"Hey Denis," sapa Jeane saat melihat istri dari atasannya keluar dari lift mendekati mejanya.
"Hai, Jeane." Senyuman cerah menghiasi wajah Denisa.
"Aduh, adem deh liatin senyum kamu." Jeane memegangi dadanya hyperbola. "Seperti nya wajahmu lebih bersinar setelah menikah." Goda Jeane yang langsung membuat wajah Denisa memerah.
"Apa sih.. Ada juga kamu tuh. Katanya kamu balikan kan sama Yosua. Langsung persiapan pernikahan lagi." Kali ini Jeane yang bersemu merah. Dirinya tidak siap dengan serangan balasan dari Denisa.
"Pasti Iyos yang cerita, ya kan!" Jeane masih bersemu merah.
"Ya siapa lagi? Kan pacarmu itu suka ngerumpi." Denisa tertawa melihat wajah Jeane yang masih bersemu. "Tapi aku ikut senang ya kalau kalian bisa kembali bersama." Kali ini Denisa memuji dengan tulus.
"Terimakasih." Jeane membalas dengan senyuman hangat. "Btw, kamu mau nyamper Aldo?" Denisa menggeleng.
"Aku kesini mau ngajak kamu pergi." Jeane menaikan alisnya bingung.
"Heh? Kemana?" Denisa tersenyum misterius pada Jeane.
"Kamu akan tau nanti." Denisa langsung menyambar tas Jeane di mejanya.
"Eh-eh Nis, aku kan masih kerja." Jeane menahan tasnya yang di tarik Denisa.
"Aduh, kamu kan pergi sama istri bos mu. Tenang saja." Denisa menunjukan dirinya dengan bangga.
"Sejak kapan kamu jadi sombong." Jeane terkekeh. Biasanya Denisa paling tidak suka di sebut seperti itu karena menurutnya sangat norak. Tapi kali ini malah dirinya sendiri yang membanggakan diri.
"Hehe sekali-sekali jabatan itu harus di pergunakan dalam situasi seperti ini." Denisa menaik-turunkan alisnya. "Ya udah yuk!" Kali ini Jeane hanya bisa pasrah saat dirinya di tarik oleh Denisa.
****
Yosua mengecek jam di tangannya yang menunjukan pukul 12 siang tepat. Waktu nya makan siang.
Hari ini beda dari biasanya dikantor. Perusahaan Yosua mengadakan acara untuk peluncuran perangkat keras terbaru untuk sistem perkantoran. Dan banyak orang penting dari beberapa perusahaan datang untuk menghadiri acara ini.
Divisi IT yang di kepalaku oleh Thomas benar-benar bekerja keras untuk ini, dan Yosua sebagai kakaknya hanya mendukung apa yang di lakukan oleh adiknya.
"Wah, selamat ya. Tadi adikmu?" Aldo menghampirinya. Memang sudah masuk ke acara makan siang.
"Ya. Dia salah satu aset perusahaan yang harus di jaga." Yosua tertawa membanggakan diri.
"Ya, tapi kenapa hanya kau yang tidak bisa di banggakan ya?" Tawa Yosua terhenti mendengar sindiran Aldo. Kali ini Aldo lah yang puas tertawa.
"Ku lihat kau tidak membawa sekertaris mu?" Tanya Yosua yang memang dari tadi tidak melihat Jeane yang bisa nya mendampingi Aldo ke berbagai pertemuan.
Hari ini memang dirinya sibuk dengan urusan mengatur segala persiapan acara ini, jadi dia tidak bisa sama sekali memegang hpnya untuk sekedar menghubungi Jeane. Bahkan benda kecil itu dia tinggalkan diruangan nya di lantai atas.
"Hari ini aku hanya di temani oleh kepala divisi IT saja." Aldo menunjuk laki-laki dengan kacamata yang sedang mengobrol bersama beberapa orang tak jauh dari mereka. "Dan sekertaris ku, dia di culik oleh istriku dari jam masuk kantor tadi pagi." Mendengar itu senyuman Yosua makin mengembang.
"Saat minta izin untuk meminjam Jeane untuk hari ini dan tetap menghitung Jeane sedang bekerja, sungguh berat sebenarnya. Tapi aku menikmati saat Denisa memintanya padaku. Membuatnya benar-benar seperti istriku." Aldo tersenyum sendiri dengan ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose
RomanceDisaat pilihan itu datang tiba-tiba, tapi mampu membuatku nyaman. Tapi sepertinya rasa nyaman tidak cocok untuku. -Jenifer Agatha Lalamentik Pilihan yang tidak ku pilih mampu membuatku merubah pilihan awalku pada pilihan aneh itu. Pilihan yang merub...