Part 2 : Warm

194K 3.7K 59
                                    

Halooooo, apakah ada yang kangen denganku atau nunggu cerita ini?

Hahaha maaf buat kalian nunggu. Mulai sekarang bakalan update rutin lagi yak, yaa telat-telat semingguan lah.

Ada yang kangen Daffa - Darren?

Daripada aku banyak ngomong, langsung aja deh.

Cekidooott.... Happy reading gaes 😘

..........

Ponsel Daffa berdering ketika baru saja ia menegakkan punggungnya dari sandaran kursi tempat biasa ia menandatangani dokumen-dokumen penting dan mengerjakan sesuatu dilaptopnya.

Diraihnya ponsel itu, yang ternyata terlihat panggilan dari ayahnya, Brata. Daffa segera menggeser tanda terima panggilan.

"Hi Dad." sapanya sambil memutar-mutar kursi kerja. "Bagaimana kabar kalian? Apa kalian bersenang-senang?"

"Daff.." balas Brata pelan. "Ada hal yang ingin ayah sampaikan."

Begitu mendengar suara Brata yang terdengar serius, Daffa mengerutkan keningnya.

"Ada apa? Apa terjadi sesuatu disana?"

"Tidak. Kami baik-baik saja. Hanya saja..."

"Ada apa?

"Kau ingat Lionel?"

Daffa tampak berpikir sejenak. "Lionel Jayadi?"

"Ya, dia pamannya Shine."

"Aku tau. Ada apa dengannya?"

"Dia menghubungiku, dia mengatakan ingin menemui Shine."

"Untuk apa?"

"Aku rasa ia akan mengambil hak asuh Shine."

"Bagaimana mungkin? Dia sudah tidak ber--"

"Dia bisa Daff." Potong ayahnya. "Dialah orang yang paling mungkin bisa mengambil hak asuh Shine, karena dia adalah satu-satunya keluarga yang memiliki hubungan darah dengan ayah Shine."

"Bukankah ayah sudah mengadopsi Shine secara hukum."

"Itulah yang ayah sesalkan, ayah pikir hal itu tidak perlu dilakukan karena Shine sudah dewasa waktu itu dan dia bisa mengerti kami sudah menganggapnya sebagai anak tanpa mengadopsinya secara resmi."

"......"

"Dan ayah juga tidak akan menyangka jika Lionel Jayadi akan kembali muncul untuk mengambil Shine."

Daffa mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja.

"Tentu saja, perusahaannya yang ada di Vietnam sedang mengalami kebangkrutan, dia memerlukan biaya yang cukup besar untuk menyetabilkan perusahaannya itu."

"Kau juga mendengarnya Daff?"

"Iya aku mendengarnya. Dan aku tidak memperhitungkan hal itu sama sekali. Shine memiliki apa yang ia inginkan."

"Ayah akan segera pulang. Aku tidak akan rela jika dia mengambil Shine. Kenapa tidak dari dulu jika ia ingin melakukan itu."

"Tentu saja yang ia butuhkan hanya uang Shine saja, bukan gadis itu."

"Terus awasi Shine, Ayah dan Ibu akan segera kembali secepatnya."

Daffa menyimpan kembali ponselnya begitu panggilan terputus. Ia memijat keningnya. Kemudian kembali bekerja.

.

"Apa kau yakin dengan apa yang akan kita lakukan?"

"Jika kau ragu, maka kembalilah ke kelas Shine."

Driving Me Mad √ (COMPELETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang