Sudah tiga hari Irene marah. Pesan singkatku tak dibalas, telepon dariku tak diangkat, bahkan saat berpapasan di selasar sekolah tadi pagi pun ia tak melirikku barang sekalipun.
Alasan dia marah? Sebenarnya sangat sepele. Saking sepelenya bahkan aku malas untuk menuliskannya di sini.
Ya sudah lah. Aku lelah meminta maaf berkali-kali.
Kuputuskan untuk bermain basket saja. Persetan sudah dengan panas terik, toh kulitku juga sudah gelap.
Saat sedang mendribble bola, aku tak sengaja melirik ke arah jendela kelas Irene. Kudapati Irene sedang melihat ke arahku, tapi sesaat kemudian dia berbalik dan menjauh dari tempatnya semula.
Hey, Ireneku yang manis, tak usah malu-malu.
Akui saja kalau kamu rindu.
☘☘☘