Terima kasih untuk support vote dan komen di bab2 sebelumnya. Maaf bila masih banyak typo bertebaran dankurang hot maupun feel yang kurang ngena di hati..
Happy reading
*****Laras menatap gemas pintu kafe yang puluhan kali berdenting membuka dan menutup siang ini. Kalo bukan Yomi yang ngajak ketemuan dengan alasan ada hal penting untuk dibicarain, tak mungkin dia sudi bengong sendirian menghabiskan 2 cangkir cappucino hangat favoritnya seperti ini
Matanya lelah melihat belasan pasangan yang beromantis-romantisan di dalam kafe ini. Nasib jomblo, weekend nggak ada kerjaan, nggak ada gebetan maupun pasangan dan sekarang duduk di kafe yang emang suasananya cozy dan romantis buat muda-mudi yang dimabuk cinta.
"Kalo 15menit nggak datang, aku out, dan besok tuh monyet aku matiin sekalian. " gerutu Laras sembari menyeruput minumannya.
Pintu kafe berdenting untuk ke 33xnya sejak Laras datang sejam yang lalu, seperti reflek dirinya menoleh. Aahh selamat juga tuh monyet dari siksaan yang udah Laras rancang di bagian otak pecinta novel dan film genre suspence miliknya.
Seorang pria berstelan lengkap, Jas berdasi, celana panjang rapi dan licin, berdiri mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan kafe tersebut dan tersenyum lebar saat menemukan seorang gadis berambut panjang sedang cemberut melihatnya ditemani 2 cangkir kosong di meja.
"Sorriii, banget, La... " Ucap Yomi setelah duduk di hadapan Laras yang masih memasang wajah betenya.
"Oke.. Kamu sibuk, masih rapat, ketemu klien, dikunciin sekretaris ganjen, apalagi alasanmu kali ini? "sembur Lara kesal.
"Hehehe, peace, Laras..tadi ada klien mendadak minta diundurin jam pertemuannya. Dan si Sisil udah aku pecat kemaren lusa setelah terang-terangan berusaha meluk aku di dalam lift. Lama-lama risih juga ngadepin dia. Daaan sekretaris baruku fresh graduate jadi masih butuh penyesuaian. "jelas Yomi berusaha meredakan kekesalan sahabat sedari kecilnya sekaligus yang diam-diam menempati hatinya sejak dulu.
"Wiih sekretarisnya baru, seger dong?" goda Laras lupa kalo sedang marah. Memang dirinya nggak bisa lama-lama marah dengan nih cowok yang sudah jadi kembar siam nya sejak duduk sebangku saat SMP dulu.
"Brondong.. Dia cowok.. "gumam Yomi yang kini duduk di hadapan Laras dan mengambil cangkir cappucino milik Laras.
"Heee.. Pesen sendiri, Nyet..!! seru Laras mencekal cangkir yang nyaris sampai di bibir Yomi.
"Peliit banget siiihh.. Dikit doang iniii.. " Yomi mempertahankan cangkir itu dan berhasil meminum habis isi cangkir tersebut.
Laras melotot melihat cangkir kosong itu dikembalikan ke mejanya. Dengan gemas dipukulinya lengan berotot Yomi. Dan hanya Laras yang berhasil membuat pukulannya tidak sia-sia. Biasanya siapapun yang memukul otot keras itu akan berakhir dengan kesakitan pada kepalan tangannya.
"Aduuhh.. Aduhh.. Ampun La... "
Laras menghentikan siksaannya dengan cemberut.
"Okee.. Aku beliin kamu 5 cangkir sebagai gantinya. "
"Nggak usah.. "tukas Laras yang beranjak menuju pintu keluar.
Yomi bergegas menyusul dan sekejap kembali lagi dan membayar ke kasir. Mbak Kasir yang hampir berteriak memanggil mereka hanya mengulum senyum menyaksikan cowok gagah di hadapannya ini memandang gusar pada pintu.
Yomi berhasil menyusul Laras yang sedang berdiri di pinggir jalan menunggu taksi. Tanpa banyak kata ditariknya gadis itu menuju parkiran mobilnya.
Laras menurut meskipun dengan cemberut.
"Udah deh jangan manyun terus..aku minta maaf, Lalala, cantiik.. " rayu Yomi dengan sikap memohon.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shoot Adult Story
Short StoryKumpulan cerita pendek mengadung adult content 18++..mohon bijak dalam membaca