PART 4

91 4 6
                                    

Jangan pernah salahkan aku atas perubahan sikapku. Karena sejatinya kaulah yang membuatku berubah menjadi seperti ini.

"Tidak ada orang tua yang tidak sayang kepada anaknya sendiri. Mereka sayang kepada semuanya tapi hanya saja mereka menunjukkan rasa kasih sayang yang berbeda kepadamu. Mungkin kamu anak yang mereka sayangi, tapi mereka tidak mau menunjukkan sikap itu karena menurut mereka itu tidak adil." jelas pak Maliji yang tiba tiba sudah berada di sampingku.

"Bapak yakin dengan perkataan bapak itu ?" tanyaku

Dia hanya mengangguk tanda dia sangat yakin dengan ucapannya.

"Tapi sayangnya saya tidak merasa bahwa orang tua saya menyayangi saya, mereka menyayangi saudara saya tapi tidak dengan saya. Mereka selalu memperhatikan saudara saya, tapi sedangkan kepada saya mereka hanya bisa marah marah dan saya di banding bandingin dengan yang lain ? Apa itu bukti kalau mereka menyayangi saya ? Menurutku itu bukti yang sangat nyata kalau mereka tidak menginginkan kehadiranku disana." ucapku sesegukan

Pak Maliji hanya bisa diam, mungkin bisa dibilang dia sedang kalut dengan pemikirannya sendiri untuk meyakinkan bahwa orang tuaku menyayangiku.

Setelah lama saling diam, akhirnya aku bicara agar memecahkan keheningan ini "pak Maliji .." panggilku dan dia menoleh ke arahku sambil mimik wajahnya menggambarkan kalau dia menanyakan alasan mengapa aku memanggil dia.

"Maaf sebelumnya jika saya lancang, tapi alangkah baiknya jika bapak segera kembali ke sekolah, biarkan saya disini sendirian. Saya ingin menenangkan diri dulu, setelah tenang saya akan pulang pak." ucapku kepada Pak Maliji

"Baiklah, saya kembali dulu. Kamu hati hati, ingat jika kamu lagi dalam kesulitan seperti ini jangan menyetir mobil sendiri, takutnya nanti terjadi diluar dugaan kamu. Assalamualaikum." pamit dia lalu pergi meninggalkanku sendiri.

Setelah kepergian pak Maliji, aku menangis sejadi jadinya. Aku memutar kenangan ku yang sangat kelam. Dimana saat itu aku di siksa oleh kedua orang tuaku.

    Flashback on

Sekitar 3 tahun lalu, hari dimana aku masih duduk di bangku smp. Aku adalah anak yang sangat jail, sampai pada suatu hari kejailanku membawa korban hingga korban itu dilarikan kerumah sakit.

Saat itu,aku sedang asyik bergurau dengan teman temanku, aku dengan sengaja menumpahkan pembersih lantai, tapi aku berfikir aku tidak akan membersihkannya agar siapapun yang lewat disini jatuh dan aku bisa tertawa melihatnya. Tapi saat itu ada seorang temanku yang sangat polos melewati tempat yang dimana ku jatuhi oleh pembersih lantai, dia terpeleset dan jatuh. Kepala bagian belakangnya terbentur sangat keras ke lantai hingga menyebabkan dia pingsan seketika itu. Aku merasa takut, akhirnya aku putuskan untuk pulang. Aku tidak berani bertanggung jawab, takutnya nanti aku di jebloskan ke penjara.

Saat perjalanan pulang rasa takut terus menyelimutiku. Saat sampai dirumah, ku liat kedua orang tuaku sudah berdiri di depan pintu dengan wajah yang sulit diartikan. Aku berjalan gontai dan rasa takut masih menyelimutiku.

Saat aku sudah sampai di depan pintu rumah, papa tiba tiba menamparku dengan sangat keras hingga akhirnya aku jatuh tersungkur. Sedangkan mama dia malah menjambak rambutku, aku hanya bisa nangis sesegukan diperlakukan seperti ini. Papa pun angkat bicara "dasar anak yang tak bisa diuntung, berani beraninya kau ingin membunuh seseorang ha ? Kau masih smp sudah melakukan tindakan seperti itu ? Mau jadi apa kau jika dewasa ha ? Mau jadi pencuri, preman iya ?"

Lagi lagi satu tamparan mendarat di pipiku. Tapi tiba tiba aku di tarik oleh mama ku dan dikurung dia dalam kamar tanpa diberi makan dan minum selama seharian.

Saat itu juga, aku mengalami depresi berat, tapi orang tuaku nggak ada pedulinya sama sekali. Mereka bersenang senang sendiri, tapi om dan tanteku datang di waktu yang sangat tepat. Mereka membawaku ke psikiater agat aku mendapatkan perawatan yang baik.

Hingga saat aku pulang dari psikiater, orang tuaku masih menatapku dengan sinis. Tapi aku tidak peduli dan aku segera ke kamar dan mengurung diriku lagi. Semenjak kejadian itu aku muak dengam kedua orang tuaku.

    Flashback off

Setelah mengingat kejadian itu, kebencianku kepada orang tua semakin menjadi. Aku hidup dalam keluarga kaya tapi kasih sayang yang mereka miliki miskin.

  Hari semakin sore, ku putuskan untuk pulang dan meninggalkan danau yang indah dan membuat tenang ini.

  Saat aku sudah sampai di rumah, tiba tiba terdengar suara yang memanggilku dengan tegas "Kayla .. Kesini kamu."

Ku menoleh dan ternyata yang memanggilku adalah mama. Dengan santai aku berjalan ke arah mama.

"Ada apa ma ? Mau marah lagi ?" tanyaku tanpa ekspresi

"Mana kunci mobilmu ? Mama sita mobilmu karena kamu tak mau mengantarkan adikmu ke sekolah." ucap mamaku

  Dengan santai aku melemparkan kunci mobil itu dan berlalu meninggalkan mama yang kuyakini dia sangat marah kepadaku.

Saat ini, aku berada di dalam kamarku, kamar yang selalu menjadi saksi airmataku yang terus berlinang airmata atas kekerasan mereka kepadaku. Tanpa pikir panjang ku ambil koper di atas lemari dan segera membereskan baju bajuku. Setelah semua itu aku memesan taxi online.

Ya aku sudah memutuskan untuk pergi dari rumah. Niat ku sudah bulat. Dan aku akan menginap di rumah tanteku yang telah menyayangiku lebih dari mama.

Setelah semuanya selesai, aku turun sambil menyeret koperku. Mama dan adikku melihatku dengan tatapan bingung. Mereka pun menghadang jalanku "kamu mau kemana Kayla ? Kenapa kamu bawa koper segala ?" tanya mama

Aku melihat mama ku sekilas lalu berlalu dan tak peduli lagi dengan teriakannya. Aku segera masuk dan menyuruh sopir taxi untuk membawaku ke rumah tante.

FAKE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang