Delapan

17 1 1
                                    

Sementara itu, dilain tempat sepasang kekasih sedang menghabiskan waktu nya disalah satu mall yang ada di pusat kota. Ya mereka adalah Akila dan Rizan.

Saat sedang berada disebuah cafe, Rizan malah sibuk dengan game yang ada di dalam ponsel nya. Kesal dengan Rizan yang sibuk dengan game nya, akhirnya Akila pun buka suara.

"Zan...." Memanggil Rizan

Namun belum juga ada jawaban, oh mungkin suara nya tidak terdengar karena disana sangat ramai. Oke coba panggil lagi pikir Akila

"Zan....." Sedikit lebih kencang suaranya

Namun tetap tidak ada jawaban. Geram dengan Rizan yang seperti itu. Akhirnya...

Brakkk

Suara tangan yang menggebrak meja cafe tersebut diiringi dengan suara Akila yang memanggil nama Rizan.

"Rizan!!!"

Kaget dengan suara gebrakan meja tersebut dan merasa namanya di panggil, ia langsung menoleh ke sumber suara dan mempause game nya sebentar.

"Ada apa Kil? Kok sampe gebrak meja gitu" kata Rizan dengan lemah lembut karena ia tau Akila sudah mulai naik darah.

"Kamu tuh ya dari tadi game terus! Aku dianggurin, tau gini mending ga usah jalan" kata Akila sambil memasang wajah cemberutnya.

Tepat sekali tebakan Rizan, Akila marah kepadanya. Rizan harus cepat-cepat mencari alasan yang tepat untuk menjawab perkataan Akila.

"Kil aku kan main game nya sebentar aja"

Sebentar? 1 jam ia fokus dengan game nya dan malah mendiamkan Akila, ia malah bilang itu sebentar? Astaga Rizan...

"Kamu pilih game atau aku?"

Skakmat. Pikir Rizan

Rizan bingung harus menjawab apa, karena Game dan Akila bukanlah sebuah perbandingan yang harus ia pilih salah satunya.

"Gini Kil. Aku main game itu bisa bikin aku bahagia dan mood aku bagus, jadi kalo mood aku bagus kan aku bisa terus bahagiain kamu, aku gamau keliatan mood nya buruk pas lagi sama kamu Kil" kata Rizan. Cerdas! Anak yang 1 ini memang pintar sekali mencari alasan.

"Oh gitu Zan? Seriusan?" Kata Akila malah mempercayai apa alasan Rizan.

"Iyalah serius Kil" kata Rizan sambil mencubit pipi Akila.

"Yaudah deh kamu beresin dulu aja game nya gapapa" kata Akila. Betapa polosnya kamu ini Akila:(

Setelah itu Rizan kembali ke game nya dan Akila memilih sibuk dengan ponsel nya untuk berselfie ria.

***

Sambil membantu nenek nya membuat kue di dapur Athaya banyak bercerita kepada nenek nya itu, entah tentang dirinya disekolah atau pun dirumah. Salah satu nya yang menarik tentang Bunda nya yang terlalu sibuk dengan pekerjaan nya.


"Nek, aku suka sama bunda terlalu sibuk sama kerjaan nya, bunda ngga sayang kali ya nek ngebiarin aku sering dirumah sendirian" kata Athaya sambil mengaduk adonan kue tersebut

"Hush ngga boleh bilang gitu sayang, bunda kamu sayang sama kamu"

"Tapi buktinya bunda lebih sayang sama butiknya nek"

"Suatu saat kamu pasti ngerti kenapa bunda kamu gitu, yang penting kamu harus selalu nurut apa kata orang tua kamu ya, terutama bunda kamu. Percaya sama nenek, bunda kamu sayang sama kamu ya" kata Aida nenek Athaya sambil mengelus rambut Athaya penuh dengan kasih sayang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DisappearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang