The Most Wanted [#4]

503 17 0
                                    

°•°•°•°

"Um...Ren? Kamu mau minum apa? Biar aku yang belikan, kamu belum minum kan?" Adriano berusaha tersenyum walau dirinya sedang gugup dan ragu.

Ya, Laurent lupa untuk membeli minuman, sama dengan Adriano yang hanya memesan mie ayam tanpa minuman.

"Oh, boleh..., aku mau susu milo yang dingin"

"Tunggu sebentar"

Adriano bangkit dari tempat duduknya untuk sekedar memesan minuman, dan kembali ke meja tempat dia dan Laurent duduk, sambil membawa 2 gelas es milo.

"Ini, untukmu" Adriano menyodorkan segelas es milo kehadapan Laurent yang sedang termenung.

Laurent tersenyum hangat padanya, "Makasih, Ian"

Laurent meminum sedikit es milonya, lalu mengambil mangkuk mie bekasnya dan Ian lalu mengembalikan mangkuk itu kepada sang pemilik warung dan kembali duduk dihadapan Adriano yang masih menunduk. Dia kurang yakin, Laurent baik padanya. Dia curiga, Laurent melakukannya demi sesuatu. Karena dulu dia pernah diperlakukan baik dengan seorang wanita, yang ternyata dia hanya dijadikan barang taruhan oleh wanita itu.

"Kamu..., kenapa baik padaku?" Adriano membuka mulut, membuat Laurent menatapnya dengan kehangatan.

"Karena, aku tau kesepian itu ga enak, aku tau kamu kesepian dan minder karena kamu takut ga ada yang mau jadi teman kamu. Aku mau jadi temen kamu, aku punya temen temen yang baik juga, aku bakal kenalin mereka kekamu" senyum lagi lagi merekah dibibir mungil Laurent.

Adriano tersenyum tipis, dia harap Laurent tak berbohong darinya. Laurent mengeluarkan hpnya dari saku roknya dan mengetik sebuah Pesan untuk Angel.

Lrent : Angel, kamu dimana, dek?

Lrent : Bisa kekantin mas Ucok sekarang? aku duduk dibangku paling pojok, warung mie ayam mas Ucok, ada yang mau aku kenalin

AngelCC : Temen baru, kak? OTW:)

Laurent tersenyum tipis dan memasukkan hpnya kedalam saku lagi. "Sebentar lagi, temen aku mau dateng. Tunggu ya.." Laurent tersenyum lagi.

"Iya..."

Angel berlari masuk kekantin itu dan mendekati tempat duduk Laurent dengan seorang laki laki asing baginya. "Kak Laurent!" sapanya penuh semangat.

Angel duduk disamping Laurent dan menatap laki laki itu, sebenarnya dia terkejut dengan luka diwajah laki laki yang belum ia kenal itu, tapi Laurent pernah bilang padanya "Melihat seseorang jangan dari fisiknya, tapi dari hatinya". Ucapan itu selalu terulang dikepala Angel.

"Hai, kak. Nama kakak siapa? Namaku Angel" Angel mengulurkan tangannya, menunggu laki laki itu menjabat tangannya.

Laki laki itu menjabat tangan lembut nan hangat Angela. "Adriano" sahutnya dengan senyum canggung.

"Nama kakak bagus" Angel tersenyum manis.

"Ma...makasih..."

"Kak Lrent, kak Hrvy kemana? Kok ga muncul?" Angel menatap Laurent dengan tatapan penuh pertanyaan.

"Kak Hrvy, lagi izin pulang kampung, neneknya sakit" Laurent berusaha tersenyum canggung untuk menutupi kebohongannya.

"Ohh..."

"Nanti kalau kak Hrvy masuk, aku kenalin kak Hrvy ke Ian juga" Laurent tersenyum menatap Adriano yang masih menunduk.

Adriano mengangguk dan membalas tatapan mata Laurent, mata mereka bertemu selang beberapa detik, setelahnya Adriano kembali menunduk.

"Kak Ian anak baru ya?"

"Iya, aku baru masuk hari ini"

"Aku mau balik kekelas dulu, bel dikit lagi bunyi" Laurent bangkit dari tempat duduknya dan menghabiskan segelas es milonya.

"Aku juga..." Adriano ikut berdiri dan menghabiskan segelas es milonya dan mengambil gelas kosong bekas Laurent dan mengembalikannya ke mas Ucok dan kembali menemui Laurent

"Angel, kamu mau balik kekelas atau?"

"Aku bareng kalian" Angel bangkit dari tempat duduknya, mereka berjalan beriringan menuju kelas mereka yang satu arah. Mata murid murid lainnya tertuju pada mereka. The Most Wanted Girl berjalan dengan seorang laki laki buruk rupa.

"Jangan liatin mereka, liat kejalan. Nanti kamu nabrak" bisik Laurent, dia tertawa kecil tanpa menghentikan langkahnya.

Angel berhenti diikuti Laurent dan Adriano "Aku masuk duluan ya, kak Laurent kak Ian...Bye..." Angel tersenyum lebar dan melangkah masuk kekelasnya.

Laurent dan Adriano kembali kekelas mereka dan duduk ditempat masing masing. Tiba tiba saja Gee menghampiri Laurent "Ren, lo kenapa bisa bareng si beast itu?"

"Beast??"

"Beauty and the beast, beastnya itu buruk rupa, sama kayak..." Gee melirik sebentar kearah Ian lalu menatap Laurent lagi.

"Dia ga seburuk itu...Kamu bisa ga, nilai seseorang bukan dari wajahnya? Kalau kamu ada diposisi dia, kamu bakalan gimana?" pertanyaan yang Laurent luncurkan membuat Gee diam seribu bahasa, dia membayangkan andai wajahnya seperti wajah Ian.

"Bad Dream" Gee mengernyitkan dahinya dan menatap Laurent. "Mungkin, gue udah nabrak tiang listrik biar mati"

"Tapi, dia masih bertahan. Lo bisa bayangin betapa sakitnya hati dia kalau dia denger kamu ngejelek jelekin dia kayak gitu. Lo bisa bayangin kalo temen sekelas lo ngomongin lo dari belakang, perasaan lo gimana? Jangan mulai kalau ga bisa akhirin, jangan ngejek kalo ga mau diejek, jangan jahat kalo ga mau dijahatin, Gee"

Gee diam mematung seribu bahasa, matanya masih menatap kearah Laurent. "Ya, thanks for sharing the discourse" Gee berjalan pergi dan duduk ditempatnya sendiri.

"Dia lagi sakit ya? Padahal biasanya galak deh, virus..." gumam Gee sambil menatap hpnya.

To Be Continued

Halo semuanya
Gimana pendapat kalian
tentang bab ini?

Yuk guys di tekan bintangnya⭐
Hohoho.. Jangan Lupa Comment📝

Next Part
❤️

The Most Wanted Boys & Girls [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang