XXIII.

342 8 0
                                    

Setelah beberapa lama aku telfonan sama ayah, akhirnya kita memutuskan untuk bertemu minggu depan, ayah akan pulang ke jakarta khusus untuk bertemu aku.

Masih gak percaya ini bisa terjadi, bagaimana bisa ini terjadi? Ini semua berkat sepupu sekaligus sahabat aku, yaitu daffa.

"Gimana tadi ngobrol sama bokap lo?"

"Ya gitu deh, minggu depan pokoknya lo harus temenin gue ketemu sama dia"

"Okay, lo udah nanya tentang kembaran lo?"

Oh ya masalah itu, aku benar-benar lupa. Karena tadi sebenernya aku sempet cekcok sama ayah lalu berbaikan dan malah asik ngobrol, terdengar sangat aneh memang.

Kita cekcok karena banyak hal, salah satunya ia ingin membiayai sekolah ku, ngasih aku uang jajan, membelikan ku mobil dan lain-lain. Aku marah karena aku mencarinya bukan untuk meminta material, melainkan meminta ia untuk berada disisi ku ketika aku wisuda nanti.

"Gak, gue lupa minggu depan aja atau kapan lah gue tanya gampang itu" jawabku cuek, bukannya ga peduli sama kembaranku, tapi entah aku males saja mencarinya, aku seperti ingin memiliki ayah seutuhnya dan tidak mau berbagi, wow terdengar egois memang. Tapi aku tak peduli

Oh ya aku pengen ngerayain ini ah, aku memutuskan untuk menelfon alan tapi handphonenya tidak aktif, tumben banget ini anak.

"Muka lo kenapa jadi bete gitu?" Aku menengok ke arah suaranya, yang tepat berada dibelakang ku.

"Oh ini si alan gue telfon mati hapenya" kok aku jujur banget sih sama daffa, bodoh!

"Cieelah mungkin lowbat, coba aja lagi nanti" lalu dia meninggalkan ku sendirian di balkon.

***

Karena aku ga bisa menghubungi alan akhirnya aku memutuskan untuk menyibukkan diri, daripada ngomel sendiri mending cari kesibukkan. Lagi asik nulis blog, daffa mengetok pintu kamarku, dia mengajakku untuk fitting baju buat acara pernikahannya calantha itu.

Dan kalian tau apa? Disitulah pertama kali aku bertemu dengan keluarga besarku, mereka semua baik dan ramah, tapi ada juga yang jutek dan kasar, keluarga ini memang rupa-rupa. Karena fitting baju lama dan ternyata pernikahannya dipercepat, aku disuruh pendekatan sama sodara yang lain, terdengar menjijikan, 'pendekatan' terdengar seperti seorang laki-laki dan perempuan lagi pdkt ha-ha tapi ini malah sesama sepupu disuruh pendekatan biar akrab waktu acara nanti.

Aku melihat daffa dari jauh dia terlihat bahagia, dia tertawa lepas bersama beberapa sodaranya yang lain. Sementara aku disini masih penyesuaian, walaupun sepupu-sepupuku sangat easy going, dan gampang membaur dengan aku. Jujur aku merasa sedikit tidak nyaman

Oh ya aku lupa memberitahu kalo aku sudah bertemu dengan ayahku, dia terlihat sangat gagah, terlihat seperti seorang bapak yang di idam-idamkan seorang anak. Dia begitu baik, berwibawa, dia bahkan sempat membawa foto dia waktu dulu menggendong aku dan kembaranku untuk pertama kalinya, aku sempat bertanya tentang kembaranku, tapi dia terlihat tidak ingat akan nama anaknya.

Aneh sekali. Ya, karena tiga bulan yang lalu dia sempat koma karena kecelakaan mobil, yang menyebabkan ibuku meninggal ditempat.

Aku mulai nyaman dengan keberadaan keluarga besarku disekitar ku, apa lagi ayah telah memutuskan untuk tinggal di jakarta dan menyerahkan segala urusan bisnisnya ke adiknya. beberapa minggu ini aku selalu diundang ke rumah perkumpulan keluarga; rumah dimana semua keluarga ngumpul, nginep, buka bersama ketika puasa dan lain-lainnya

Ketika aku lagi menyiapkan makanan, aku mendapati line dari alan. Sudah lama aku tidak berkomunikasi dengannya. Aku bertemu sama dia setiap hari cuma dihari kita ketemu yang kita omongin cuma pelajaran, kadang kita duduk dipinggir danau hanya untuk menikmati air yang sejuk, tanpa berbicara sepatah kata pun.

Forbidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang