Chapter 1

43 8 0
                                    

Hal yang mampu membuatku selalu tersenyum adalah ketika kulit tak pernah membiarkan kacang terluka.

..{ Humaira }...

------------------------------
---------------
-----


Ottawa, 01 Maret 2018

Seorang wanita muda berbalut jaket kulit tebal dengan hiasan bulu halus dibagian leher, berjalan dengan santai sembari menghabiskan sore. Sendiri.


Ia terus berjalan tanpa tujuan, pasrah dengan kaki yang entah kemana akan membawa tubuhnya berlabuh.


Ia mendesah ringan, ini sudah 5 bulan lebih delapan hari pasca kejadian itu. Kejadian yang membuat hatinya hancur tak berkeping, lalu dibawa pergi angin yang ikut berempati, membiarkan dirinya merenung dan menenangkan diri, sendiri. Kejadian paling buruk dalam hidupnya, bahkan ini lebih buruk daripada ia harus selalu membeli rok baru akibat robek setelah bertemu preman jalanan.


Setelah cukup jauh melangkah, ia mengistirahatkan kakinya disebuah bangku taman. Walaupun sudah sore, tak menurunkan minat para anak kecil untuk terus bermain bersama. Ia tersenyum, sembari mengingat kejadian tiga belas tahun lalu, kisah antara dia dengan seorang yang pernah ada di hatinya.


--------------------
----------


Jakarta, 08 April 2005


Sore ini seperti biasa ditaman, banyak anak-anak yang menghabiskan harinya disini. Bahkan orang dewasa pun ikut serta, dengan alasan yang berbeda-beda pastinya.


Sebuah bangku taman yang di payungi oleh pohon rindang, ada sepasang anak berusia sebelas tahun duduk sambil memakan es krim dengan semangat. Ini adalah es krim kedua yang dimakan oleh si gadis kecil, sedangkan anak lelaki yang menemaninya hanya duduk sambil memainkan stick es krim miliknya yang baru saja habis.


"Mm.. Makasih ya, San. Kapan-kapan aku yang traktir, deh." ujar Tasya masih mengemut es krim coklat dan pisangnya


"Nggak usah. Aku nabung juga buat kamu, jadi kalau uangku habis karena kamu aku nggak masalah." jelas Ihsan. Lalu menoleh kearah gadis kecil disampingnya yang sudah memasang wajah terkejut. Rona merah jampu pun ikut menghiasi wajah imutnya.


"Kenapa?" tanya Ihsan polos.


Tasya salah tingkah, ia kembali memakan es krim untuk menutupi rasa kagetnya.


"Jangan manjain aku, aku juga punya tabungan, kok." balas Tasya tanpa menoleh.


"Uang tabungannya kamu simpan aja untuk masa depan nanti. Jangan di ambil-ambil." jelas Ihsan masih menatap gadis imut yang memanjakan iris coklatnya.

Humaira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang