Bab 25-26

730 14 0
                                    

WALI PAIDI 25 - 26

Wali paidi tidak tahu apa yg dialaminya saat ini, dia sering mendengar benda2 yg berada disekitarnya sama berdzikir, mulai sapu lidi yg biasa dipergunakannya, sandal para santri yg ditatanya semuanya pada berdzikir, sampai suatu pagi wali paidi dipanggil mbah romo kiai, dan seperti biasanya mbah romo kiai menemui wali paidi diteras ndalem didampingi kopi plus rokok kretek kesayangannya

Setelah menyuruh wali paidi untuk meminum kopinya dan memberinya rokok mbah romo kiai berkata :

“ nak, apa yg kamu alami itu hal yg wajar saja, kamu jgn risau, setiap orang yg belajar membersihkan hatinya dan mengajaknya untuk berdzikir setiap saat , maka akan mengalami seperti apa yg kamu alami sekarang, bahkan mendengar lolongan anjing pun akan terdengar seperti suara orang yg berdzikir, itu semua pantulan dari hatimu, kamu pasti ingat dg hadist yg menceritakan ketika nabi mendengar kerikil yg di pegangnya sama berdzikir….”

“ inggih kiai….” Tutur wali paidi

“ besok kamu berangkatlah ke malang, berziarahlah ke makam habib Abdullah bilfaqih dan ayahnya habib abdul qodir bilfaqih, tapi sebelum kamu duduk, bacalah salam ini ..” kata romo kiai sambl menyerahkan secarik kertas kpd wali paidi

Wali paidi dg takdzim menerima kertas kecil pemberian romo kiai.

“ bacalah …” perintah romo kiai

“ salamullahi ya saadah…..dst “ wali paidi membacanya dg melagukan salam tsb

“ salam itu mmg sudah umum, dan disetiap kuburan wali banyak tergantung ucapan salam itu, andai nanti ketika kamu sdh sampai di makam habib, dan habib tidak berada di makam, maka ketika habib mendengar ucapan salammu itu, insya Allah habib akan kembali pulang ke makamnya dan menemui kamu “ ucap romo kiai menjelaskan

“ inggih kiai.” Jawab wali paidi

“ kamu naik sepeda motor si sofyan saja…” perintah kiai, sofyan adalah putra romo kiai

Besoknya wali paidi berangkat ke malang, ke pemakaman umum kasin, romo kiai berkata, makam habib Abdullah dan habib abdul qodir berada dipemakaman umum kasin, hanya itu petunjuk dari romo kiai, sedangkan wali paidi tidak tahu dimana daerah kasin itu, wali paidi tdk berani bertanya lebih jelas pada romo kiai, karena menjaga tata krama, wali paidi manut dan berusaha melaksanakn perintah romo kiai tanpa banyak bertanya dan protes

Sesampai dimalang wali paidi lansung menuju alun-alun kota malang, setelah memarkirkan sepedanya wali paidi clingak clinguk mencari tukang parker, tidak lama kemudian ada tukang parker yg menghampirinya, wali paidi lalu bertanya kepadanya dimana daerah kasin itu, setelah mendapat penjelasan dari tukang parkir tsb wali paidi lansung berangkat ke daerah kasin sesuai petunjuk yg diterimanya

Kira – kira sepuluh menitan wali paidi sudah berada di daerah kasin,

 “ sekarang tinggal mencari dimana letak pemakaman umum kasin..” bathin wali paidi

Wali paidi bertanya – Tanya kepada orang2 yg ditemuninya, ternyata menurut keterangan mereka pemakaman umum kasin ada dua, wali paidi lalu menerangkan kalau dia berniat ziarah ke makam habib Abdullah bil faqih dan abahnya habib abdul qodir bil faqih, setelah mendapat petunjuk yg jelas mengenai arah2 ke makam, wali paidi melanjutkan perjalanannya, tapi wali paidi tetap tidak dapat menemukan makam tsb, karena ketika sudah dekat ada saja orang yg menunjukkan arah yg salah. Jadinya wali paidi muter2 saja diwilayah kasin,

Setengah jam lebih wali paidi berputar – putar diwilayah kasin, karena setiap wali paidi bertanya jawabannya berbeda – beda, wali paidi gundah hatinya, badannya tiba2 terasa capek semua, dia lalu menghentikan sepeda motornya di tepi jalan, dia turun dari sepeda, sejurus kemudian wali paidi mengeluarkan rokoknya dan menyalakannya, ditengah2 merokok wali paidi mulai tawasulan, setelah selesei wali paidi berkata dalam hatinya

“ mbah habib abdul qodir, mbah habib Abdullah, saya mau ke makam panjenengan, tolong tunjukkan dimana makam panjenengan…..” bathin wali paidi

Lalu wali paidi naik sepeda motornya dan mulai melanjutkan perjalanannya, wali paidi mengikuti apa kata hatinya, kira2 baru berjalan 50 meter, wali paidi mencium bau harum semerbak,

“ Alhamdulillah makam mbah habib sudah dekat…” bathin wali paidi

Wali paidi mengikuti bau harum yg di ciumnya dan tidak begitu lama akhirnya wali paidi sudah berada di depan makam umum kasin, wali paidi berputar dan masuk makam dari samping, tampak di tengah makam ada bangunan kecil yg atasnya ada kubahnya yg berwarna hijau, dibawah kubah inilah makam habib abdul qodir bil faqih dan putranya habib Abdullah bil faqih

Ketika berada tepat di depan makam yg ada pagar stainlessnya, wali paidi membaca salam yg di catatkan oleh romo kiainya,

“ salaamullahi ya saadah minarrohmani yaghsyakum….” Ucap wali paidi,

Baru satu baits dibaca hawa di sekitar wali paidi terasa sudah lain dari yg tadi, saking terkejutnya wali paidi sampai terdiam sebentar, lalu dia melanjutkan membaca syiir salam itu sampai selesei , wali paidi menunduk dg penuh ta’dzim, wali paidi merasa ada dua sosok yg agung yg mengawasinya dari dalam

Setelah selesei membaca syiir salam, wali paidi beranjak ke dekat makam dan duduk memulai membaca tahlil, baru saja wali paidi duduk, tiba2 seakan ada suara bedug yg ditabuh, dum…..di iringi hawa yg menerpa tubuh wali paidi, ketika hawa itu menerpa tubuh wali paidi, seluruh tubuh wali paidi serentak berdzikir… Alah…Allah…Allah….

WALI PAIDITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang