BAB 33

568 10 0
                                    

WALI PAIDI 33

Wali paidi pertama diberitahu oleh nabiyullah Khidir kalau dia adalah wali pengganti, mengalami kekagetan yg lumayan menggoncangkan dirinya

sejak pengangkatan itu dirinya sering sakit, setiap bulan minim 2 kali wali paidi sakit, kadang tiba2 kepalanya pusing dan tubuhnya greges, ros2 tulangnya serasa mau copot, dan setiap diobati penyakit itu tetap saja menghampiri dirinya, seakan obat2an tdk mempan melawan penyakitnya

akibatnya wali paidi sering tidak hadir diacara -acara yg biasa ia hadiri, seperti ngopi bareng, remian, maleman, melek an,sampai bolo - bolo meledeknya, seperti orang kere yg manja hehehe

wali paidi jg gak ngerti dg keadaan tubuhnya yg tidak seperti biasanya ini, sampai akhirnya Nabi Khidir menemuinya dirinya lagi, Nabi Khidir datang dg bentuk seperti salesman, sales produk air mineral. Nabi Khidir menjelaskan kepada wali paidi

" setiap wali menanggung bala' atau menjadi tameng setiap bala' yg diturunkan oleh Allah kpd umatnya..."setelah menaruh barang dagangannya, Nabi Khidir menjelaskan lagi

" bala' yg turun ditanggung oleh para wali sesuai tingkatan masing2 wali, semakin tinggi derajat wali semakin berat juga bala' yg ditanggungnya, dulu alm Habib Abu Bakar as Segaf ketika meninggal perutnya ketahuan bolong karena menanggung bala' umat yg dinaunginya, beliau adalah qutb, pemuka dan sultan para wali, sedang tanggungan bala' yg paling ringan adalah sakit kepala, awak greges seperti yg kamu alami itu...."

wali paidi manggut - manggut, dia jadi mengertikalau dia adalah wali pemula, wali pengganti ( wali badal ) seperti pemain cadangan dalam sepakbola,

" matur suwun, maklum wali anyar2an jadinya manja..." ucap wali paidi

Nabi Khidir berkata lagi

" bersikaplah biasa seperti orang yg tidak sakit, mereka para wali jg mengalaminya, tapi mereka menyembunyikannya...."

Nabi Khidir berdiri lalu beranjak pergi, baru berjalan beberapa langkah Nabi Khidir menoleh dan berkata lagi

" oh ya, setiap ada orang yg memuji2mu, kamu jg akan merasakan sakit seperti itu...."

wali paidi terdiam, dia menyeruput kopinya lagi,dan mengambil satu batang rokok dan menyalakannya. enak2 merokok lewatlah Nabi Ilyas disamping wali paidi yg menyamar sebagai penjual gorengan

" memang enak jadi wali...hehehe..." kata Nabi Ilyas setengah berlari menyusul Nabi Khidir....
(Bersambung)

WALI PAIDITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang