Jika harta adalah prioritas kalian. Lantas mengapa sebuah keluarga di ajarkan untuk berkasih sayang.
~Salsa Fernandes~
*****
PraaanggggggBunyi benda pecah memekakkan telinga seorang gadis cantik bernama Salsa Fernandes. Gadis itu baru saja pulang dari sekolah, sesaat tiba di rumah ia harus melihat kembali kejadian dimana kedua orang tuanya bertengkar hebat.
"Aku udah bosan sama kamu mas, aku lagi cape kerja tapi kamu gak ngerti" pekik Risna Fernandes ibu dari Salsa.
"Bukan gitu mah, aku bilang kamu gak perlu kerja keras terus. Papa pengen mamah dirumah mengurus dan memberikan kasih sayang ke Salsa" ucap Fernandes sambil menahan emosi yang perlahan naik ke ubun-ubun.
"Dia udah besar, buat apa mamah terus ngurus dia hah" teriak Risna dengan emosi yang menggebu.Plaakkkkkk
Tamparan Fernandes membuat tubuh Risna tergeletak di lantai dengan tangan memegang pipinya yang memanas. Fernandes mengusap kasar wajahnya, ia lepas kontrol oleh sebab itu ia melakukan hal yang sama sekali tak pernah ia lakukan terhadap Risna.
"Hhh kamu nampar aku cuman karena anak haram itu mas" ucap Risna miris sambil meneteskan air matanya
"Risna" bentak Firnandes
"Apa hahh aku benar kan mas, dia itu pembawa sial. Dia anak haram dari jalang yang pernah mas tolong kann" teriak Risna dengan emosi menggebu
"Dia putri kita" tegas Fernandes dengan rahang mengeras
"Aku cape sama kamu, kamu pilih aku atau anak jalang itu. Jika kamu pilih dia, kita CERAI" pekik Risna lalu berlalu begitu saja meninggalkan FernandesFernandes mengusap kasar wajahnya, ia frustasi. Sedangkan Salsa sedari tadi sudah membeku di depan pintu mendengar ucapan sang ibu yang ternyata bukan ibu kandungnya sendiri. Bulir air menetes dari netra kehijauan itu, ia menggigit bibir bawahnya untuk meredam tangisnya agar tidak pecah. Salsa berlalu menuju kamarnya, nyawanya seakan hilang di telan oleh bumi. Sesampainya di dalam kamar ia merenung, jika benar ia anak pembawa sial maka ia dengan suka rela untuk keluar dari rumah ini karena bagaimana pun ia hanya orang asing disini. Salsa menuju meja belajarnya untuk menulis sebuah surat yang ia tujukan kepada orang di rumah ini. Salsa memutuskan untuk pergi sejauh mungkin dari keluarga yang selama ini ia anggap seperti keluarganya sendiri. Selesai menulis surat, ia mengambil kopernya untuk memuat bajunya yang akan ia bawa. Air matanya sudah menyusut, mata indah yang di bingkai oleh bulu mata panjang itu sudah tak mampu mengeluarkan air mata lagi. Tapi itu semua berbanding balik dengan hatinya yang sekarang tercabik oleh rasa sakit yang tak terhingga itu.
Sepeninggal perginya Salsa, Fernandes kalang kabut mencari dimana Salsa. Ia melihat kamar Salsa yang rapi dengan lemari baju yang kosong. Fernandes menuju ke arah meja belajar Salsa, ia melihat sebuah kertas putih yang dimana terdapat tinta yang sedikit memudar oleh bekas jejak air mata yang gugur membasahi kertas tersebut. Fernandes membaca surat dari Salsa dengan mata yang berkaca-kaca, ia tak menyangka Salsa yang ia anggap sebagai putrinya sendiri harus pergi meninggalkannya. Cukuplah di masa lalu Fernandes merasakan hal ini, dulu ia juga sempat kehilangan putra satu-satunya sebab kecelakaan dan tak pernah ia bertemu kembali sampai saat ini. Fernandes terduduk lemas, tangannya bergetar hebat setelah membaca surat dari Salsa yang menyayat hati.
Pah maafin Salsa, maafin Salsa yang udah dengar semuanya. Salsa gak pantes tinggal disini lagi, makasih juga udah besarin Salsa seperti anak kandung papah sendiri. Salsa udah mutusin ini semua pah, Salsa akan jaga diri baik-baik. Papah gak usah khawatirin Salsa. Oh iya papah jangan sedih karena Salsa udah pergi dari rumah. Salsa cuman mau bilang, sampaikan permintaan maaf Salsa yang udah nyusahin mamah dan yang selalu bikin papah bertengkar dengan mamah gara-gara Salsa. Salsa cuman anak haram yang pembawa sial bagi kalian, Salsa gak pantes tinggal dirumah ini lagi. Setelah papah baca surat dari Salsa, Salsa udah pergi jauhhhhhhhh dari kehidupan kalian berdua. Salsa sayang sama kalian. Ingat yah pah jangan sedih, Salsa gak mau liat Papah sedih. Salsa pasti bakalan kangen sama kalian.. I Miss You.