Take 4

141 27 0
                                    

Sungyeol melajukan mobilnya dengan kecepatan lebih. Ia hampir terlambat menghadiri meeting penting. Sekretarisnya bahkan sudah menelepon berkali-kali namun Sungyeol enggan menjawab.

"Berhenti menelepon, sial," umpatnya. Telepon dari sekertarisnya itu hanya akan membuat Sungyeol semakin tertekan.

Mobil Sungyeol saat ini berhenti di lampu merah. Setelah menunggu satu menit, akhirnya lampu hijau menyala. Sungyeol tancap gas langsung untuk belok kiri. Namun tanpa sengaja mobil Sungyeol menyerempet seorang pengendara motor besar hingga terjatuh. Sebagai seorang Direktur yang bijaksana dan seorang lelaki yang gentlemen, Sungyeol menghentikan mobilnya lalu keluar menghampiri pengendara motor tersebut.

"Kau tidak apa-apa? maafkan aku," ucap Sungyeol sambil membantu mengangkat motor besar itu.

Si pengendara masih terduduk di aspal. Kaki si pengendara itu sepertinya terluka hingga tak sanggup berdiri.

"Tentu saja aku tidak baik-baik saja. Aku bahkan tidak bisa berdiri," balas si pengendara motor itu. Ia mencoba berdiri namun kembali terduduk. Luka si pengendara motor itu cukup serius.

Si pengendara motor itu membuka helm yang sedari tadi menutupi wajahnya. Maka terurailah rambut panjang hitam seorang Kwon Eunbi di hadapan Sungyeol si tampan konglomerat. Waktu terasa berhenti sejenak. Ada embusan angin sejuk menerpa Sungyeol yang membuatnya terpana akan pesona Eunbi. Segera setelahnya, Sungyeol tersadar.

"Bangunlah!" Sungyeol mengulurkan tangannya pada Eunbi.

Tak ada alasan untuk menolak tangan itu, lagi pula saat ini Eunbi susah untuk berdiri. Dengan keadaan seperti ini, tak mungkin bagi Eunbi untuk mengendarai motor, apa lagi sekarang Eunbi tak bisa bekerja dengan kaki terluka seperti ini. Sekalipun demikian, Eunbi tetap berusaha menaiki motornya untuk sampai di tempat kerja.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Sungyeol heran. Kaki gadis itu bahkan terpincang-pincang saat berjalan, dan malah nekat menaiki motor.

"Tentu saja bekerja. Tenang saja, aku tidak akan menuntut ganti rugi."

"Tidak. Ayo ke rumah sakit," ajak Sungyeol.

"Kau gila? aku sudah terlambat bekerja."

Sungyeol melihat jam tangannya sebentar. Ia juga sudah terlambat meeting, jadi percuma juga walaupun Sungyeol memaksa untuk datang.

"Sekretaris Kim, aku absen di meeting kali ini. Kau pimpin meetingnya, nanti kukirimkan materinya lewat surel," perintah Sungyeol pada sekretarisnya di seberang telepon.

"Aku sudah membatalkan meetingku, jadi ayo ke rumah sakit. Kita obati lukamu, biar aku yang bicara pada Bos mu nanti."

"Ta-tapi. . ."

"Menurut sajalah, gadis Kimbab!"

"Ye?"

Eunbi terkejut mendengar panggilan 'gadis kimbab' untuknya. Setelah Eunbi melihat-lihat dengan benar, ternyata lelaki jangkung di hadapannya ini adalah orang yang tempo hari berebut kimbab dengannya. Pantas saja Eunbi merasa tidak asing dengan suaranya.

"Oh, baiklah."

Akhirnya Eunbi menaiki mobil Sungyeol menuju rumah sakit, sementara Sungyeol menelepon orang kepercayaannya untuk mengurus motor Eunbi.

Beautiful GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang