Typo bertebaran colek colek aja,thanks buat yg masih mau mampir n vote.. maaf kalo feel kurang ngena dan kurang memuaskan buat kalian..semoga suka, happy reading😊😊..
****Gerungan suara rombongan motor besar yang memekakkan telinga memasuki halaman rumah besar tempat Hani dan ibunya bekerja.
Hani yang saat itu selesai menutup pintu pagar setelah semua motor besar milik kawan-kawan anak majikannya masuk, langsung bergegas masuk ke dalam sebelum beberapa di antara mereka berhasil menggodanya seperti biasa.
Meski mereka hanya menggoda secara verbal, namun Hani merasa tidak nyaman saat rayuan dan godaan mereka mulai menjurus ke arah pelecehan.
Wajah tampan, kaya raya, pendidikan tinggi seperti tidak ada artinya saat mulut mereka berbicara penuh sampah.
"Den Raja, teman-teman aden sudah datang.." lapor Hani saat melihat Raja keluar dari pintu kamar yang Hani lewati bila ingin ke dapur.
Raja memandang wajah polos anak pembantunya ini dengan tatapan sendu meskipun wajahnya ia pasang sedatar mungkin. Hani yang tadinya menatap ke arahnya dengan mata bulat yang sesekali mengerjap, langsung menundukkan wajah saat Raja balas langsung menatap matanya.
" Kamu nggak usah keluar nyuguhin minuman, minta tolong bik Sarti saja, biar kamu nggak digodain sama mereka." Ucap Raja membuat Hani kembali mendongak.
" Ibuk masih ke pasar, Den Raja.."
"Ya sudah sekarang kamu ke dapur buatin minumannya, biar aku yang bawa keluar.." putus Raja sambil melangkah menuju dapur tanpa menunggu Hani yang terdiam mencoba mencerna ucapan Raja.
" Tapi, Den..." kejar Hani setelah paham maksud Raja dan menyusul langkah anak semata wayang majikan tersebut.
" Sudah kamu nurut kalo nggak mau digodain mereka.. Oh..atau kamu seneng kalau mereka godain kamu? Iya?" suara Raja makin dingin dengan pandangan tidak suka membuat Hani mau tak mau menurut.
Tanpa bicara Hani mulai menyiapkan suguhan untuk para pemuda teman kuliah Raja. Sesekali Hani mencuri pandangan dengan takut takut ke arah Raja yang kini berdendang pelan sambil menunggu Hani bekerja. Lelaki itu berdiri bersendekap bersandar dinding dekat pintu dapur dengan sebelah kaki yang menekuk di dinding.
Adiraja Hadinata, biasa dipanggil Raja, umurnya kurang lebih 5 tahun lebih tua dari Hani. Lelaki itu baru menyelesaikan skripsi beberapa bulan lalu di usia hampir 25tahun setelah masa-masa nakal lelaki itu berakhir dengan kematian Nyonya besar, ibunda Raja.
Raja sangat terpukul saat kecelakaan yang merenggut nyawa ibundanya. Apalagi kecelakaan itu terjadi saat sang ibu hendak menjemput Raja yang mabuk di klab malam.
Hani ingat saat itu dia baru saja mulai bekerja di rumah besar ini. Bagaimana menyayat hati raungan tuan muda Raja sesaat setelah sadar dari mabuknya dan mengetahui jenazah ibunya sudah selesai dikebumikan. Setahun penuh Tuan besar berduka dan mengacuhkan sang putra tunggal yang seakan mengalami titik balik kehidupannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shoot Adult Story
Short StoryKumpulan cerita pendek mengadung adult content 18++..mohon bijak dalam membaca