Take 23

91 12 0
                                    

Eunbi berjalan anggun memasuki tempat pertunangan. Di sampingnya ada Sungyeol yang berjalan selaras dengannya. Sebelumnya, Sungyeol meminta Eunbi untuk menggandeng tangannya, tapi dengan tegas Eunbi menolak. Bagi Eunbi, ini hanyalah untuk membayar hutangnya, tidak lebih. Meskipun nanti orang yang ada di pesta tahu jati dirinya, Eunbi sama sekali tidak peduli. Lagi pula Eunbi tidak berniat untuk menjadi bahan hinaan orang.

"Aduh," seru Eunbi. Ia mengaduh karena pergelangan kaki kanannya tiba-tiba saja tergelincir. Rupanya Eunbi belum terbiasa memakai sepatu hills. Beruntung Sungyeol ada di samping Eunbi, jadi Eunbi tidak terjatuh.

"Lihat, kau ini payah sekali," cibir Sungyeol dengan suara pelan.

"Kau diam saja. Ayo selesaikan ini dengan cepat, aku ingin segera pulang," timpal Eunbi.

Sungyeol mengabaikan Eunbi dan melangkah lebih dulu menghampiri Myungsoo dan tunangannya. Sungyeol memberi pelukan sebagai ucapan selamat yang tulus untuk sahabatnya itu.

"Selamat atas pertunanganmu, semoga kalian melanjutkan ke tahap lebih lanjut," ucap Sungyeol.

Myungsoo dan tunangannya yang cantik mengucapkan tèrima kasih atas kedatangan Sungyeol. Mereka mengatakan keinginannya untuk menghadiri acara pertunangan Sungyeol lebih dulu dibandingkan pernikahan mereka.

"Jiyeon-ssi, kau sangat cantik dengan gaun putih ini. Kau memang tuan putrinya hari ini," puji Sungyeol pada Jiyeon yakni tunangan Myungsoo.

"Terima kasih, tapi apa kau datang sendirian? Di mana tuan putrimu?" tanya Jiyeon pada Sungyeol.

Sungyeol membalikkan badan menghadap Eunbi yang tengah berdiri beberapa meter dari mereka. Sejujurnya Eunbi canggung, tapi Eunbi mencoba membuat dirinya senyaman mungkin.

"Eunbi-ya," panggil Sungyeol. "Ayo ucapkan selamat pada mereka,"suruhnya.

Eunbi berjalan mendekat, ia mengucapkan selamat atas pertunangan Myungsoo dan Jiyeon, meskipun Eunbi tidak mengenal mereka sama sekali. Sungyeol memperkenalkan Eunbi pada Myungsoo dan Jiyeon sekadar saja. Hanya sebatas nama. Tapi itulah yang juga Eunbi harapkan. Eunbi tidak ingin kehidupannya diketahui lebih lanjut oleh orang asing.

Eunbi berkeliling melihat-lihat ruangan tersebut. Semuanya tampak mewah. Namun Eunbi sangat asing ada di sana. Semua orang mengobrol sambil meminum minuman yang disediakan. Di salah satu meja ada barisan gelas kosong, yang akan diisi oleh pelayan jika seseorang menginginkannya. Eunbi tertarik untuk mengambil salah satu gelas itu. Mendapatkan sedikit air akan lebih baik di situasi sekarang ini.

Semuanya tampak biasa saja, sebelum sebuah insiden terjadi di menit berikutnya. Beberapa gelas anggur melayang di udara, lalu menimpa tubuh Eunbi. Tentu saja hal itu tidak akan terjadi, jika saja tidak ada orang yang melerai kaki seorang pelayan yang tengah membawa nampan berisi anggur. Dan sialnya orang yang melakukan hal tercela itu adalah Han Byul. Gadis licik itu meminta maaf dan berpura-pura simpati. Han Byul masih kesal karena Sungyeol memutuskannya, ditambah lagi Eunbi datang bersama Sungyeol ke pesta itu.

Eunbi sangat tahu, Han Byul hanya berpura-pura baik. Rasanya Eunbi ingin sekali menjambak wanita itu, tapi Eunbi menahan emosinya. Tanpa disadari Eunbi melakukannya demi Sungyeol.

Keributan itu menarik perhatian semua orang. Pesta pertunangan yang mewah itu menjadi semakin 'menarik' berkat Eunbi. Karena nasib malangnya itu, Eunbi segera pergi untuk menenangkan diri. Lagi pula siapa yang tidak malu diperlakukan seperti itu di depan umum. Eunbi sekarang sudah seperti wine berjalan, bahkan rambut Eunbi juga basah.

Sungyeol mengejar Eunbi setelah hampir sampai di pintu keluar. Sungyeol membuka jasnya, lalu ia pakaikan ke pundak Eunbi. Setidaknya itu cukup untuk menutupi betapa berantakannya baju Eunbi.

"Kau mau pergi ke mana tanpaku? Bukankah kita datang bersama?" ucap Sungyeol.

"Tidak ada alasan lagi aku di sini. Lagi pula kau akan malu karena partnermu bermandikan wine," balas Eunbi.

"Ini tidak seperti dirimu yang galak. Biasanya kau akan mengacau, bahkan mungkin membalas balik perbuatan Han Byul," kata Sungyeol lagi.

"Ch, kau ini memang menyebalkan."

"Aku akan mengantarmu pulang, kajja," ajak Sungyeol.

Sungyeol lupa, kalau tadi ia datang naik taksi.

Beautiful GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang