Mozaik 3 New Beginning

28 6 0
                                    

Satu Minggu sudah berlalu

*****

Matahari menyembulkan dirinya dengan malu-malu, sinar hangatnya perlahan masuk menembus jendela gadis mungil yang sedang terlelap di bawah gulungan selimut berkarakter bola Barca itu. Yah siapa lagi kalau bukan Reva.

Reva atau yang sering di panggil Rere  merasa terusik akan sinar itu, ia mengerjapkan matanya berkali-kali hingga nampak lah nuansa kamar yang di cat warna silver itu dengan pernak pernik dan miniatur club' bola, yah apa lagi kalau bukan club' Barca kesayangannya.
Reva tersenyum, ia bangkit dari tidurnya dan menengok ke arah jam waker yang berada di atas nakas. Jam itu sudah menunjukan pukul 05:30 Wib, ia teringat bahwa hari ini akan jadi hari bersejarah sebab ia akan memasuki sekolah barunya. Hari ini adalah hari pertama Reva masuk sekolah dan ia akan menjalani yang namanya MOS atau sering disebut dengan Masa Orientasi Siswa. Reva sangat bersemangat sebab ia masuk di sekolah terfavorit di Jakarta, yah nama sekolah barunya yaitu SMA TUNAS BANGSA.

*****

Reva berjalan santai menuju kamar mandi, ia harus bersiap diri pagi-pagi untuk berangkat ke sekolah.
Setelah 30 menit kemudian, Reva keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah rapi.
Ia terlihat cantik dan imut dengan polesan make up yang natural, di tambah liptbalm warna peach yang menambah kesan fresh penampilannya. Setelah selesai melihat penampilannya sendiri di depan cermin, ia mengambil tas dan bergegas turun kebawah untuk sarapan bersama keluarganya. Ia menuruni anak tangga dengan senyum merekah, semua keluarganya menatap Reva dengan tersenyum hangat.
"Good morning, mom, dad and big brother" sapa Reva sambil mencium pipi masing-masing dari mereka ( Syarief, Lisa dan Raka )
Dan duduk di samping Raka.
"Morning sayang" balas Lisa dan Syarief bersamaan sambil tersenyum
"Morning Re, cantik bener adek abang" ucap Raka sambil memakan roti selai kacangnya.

Reva hanya tersenyum manis menampilkan lesung pipinya di sebelah kiri untuk menanggapi pujian dari Kakaknya.
Ramai, itulah keadaan di meja makan pada pagi ini, mereka saling bercanda ria dan mengubah suasana dingin menjadi hangat.

Ciiiittt, bunyi decitan kursi bergeser di sebelah Raka, yah siapa lagi kalau bukan Reva. Reva menatap Raka dengan tatapan memohon lalu berucap.
"Bang, anterin Rere yah hari ini" pinta Reva memelas
"Gak ah, ngapain nganterin Lo. Mending gue di rumah" tolak Raka dengan seringai jahil
"Yahh, Abang tega sama Rere. Yaudah deh Rere nyetir sendiri, biarin Rere nyasar kemana kek" kata Reva cemberut
Raka hanya menggelengkan kepala nya melihat tingkah Reva yang terbilang bikin gemes itu, ia memang berniat mengantar Reva hari ini ke sekolah barunya akan tetapi mengerjai Reva sedikit di pagi ini boleh juga pikirnya.
"Lah jangan cemberut gitu napa, ntar  cantiknya ilang loh" canda Raka sambil menoel pipi Reva yang chubby itu.
Reva pun menahan senyumnya, ia sangat beruntung memiliki kakak seperti Raka yang sangat menyayanginya lebih dari nyawanya sendiri. Reva pun menghambur memeluk Raka. Raka pun tersenyum hangat dan membalas pelukan dari Reva.
"Rere sayang ama abang" gumam Reva pelan
"Iya iya Abang tau, abang juga sayang sama Rere. Cepat gih siap-siap ntar abang anterin" ucap Raka penuh kasih sayang.
Reva mengangguk dan melepas pelukannya, ia bergegas mengambil tasnya yang berada di atas nakas ruang tamu. Lalu, Setelah itu mereka berdua pamitan kepada kedua orang tua mereka. 

*****

Mobil mereka membelah jalan, setelah 25 menit terjebak macet akhirnya mereka sampai di pelataran sekolah yang kokoh nan elit itu. Raka keluar dari mobil ia mengitari  mobilnya dan membukan pintu mobil untuk adik tercintanya itu, siapapun akan iri terhadap perhatian yang diberikan oleh Raka terhadap Reva. Banyak kaum hawa menatap Raka dengan binar mata memuja, bahkan ada yang menganggap mereka sepasang kekasih sebab umur mereka tak jauh berbeda.
"Bang Rere masuk dulu yah" ucap Reva
"Eh iya belajar yang bener my little princess" sahut Raka sambil membenarkan rambut Reva yang sedikit berantakan.
Reva hanya mengangguk lalu bergegas masuk ke sekolah barunya, sedangkan Raka memandangi punggung Reva yang perlahan menghilang lalu kemudian ia bergegas berangkat kuliah. Yah sebenarnya Raka kuliah jurusan psikologi alasannya sih klise karena ia menyukai hal tersebut.

Cinta Untukmu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang