Buat para readers setia gue yang lagi baca cerita gue, jangan lupa tinggalkan jejak. Gak sulit kan cuman tinggal pencet kata vote doang, gue juga gak maksa sih tapi lu pada pasti ngerti mana ada penikmat karya seseorang tapi maunya gratis. Hehehhe apaan yakk author gaje, sorry guys. Sekian dari gue, Salam hangat buat para readers setia gue😘😍😍😍😍
Sorry kalo typo berterbangan.
*****
Sosok pria berwajah tampan kini sedang menyusuri koridor, ia berjalan keluar kelas untuk mencari sosok gadis pujaan hatinya yang sedari tadi menghilang pada saat jam pelajaran sedang berlangsung, padahal tadi Reva hanya ijin sebentar ke toilet. Virgo celingak-celinguk mencari dimana keberadaan Reva tapi ia tak kunjung menemukan gadis itu. Sehingga mengharuskan virgo bertanya kepada salah satu murid yang sedang melintas di depannya.
"Eh, lo tau dimana Reva" Tanya Virgo ramah ke seorang gadis cupu yang sering di bully para kakak kelas.Gadis nerd itu pun tersentak kaget, sambil terbata-bata ia menyahut pertanyaan yang di lontarkan oleh virgo.
"Emmmm,,ittuuuuuuu, annnnuuuuuu tadi Aku liat Reva di UKS" sahut Gadis nerd itu sambil menundukan pandangannya.Virgo mengernyitkan dahinya, apa Reva sedang sakit pikirnya. Tak mau membuang waktu ia bergegas menyusul Reva ke UKS, ia khawatir jika Reva kenapa-kenapa. Setelah sampai di depan pintu UKS dengan keras Virgo membuka pintu UKS tersebut sampai-sampai orang yang berada di dalam UKS terlonjak kaget begitupun dengan Reva yang cengo melihat wajah Virgo yang nampak khawatir. Virgo menghela napas pelan lalu berjalan ke arah Reva yang sedang berbaring sambil memijat pangkal hidungnya. Virgo memberondong Reva dengan pertanyaan yang bejibun sehingga membuat Reva kesal setengah mati mendengarnya.
"Re lo gak apa? Mana yang sakit? Ini? Hah ini? Lo mau apa? Mau gue beliin makanan? Lo jawab Napa sih Re, gue khawatir" ucap Virgo dengan nada khawatir sambil memijat pelan dahi Reva.Orang yang berada di dalam UKS hanya memandang cengo melihat air muka Virgo yang kelewat khawatir dengan keadaan Reva. Satu kata yang mereka ucapkan dalam hati yaitu kata beruntung. Reva hanya diam Tak bergeming sebab kepalanya serasa pusing untuk menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh virgo. Tak beberapa lama nyeri di kepalanya mulai berkurang, setidaknya ia bisa menjawab pertanyaan virgo.
"Gue gak apa, cuman pusing aja" sahut Reva lemahVirgo yang mendengar jawaban Reva hanya menghela napas lega, sedari tadi pikirannya di rasuki berbagai macam kata negatif tentang Reva, ia sangat khawatir dengan keadaan Reva melebihi apapun. Lantas virgo hanya tersenyum lalu berucap.
"Lo kenapa bisa kayak gini" Tanya Virgo seriusReva hanya menghela napas lelah, bagaimanapun ia harus menceritakan semuanya kepada Virgo.
Flashback on
Reva berjalan sendiri di koridor karena ia terburu-buru hendak pergi ke toilet. Hingga beberapa menit kemudian, Reva keluar dari toilet sambil mencuci kedua tangannya di wastapel. Sekali-kali ia membenarkan penampilannya yang sedikit berantakan. Sesaat ia sedang asik-asiknya membenarkan penampilannya tiba-tiba pintu toilet di buka dengan keras, sontak membuat Reva memekik karena kaget. Setelah insiden pintu di buka dengan keras kemudian di susul oleh seorang gadis menor yang mirip cabe-cabean yah siapa lagi yang sering bikin onar kalau bukan Bella. Bella memandang Reva dengan sinis sekaligus marah, reva hanya mengernyitkan dahinya bingung apa ia memiliki salah terhadap Bella. Melihat Bella perlahan melangkah maju menghampiri Reva, insting Reva menyuruhnya untuk perlahan mundur. Ia akan melihat seberapa jauh Bella akan berbuat. Reva melirik bella bersama dua antek-anteknya yang sedang menunggu di depan toilet takutnya jika ada orang yang melihat mereka membully Reva di toilet. Reva hanya mendengus kesal sebab nenek lampir mirip cabe-cabean ini selalu membuat masalah dengannya.