Mozaik 9 Inikah Rasanya?

32 4 0
                                    

Holaaaaaaa guys, sorry yah kalo story' gue banyak typo nya maklumin aja yah gue juga masih pemula. Salam hangat dari gue guys. Jangan lupa vote story' gue dan jadi readers setia gue. By😁😁






*****
Kecewa itu sudah pasti di rasakan oleh sosok misterius yang mencintai Virgo, akankah perasaannya terbalaskan. Mengingat Virgo tak pernah menengok sedikit pun ke arahnya membuat harapannya pupus, bahkan ia rela menjadi secret admirer Virgo semenjak Virgo masuk sekolah. Ia yang selalu berangkat pagi-pagi membawakan satu pucuk surat cinta dengan satu kotak makanan yang ia taruh dalam loker Virgo.
"Huuh salahkan perasaan ini yang semakin bertambah besar Go" gumamnya sendu

Ia berbalik dan bergegas masuk ke dalam mobil meninggalkan tempat yang membuat dadanya sesak, ia harus bisa menghalau semua perasaan yang ada di hatinya.

"Shittt" umpat sosok misterius tersebut sambil memukul kemudi mobilnya.

Ia memegang dadanya dan menghela napas pelan, ia tak yakin ia akan bisa menghilangkan perasaannya ini atau tidak.

*****
Di lain tempat, sekolah juga sudah bubar sewaktu Reva ijin pulang sebab ada rapat penting dan kepala sekolah SMA Tunas Bangsa mengijinkan semua murid Tunas Bangsa pulang ke rumahnya masing-masing.
Tepat di koridor sekolah Dinda berjalan seorang diri sedangkan Salsa sudah pulang terlebih dahulu karena harus menemani Reva di rumah. Yah mereka juga baru tahu bahwa Reva melakukan sesuatu di luar batas, dan mereka menyakini bahwa sisi gelap seorang Reva telah muncul kembali. Keduanya meruntuki ulangan Matematika itu sebab gara-gara ulangan itulah mereka berdua tak berada di samping Reva bahkan mereka berdua tak sempat ke kantin untuk mengisi perut. Saat Dinda berada di ujung koridor, ia menoleh ke arah belakang sebab ia merasa bahwa ada yang mengikutinya sejak tadi tapi ia menghalau hal tersebut dan melanjutkan langkah kakinya. Hingga entah datang dari mana ada seseorang yang membuatnya terkejut dari arah belakang.
"Dorrrrrrrr" kejut Reno sambil memegang kedua bahu Dinda

Dinda terkejut setengah mati, ia mengelus dadanya sambil berusaha menetralkan detak jantungnya yang berpacu dengan cepat lalu setelah itu ia membalikan badannya, dan ia melihat Reno sambil memasang wajah jahilnya.
"Isshhh kak Reno nyebelin kalo gue jantungan gimana" kesal Dinda sambil memukul lengan Reno.
"Iya iya sorry yah sayang" ucap Reno terkekeh sambil mengedipkan matanya.

Mata Dinda membulat seketika, apa ia tak salah dengar Reno memanggilnya dengan sebutan sayang. Ia merasa wajahnya memanas, ya ampun ini muka gue kok panas gini pasti merah deh batin Dinda. Reno yang melihat Dinda malu, hanya tersenyum tipis lalu berucap.
"Din Lo kenapa jalan sendiri, Salsa mana" tanya Reno serius sambil menatap intens wajah Dinda.
"Eh Salsa tadi udah duluan soalnya mau nemanin Reva di rumah" sahut Dinda lalu berlalu begitu saja.
Entah kenapa dadanya tiba-tiba sesak saat Reno mempertanyakan keberadaan Salsa dengan serius. Cemburu? Mungkin itu satu kata yang sedang melingkupi hatinya saat ini, ia tak sanggup menahan air matanya oleh sebab itu ia bergegas pergi begitu saja. Reno yang melihat Dinda pergi begitu saja langsung menyusulnya, apa gue salah bicara yah batin Reno.
"Din" panggil Reno lembut

Dinda menghela napas pelan, berusaha tersenyum walaupun keadaan hatinya sedang tidak baik. Ia membalikan tubuhnya menghadap Reno dan tersenyum manis.
"Iya kak ada apa" sahut Dinda dengan ramah
"Lo kenapa" tanya Reno

Dinda menghembuskan napas berat, lalu berucap.
"Gue kak? Oh gue gak apa-apa" balas Reva sambil menunjuk dirinya

Ia tersenyum getir, oh Tuhan mengapa ia begitu berharap besar kepada Reno sedangkan Reno tak memiliki perasaan apapun terhadapnya. Dinda meruntuki kebodohannya karena melupakan satu fakta tersebut.
Reno berdehem lalu berucap.
"Lo combokur sama Salsa" tanya Reno to the point.

Cinta Untukmu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang