Part 1- My Graduation

52K 1K 88
                                    


Seorang pria tampan dengan rahang tegasnya terlihat berjalan gontai. Ia terlihat lelah dengan wajah dingin dan kaku khasnya. Usianya yang sudah di atas kepala tiga tidak mempengaruhi ketampanannya. Bahkan ia terlihat sangat seksi dengan keringat  yang membasahi dahinya. Mengenakan tuxedo hitam dengan kemeja biru muda menambah keseksiannya.

 Mengenakan tuxedo hitam dengan kemeja biru muda menambah keseksiannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Daddy...daddy... Aku punya kabar gembira untukmu!" ia mendengar jelas teriakkan tersebut. Teriakkan itu berasal dari putri cantiknya. Seketika lelah di badannya mendadak hilang setelah mendengar suaranya.

"Oh ya, apa itu Baby?" Allbern perlahan mendekati Allodie yang menuruni tangga.

"Aku diterima di kampusmu Daddy" wajahnya begitu gembira. Bahkan ia memegang kedua tangan Albern lalu mengajaknya berputar putar.

"Sungguh? Benarkah Baby?"

"Iya Daddy. Jadi mulai sekarang aku bisa melihatmu sepanjang hari." Allodie tak bisa menutupi rasa sayangnya yang begitu besar kepada Albern. Ia selalu ingin berada dekat dengan Allbern. 

"Daddy apa kau tidak ingin memberiku hadiah? Aku sudah bekerja keras Daddy. Siang dan malam aku belajar terus. Untuk masuk di kampusmu itu sangatlah sulit Daddy" melepas genggamannya pada Albern.

"Tentu Baby, kau sudah bekerja keras. Apa yang ingin kau minta? Mobil baru? Perhiasan? Gaun? Atau sebuah apartement?"

"Aku tidak ingin itu Daddy. Aku ingin itu!" menunjuk ke arah bawah Allbern.

"Apa maksudmu Baby?" ia mengkerutkan kening.

"Dady bilang aku bisa memegangnya"

Oh tidak, apakah ini akhir dari Allbern junior?

"Baby maaf! Aku tidak mengizinkannya. Kau belum cukup umur Baby" semua ini salah. Allodie adalah putrinya. Tidak mungkin ia mengabulkan permintaan aneh nan mengoda itu.

"Apanya yang belum cukup umur Daddy? Jika kau tidak mengizinkan untuk ku pegang, izinkan aku melihatnya?"

Apalagi ini, tadi memegang sekarang melihat. Yang benar saja, tidak mungkin ia melakukan hal bodoh tersebut.

Allodie terus menatap dirinya. Seakan memohon untuk mengabulkan permintaannya. Ia menggunakan senjata pamungkasnya. Yaitu puppy eyesnya. Sungguh mengemaskan. Bahkan Allbern tidak tahan melihat wajah Allodie.

Baiklah ini adalah akhir untuk Albern junior.

Allbern membuka kancing pengaitnya. Perlahan namun pasti. Dan berhasil! Kini ia membuka celananya terburu-buru.

Daddy Of Hot AdoptionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang