°•°•°•°
"Lo kenapa, Vy?" Ricard duduk disamping Hrvy yang sedang termenung sejak tadi.
"Tadi, gue abis ngomelin Laurent"
"Kenapa lo omelin? Dia ngapain?!"
"Yang soal berantem itu, tadi gue liat dia nampar Natalia jadi gue pikir dia yang mulai duluan..Terus gue omelin deh..."
"Ck ck ck...Nasib lu Vy, lagian lo ga nanya dulu! Salah siapa sekarang? Elo kan?"
Hrvy hanya mengangguk pelan lalu menopang dagunya dengan tangannya diatas meja. "Dia marah sama gue ya, Ric?"
"Menurut lo aja? Saat lo lagi terpuruk dan butuh dukungan tapi yang lo harapin malah ga ngedukung lo dan justru nginjek lo, lo gimana?"
"Kan ga sengaja..." elak Hrvy.
"Tetep aja, lo udah terlanjur ngukir luka dihatinya"
"Luka bisa diukir?"
"Kan biar puitis, bangke!"
°•°•°•°
"Kak, mau aku ambilin salep diUKS? Ini merah banget loh, kak" tanya Angel.
"Iya, Ren. Cap tangannya si nenek lampir masih nempel dan berbekas dipipi lo" sahut Karin.
"Udah ga sakit lagi, diemin aja besok juga ilang"
"Serius lo? Bukannya disaat begini harusnya si Hrvy Maxine G ngebelain lo? Kok dia malah ngomelin lo demi Natalia?" tanya Karin.
"Biarin aja, siapa peduli!" ketus Laurent.
"Dikit lagi juga bel pulang, lo pulang bareng siapa, Ren?" tanya Karin.
"Gw dijemput kakak gw, kak Loucas"
"Kakak dijemput? Aku pulang sendiri lagi? Nasib jomblo deh..." keluh Angel.
"Kamu kalau mau bareng boleh kok" Laurent tersenyum manis.
Bel pulang berbunyi. Karin, Laurent dan Angel keluar kelas bersama, mereka kekelas Angel dulu karena Angel mengambil tasnya. Lalu pergi kedepan gerbang. Karin pulang lebih dulu sedangkan Laurent dan Angel menunggu didepan pagar.
"Laurent?!" panggil Hrvy, dia berdiri dibelakang Laurent.
Laurent tak merespon seolah dia tidak mendengar suara Hrvy yang memanggilnya.
"Laurent??" suara Hrvy terdengar semakin lembut. Angel menoleh lalu menatap Laurent yang diam saja, dia pun hanya diam.
Sebuah mobil bmw berwarna abu abu berhenti tepat didepan gerbang. Pintu mobil itu terbuka, dan seorang laki laki berjas berwarna biru tua keluar dari mobil itu.
"Kak Loucas!!" seru Laurent, dia langsung memeluk kakaknya yang sudah berdiri tepat didepannya.
Loucas membalas pelukan adik kesayangannya sembari tersenyum lebar dan membelai puncak kepala adik yang sedang dipeluknya.
"Kakak kangen banget sama kamu, Laurent!" ucap Loucas, dia tersenyum lebar tanpa melepas pelukannya.
Angel dan Hrvy hanya terpaku melihat mereka ber 2, anak anak lainnya sudah pulang dan sisa mereka ber 4 didepan gerbang.
Loucas melepas pelukannya dan menangkup wajah cantik adik kesayangannya itu. "Pipi kamu kenapa?"
"Gapapa, kak... Ini blush on aku ketebelan kayaknya" Laurent tersenyum tipis, sambil tetap menatap Loucas.
Loucas mengusap lembut pipi merah Laurent. "Ini bukan blush on, sayang! Coba kasih tau kakak, ini apa?"
"Ini bukan apa apa kak" sahut Laurent, masih berusaha tersenyum.
"Maaf sebelumnya, kak. Tapi itu bekas tamparan" sahut Hrvy membuat Loucas menoleh kearahnya. Loucas melangkah mendekati Hrvy yang lebih pendek darinya.
"Siapa yang nyentuh adek gw?"
Hrvy diam, tak menjawab karena dia merasa bersalah tidak membela gadis itu tadi.
"Ayo pulang aja, kak" Laurent memegang tangan Loucas.
"Siapa yang nampar kamu?" tanya Loucas.
"Bukan siapa siapa, kak.. Ini udah ga sakit lagi"
"Siapa yang nampar kamu?" Loucas mengulang pertanyaannya.
"Pulang aja ya, kak" bujuk Laurent.
"Sayang, siapa yang nampar kamu? Kakak ga bisa liat adik kesayangan kakak dilukain..." Loucas mengelus puncak kepala adiknya. Sama sekali Laurent tak melirik Hrvy, walau hanya 1 detik saja sama sekali tidak.
"Gapapa kak, lagian tadi Laurent juga udah bales nampar dia...Tapi, tiba tiba ada yang muncul dan sok jagoan langsung narik narik. Jadi, kita langsung pulang ya? Angel mau bareng kak, boleh kan?" secara tidak langsung, Laurent menyindir Hrvy. Hrvy tau itu, tapi dia diam saja.
"Yaudah, ayo. Angel, kamu masuk kemobil aja.." Loucas tersenyum sambil menatap Angel.
Angel masuk kemobil duluan, Loucas menatap Hrvy. "Lo siapa? Masih ada urusan?"
"Gw--"
"Bukan siapa siapa kak, cuma kakak kelas doang" Laurent melirik sebentar kearah Hrvy, menatapnya sinis lalu kembali menatap Loucas dan tersenyum.
Laurent menarik Loucas masuk kemobil, meninggalkan Hrvy sendirian disana. Loucas melajukan mobilnya, mengantar Angel pulang lalu baru pulang kerumah.
"Mbak Irna pasti masak banyak..." ucap Laurent.
Loucas mengangguk. "Kakak kangen sama masakan Mbak Irna"
"Non Laurent, itu pipinya kenapa?" tanya Mbak Syita.
Laurent menarik Loucas masuk kerumah, mereka disambut pembantu, supir dan satpamnya, lalu mereka semua makan bersama seperti biasanya.
"Ini blush on nya ketebelan" bohong Laurent, dia melahap suapan pertama makan siangnya.
"Ren, kamu yakin cowok tadi cuma kakak kelas?" tanya Loucas ragu.
"Iya kak, kenapa?"
"Tatapannya itu...?"
"Kenapa tatapannya? Dia beneran bukan siapa siapa!" ketus Laurent, membuat Loucas semakin ragu.
°•°•°•°
To Be Continued
Halo semuanya
Gimana pendapat kalian
tentang bab ini?Yuk guys di tekan bintangnya⭐
Hohoho.. Jangan Lupa Comment📝Next Part
❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
The Most Wanted Boys & Girls [Hiatus]
Teen FictionTHE MOST WANTED BOYS AND GIRLS Hrvy Maxine G Laurent Angelia Holden START : 26 Agustus 2018 END : -