PROLOG

1.2K 28 1
                                    

*Novel ini merupakan sequel dari novel berjudul PAINFUL LIES.

Apa itu kesempurnaan? Setelah kalian mendapatkan semuanya atau saat kehilangan belum tiba? Terakhir, doa yang kuminta adalah agar matahari tidak perlu terbit lagi. Mungkin permintaan itu merugikan semua orang yang sedang merasa sempurna saat ini. Tetapi, doa itu tidak terkabul. Karena aku, Anastacia Charlotte masih hidup dengan normal dan tegak. Aku hanya seorang Anastacia Charlotte. Mereka memanggilku sebagai anak Gubernur, karena memang aku kenyataannya adalah seorang putri bungsu Bapak Husein Sanjaya. Astaga, mengapa aku terdengar sedang bercerita pada cucuku? Usiaku baru sembilan belas tahun dan...seolah semuanya sudah terjadi.

Belakangan waktu, aku bertemu dengan Bapak Bernard yang merupakan Ayahnya Joseph. Baru aku ketahui nama aslinya. Ia adalah ayah yang baik dan pengertian. Berbicara dengannya selalu begitu menyenangkan.

"Joseph sesungguhnya bukan orang yang begitu buruk," ujarnya di tengah pembicaraan kami yang mulai canggung tentang jurusan kuliahku. Ia hanya mengenalku begitu baik sehingga beliau tahu caranya membuatku kembali bersemangat untuk berbicara, yaitu membicarakan anaknya.

"Entah mengapa, Louis dan Joseph seperti dua orang yang sangat berbeda. Walaupun dari luar, keduanya benar-benar serupa." Jawabku dengan menopang dagu dan mencondongkan posisi duduk.

Jika kedua orang tuaku tahu aku menemui Bapak Bernard, masalah akan sangat panjang dan aku akan menerima hukuman yang begitu berat. Sehingga aku memilih keluar rumah diam-diam.

"Lalu, mengapa kamu memilih Joseph? Maksud saya, bukankah Louis bersikap seratus delapan puluh derajat darinya?"

"Karena Joseph yang selalu berada di dekatku? Kami melewati semuanya bersama. Dan walaupun ia bersikap kasar pada semua orang, tidak kepadaku." Jawabku dengan polos. Pertanyaan itu hanya menyadarkanku bahwa pria itu semakin jauh untuk digapai. Aku bahkan tidak tahu keadaannya.

"Ia hanya menjadi kasar karena ia kesepian. Di London, ia tinggal seorang diri karena saya memilih apartemen yang berbeda darinya, tentu saja." Pak Bernard tersenyum samar ke arahku dan berusaha menangkap ekspresi di wajahku yang menyatakan bahwa aku mengerti apa maksudnya.

"Sejauh yang saya ketahui, ia tidak pernah membawa wanita ke apartemennya, padahal hal itu lumrah di London. Pria dewasa sepertinya memang sulit dipercaya mencetak prestasi sehebat itu," Pak Bernard melanjutkan dan sedikit tertawa.

"Ia tidak pernah memiliki pacar?" tanyaku lagi. Aku menyesal bertanya sedetik setelah pertanyaan itu keluar dari mulutku.

"Setidaknya ia tidak pernah menceritakannya." Pak Bernard hanya menjawab dengan ragu.

"Tidak mungkin." Aku hanya bergumam pelan. Sebagian dari otakku meng'iya'kan perkataanku. Dan ini terasa begitu aneh.

"Dia akan melupakan semua wanita itu untuk wanita sepertimu, Anaz." Beliau menegaskan dengan tatapan yakin.

...

Hidupku tidak bahagia, jika itu yang kalian tanya. Aku tidak menginginkan kehidupan seperti ini, jika itu yang terpenting untuk kalian ketahui. Tetapi, masalah pria itu menyukaiku atau tidak, memiliki pacar atau tidak, hidup bahagia atau tidak, adalah yang terpenting untukku.

Satu lagi pertanyaan yang terpenting adalah, mengapa pria itu? Apa yang menjadikan pria itu begitu istimewa sehingga jajaran pangeran berkuda putih tidak ada yang bisa menggantikannya? Entahlah. Aku pun tidak sanggup menemukan jawabannya. Terlepas kemampuanku menyelesaikan berbagai masalah dalam ujian, aku tidak cukup hebat menemukan alasan mengapa pria itu begitu istimewa.

Semoga lewat perjalanan hidupku yang sekarang, semua pertanyaan 'mengapa dia' akan terjawab. Dan semoga aku tidak menyesali keadaan ketika semua pertanyaan yang sempat kuragukan sekarang berakhir dengan jawaban yang tidak menyenangkan.

"Tungguaku, ribuan hari sejak hari ini, karena aku akan bertemu kembali denganmu, HansJoseph."

WEARY FATE 2nd Book of Painful Lies (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang