part 1

601 67 2
                                    

Aku membuka pintu membuka sepatu dan segera memasuki kamar ku hingga kudapatkan papa yang sedang duduk di didepan tv  sambil memegang koran.

Aku mendekat dan segera menyalam papa

"Udah pulang pa? Tumben cepet!"

"Dek nanti kamu bakal dijodohin sama lelaki yang sudah ayah pilih" papa duduk di sofa melipatkan koran nya aku kaget bukan main pertanyaan ku bahkan tidak dijawab olehnya namun ia langsung mengalihkan pembicaraan ku.

"Apa?! Kenapa tiba tiba pa?!! Aku baru saja masuk kuliah!!" aku sedikit membentak.

"Emang nya kenapa? Kan bagus kalau kamu sudah kuliah. Tenang suami mu nanti adalah orang kaya." papa menatap ku serius.

"Bukan begitu pa!!! Ak-aku sudah punya lelaki yang kucintai!!"

Kemudian papa memukul meja sambil menatap ku.

"Apa kau mau katakan lelaki itu adalah sehun?!!!" aku menunduk dan menjawab dengan anggukan.

PLAK

Satu tamparan berhasil mengenai wajah ku. Tentu saja aku kaget, aku membulatkan mata sempurna.

"Anak tidak tahu di untung!!! Dengar KIM SOOEUN! Papa sudah memilih lelaki yang kaya dan tampan anak pemilik usaha kamu paham tidak?!"  papa menghembuskan nafas berkali kali.

Aku memegang pipiku yang masih terasa panas.
"Apa hak papa untuk nyerahin aku ke anak orang yang papa pilih. Papa ga pernah ngertiin aku dan selalu egois!" air mata ku turun untuk kesekian kalinya

"Aku bukan robot pa!!!! Dari saat aku masuk SMP hingga sekarang hidup ku diatur oleh papa!!! Papa egois!!!!" aku menangis papa melihatku dengan penuh emosi.

"Ka...." tak lama kemudian papa jatuh pingsan mama segera datang bersama kakak ku kim jongin. Dan segera pergi ke kamar sambil mengangkut papa ku.

Aku mengunci diri didalam ruangan.
Tak lama kemudian seseorang mengetuk pintu kamar ku.

"Dek.. Boleh mama masuk?" mama menunjukkan kepalanya.

"Iya" jawabku singkat.

"mama tau nak kamu pasti gamau dijodohin sama lelaki yang belum kamu kenal." ucap mama seketika.

"Tapi mama mohon sama kamu... ikuti saja kata papamu kali ini... Dia adalah lelaki yang baik mama tau itu.." Jelas mama.

"Tidak!! Aku tidak mau!"

"Pikirkan lagi omongan mu nak. Ini dilakukan agar perusahaan papa mu dan perusahaan park dapat berkerja sama." sambung mama lagi.

"Kalian selalu mikirin perusahaan !!!! Kalian tidak pernah mikirin orang yang kalian korbankan?!" isak tangis ku semakin menjadi jadi. Lalu mama memeluk ku dan menenangkan ku hingga sebuah ketukan membuyarkan segalanya.

"Ma, dek, dokter udah bilang kondisi papa!" kami segera berlari kearah ruang kamar papa. Aku berusaha untuk menghapus air mata ku.

"papa kamu menderita penyakit jantung walaupun  belum terlalu parah lebih baik cegah dan jangan buat ia terkejut atau emosi" dokter menyarankan dan aku kaget bukan main. Aku menatap mama,.

Just Say "I Love You" •PCY•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang