10

52 24 4
                                    

Mentari yang muncul menembus jendela kamar paitri yang membuat mimpinya kelam begitu saja dan segera membuka mata untuk hadir di dunia nyata bukan mimpi.

Pagi ini dengan senyum yang mengembang di bibir paitri, yang membuat wajahnya semakin terlihat manis melebihi gula.

Paitri memang cantik dan manis, akan tetapi kecantikannya tertutupi dengan gaya cupunya.

Author

Setiap individu pastilah membutuhkan seorang sahabat, karena sehebat apapun pacarnya membahagiakan mereka, pastilah mereka membutuhkan teman bercerita.

Tak lain, paitri juga merasakan seperti itu. Sahabat saja tidak punya, apalagi pacar. Jangan ditanya, pasti jawabannya tidak:v

Ketika pagi hari, paitri menyusuri koridor sekolah dengan senyum yang mengambang di bibirnya. Tak sengaja dia menabrak dengan salah satu siswi IPA 1.

"Maaf,aku tidak sengaja"
Ucap paitri reflek

"Iya, gapapa."

"Kenalin namaku paitrika dari kelas IPA 3"

"Hai, namaku Maya dari kelas IPA 1"

"Eumm,,,, nanti kita ke kantin bareng yukk"

"Boleh"

"Nanti aku ke kelas kamu ya. Tunggu aku.."

"Iya, aku tunggu"

"Yasudah aku ke kelas dulu ya, daaahh"

"Dahhh paitri"

Lambaian tangan yang mengakhiri perjumpaan mereka. Entah firasat apa yang ada di hati paitri, bahwa paitri merasa sangat nyaman didekat Maya. Padahal mereka baru saja bertemu dan belum kenal lama.

Bel istirahat berbunyi

Paitri sudah menunggu Maya di depan kelasnya. 5 menit kemudian Maya dan datang dengan membawa sebuah bekal. Ternyata Maya membawa bekal,dan ke kantin hanya numpang duduk.

"Eumm, kamu bawa bekal?"

"Iya, karena aku ke lebih suka masakan ibuku dari pada masakan orang lain."

"Eumm... Yasudah, tak apa"

"Ayo ke kantin"

"Ayok"

Dengan langkah bahagia mereka berdua menuju kantin. Tak hanya mereka yang bahagia bila menuju kantin, siswa siswi lainnya pun juga senang bila menuju tempat itu.

Setelah mendapatkan meja, paitri memesan makanan, dia suka dengan bakso. Sedangkan Maya membuka bekalnya. Mereka sama-sama lahapnya ketika makan. Setelah makan mereka masih tetap di kantin untuk berbincang-bincang mengenai hal pribadi, seperti alamat rumah,nomor hape, dan lain sebagainya.

Ketika perbincangan mereka berlangsung, pandangan paitri tiba-tiba terpaku pada satu titik. Tak lain, Marcel. Ya, pria tampan itu.

"Paitri kamu lihat apa sih"

"Hah, enggak kok. Gak liat apa-apa"

"Eummm, Yaudah."

"Iya, sampai mana kita tadi"

Mereka pun melanjutkan perbincangannya sampai bel masuk telah tiba.

Bel pulang

Paitri ingin cepat-cepat pulang, sebab dia buru-buru ingin melihat Drakor di Flashdisk nya yang baru dia download di WiFi sekolah tadi. Ya, paitri menyukai Drakor, disana dia mengambil sisi positifnya dari arti sebuah persahabatan.

Langkahnya terhenti karena satu suara yang membuat paitri menjeda langkahnya.

"Paitri"

"Hai, Maya"

"Hai, kamu mau pulang"

"Iya lah,kan ini Jam pulang"

"Hehehe,iya. Eumm aku boleh nebeng gak?"

"Boleh,dengan senang hati. Kebetulan rumah kita kan searah."

"Makasih ya"

"Iya, sama-sama"

Mereka pun pulang bersama. Kebersamaan itu yang membuat mereka saling nyaman. Paitri pun berfikir bahwa Tuhan telah mengirimkan sahabat untuknya yang telah menemaninya saat ini. Begitupun yang di rasakan Maya, dia sangat nyaman bila didekat patri.

. Maaf baru update

. Jangan lupa vote ya guys...

#Aseangames2018
#Jadikananakbangsalebihberprestasi

Paitrika Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang