Malam yang begitu dingin, bahkan saat ini seorang pemuda sedang cemas menunggu didepan ruang operasi menunggu kabar, tak hanya dirinya, bahkan seseorang pun berada disana.
"Ingat janjimu Yun. Aku bebaskan anak itu lahir, tetapi setelah ini kau harus membuangnya jauh-jauh." Mata musang itu hanya mampu menatap horor.
"Ingat Yun. Jaejoong adalah seorang Idol. Scandal kau dan Jaejoong pun membuat pemasukan turun. Kau tidak ingin bukan Jaejoong sendiri mendapat penghinaan dari masyarakat karena hubungan kalian? Ingat mereka dapat berbuat apapun bahkan melukai Jaejoong." Yunho tetap terdiam. Tak lama suara tangisan bayi pun terdengar. Air mata Yunho mencelos begitu saja. Haruskah ia menjauhkan anaknya?
....
Sang dokter pun keluar, ia segera memanggil Yunho. Yunho pun segera masuk untuk menemui Jaejoong dan anak-anaknya. Kedua bayi yang begitu menggemaskan. Kedua mata mereka dan pergerakan kaku mereka.
"Yun. Anak-anak kita sudah lahir. Aku sangat bahagia." Yunho hanya terdiam sejenak, ia senang. Tetapi ia tak tahu harus bagaimana?
"Ya Jae. Anak-anak kita." Ada perasaan senang saat menyebut kata-kata itu, tetapi apa yang harus Yunho pilih saat ini? Ia tahu bahwa Jaejoong dan dirinya seorang public figur, tetapi ia tak mungkin membiarkan orang-orang tahu akan kehadiran anak-anaknya, bukankah selama ini mereka benar-benar menutup rahasia ini? Tetapi Yunho sendiri tak mungkin membuang kedua anaknya, buah cintanya dengan Jaejoong.
Yunho mendekati Jaejoong, ia mengecup kening Jaejoong dengan sangat lembut.
"Aku mencintaimu Jae." Ujar Yunho, Jaejoong tersenyum.
"Aku juga mencintaimu Yun."
....
....
Yunho diam-diam membawa kedua bayi tersebut ke tempat yang sangat jauh. Ia tahu jika Jaejoong tahu akan hal ini ia sangat marah, tetapi Yunho pun tak ingin Jaejoong mendapat luka karena anak-anak ini.
"Maafkan Appa nak." Gumam Yunho. Yunho membawa kedua bayi tersebut ke sebuah panti. Ia segera memasang masker untuk menutupi wajahnya. Berat untuk melepaskan mereka, tetapi saat ini ia tak ada pilihan. Jaejoong akan terus sulit dengan anak-anak ini, lalu jika dipertahankan, anak-anaknya pun akan menjadi bahan kebencian untuk keluarganya. Yunho tahu jalan yang ia ambil ini egois, tetapi biarlah hatinya yang tahu.
Perlahan Yunho meletakan kedua bayi itu, mereka menangis seakan tak ingin ditinggal.
"Maafkan Appa nak." Ujarnya. Ia mengecup kembali kedua anaknya, setelahnya ia pun berdiri untuk pergi. Jika Tuhan mengizinkan, mereka pasti bertemu.
...
...
Waktu terus berlalu, banyak hal yang sudah dilewati, banyak hal pula yang memang harus terlewatkan.
"Changwook! Changmin! Kalian apakan lagi tugas-tugasku!" Teriakan membuat kekehan kedua anak kembar tampan, bahkan saat ini mereka pun menepuk tangan tanda senang. 19 tahun berlalu, waktu yang cukup panjang mereka lalui, tetapi kedua bayi itu tumbuh dengan bahagia, yah... bahagia, walau tanpa kehadiran Yunho atau Jaejoong.
Tetapi akankah nasib kembali pertemukan mereka?
.
.
TRUE LOVE
.
.
.