menemani perjalananku menemui Pastiche. Sayur dan buah segar dalam keranjang belanjaan itu seolah menertawakanku. Bersorak, bersiul nakal, menggoda Diana yang punya pacar baru.
"Ma … malam nanti. Aku akan datang," ucapku sembari bergegas pergi.
Aku benar-benar tidak tahu harus bertingkah apa. Aku sangat malu. Namun simpul bibirku mengangkat tinggi, aku tidak bisa berhenti tersenyum.
Apakah aku senang? Apakah aku bahagia mendengarkan pernyataan Pastiche?
Tunggu! Apakah Pastiche benar-benar menyukaiku!? Apakah dia mengerti arti romansa cinta?
Kami hanya teman!
Ya! Teman.
Dan sebagai teman aku mengerti rasa kesepian Pastiche. Satu-satunya iblis yang hidup sendirian di sana. Dia menantiku, dan aku sudah berjanji untuk datang.
Malam itu semua berjalan dengan lancar berkat bantuan Kara. Aku berhasil menyusup keluar diam-diam dari rumah. Udara malam sangat dingin, setebal apa pun pakaian yang kukenakan, tubuhku masih mengigil. Lutut-lututku terasa kaku, pandanganku kabur, tapi aku terus melangkah tanpa henti. Karena Pastiche ada di sana, menungguku.
Perlahan kakiku semakin lemah, dan tanpa kusadari ada batu yang menyandungku. Aku jatuh, wajahku menghantam bebatuan kota yang sunyi. Udara malam menyelimuti kulitku, membekukanku.
Aku … Tidak bisa berdiri lagi …
Kenapa? Kenapa aku begitu lemah? Sangat lemah hingga aku tidak bisa menepati janjiku. Janji pada temanku satu-satunya.
Sakit … seluruh tubuhku terasa sakit. Namun bagian yang paling sakit ada di dada. Hatiku sangat sesak. Air mata yang hangat mengalir deras, jatuh membasahi bebatuan yang dingin.
Maaf.
Maafkan aku Pastiche.
Aku tidak bisa menemuimu…

KAMU SEDANG MEMBACA
Biskuit Untuk Pastiche
FantasíaSeorang putri dan iblis dalam sangkar. Menjalin benang persahabatan dalam ikatan biskuit lembut. ... ... ... Sebuah kisah tragis