Tema : Divorce ( Perceraian )
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Sougo menatap kosong pada layar tv di hadapannya, seorang komedian ternama sedang meluncurkan dirinya dari perosotan, bersama pria berkostum bebek putih yang sangat terlihat imitasi di mata sougo.Tak ada gelak tawa yang terdengar dari rumah besar yang di tempatinya, lebih tepatnya hanya suara tv yang memonopoli keheningan.
Sougo memilih menghentikan acara menontonnya, dan melanjutkan pekerjaan yang tertunda.
Rumah tua yang di tempatinya terlihat bersih dan terurus, berterimakasih lah pada nenek Otose yang senang tiasa membersihkan rumah besar milik Sougo.Sougo berjalan gontai ke arah ruang kerjanya, melewati ruang keluarga yang di hiasi pigura berukuran besar, saksi bisu moment keceriaan yang dulu perna ada di rumah itu.
Gambar seorang wanita yang berbalut baju khas china dengan warna merah terang, rambut vermilion sang wanita di cepol satu dengan anggun, di sampingnya terdapat seorang pria bersurai pasir dengan senyum mengembang, setelan jas putih.
Di hadapan keduanya terdapat dua orang anak kecil yang di pangku masing masing oleh sang wanita dan pria tersebut.Sougo melewati pigura tersebut dengan senyum kecut.
"Tak terasa sudah sepuluh tahun kita berpisah"
Bisik Sougo pelan.
Wajahnya yang terlihat lebih dewasa tak melunturkan ke gagahannya.Walaupun Sougo terlihat sangat gagah semua itu tak bisa menutupih tubuh ringkih dan lelah yang di milikinya.
"PENGATAR SURAT"
Teriak seseorang di balik pintu.[~]
Surat undangan yang di hias sedemikian rupa, agar terlihat angun dan juga indah.
Membuat senyum sougo mengembang.Rasanya seperti baru kemarin anak perempuannya bisa memangilnya ayah, kini dia sudah mendapatkan surat undangan pernikahan putrinya .
"Syukurlah, Yuki masi mengingat ku"
Mata sougo terlihat lebih hidup dari sebelumnya.[~]
Penyesalan selalu datang terlambat, bukan kah itu yang selalu di katakan hampir oleh seluruh manusia yang telah mendapatkan karmanya ?
Ini juga yang di rasakan oleh sougo.
Melihat mantan istrinya yang tetap terlihat cantik dan menawan sedari dulu membuatnya bertanya, kenapa dia memilih menyelingkuhi bidadarinya dengan surga yang semu."Kagura"
Pangil Sougo pelan.Kagura berbalik dengan angun, senyum yang tadi tercipta di bibir manisnya seakan luntur saat melihat Sougo.
Sebegitu tersakitikah Kagura sampai melihat Sougo pun bagai ancaman."Kau tak perna berubah, kau tetap menawa seperti saat muda dulu"
Senyum yang di paksakan oleh kagura mampu di tangkap oleh mata crimson milik sougo.
"Kaupun sama, kau masi mampu menawan hati ku"
Balasan Kagura mampu mengetarkan hati Sougo yang telah lama mati.Di umur mereka yang 45 tahun ini, rasanya tak pantas bila jatuh cinta lagi , tapi tidak untuk Sougo.
Dia kembali jatuh cinta dan jatuh cinta terus menerus pada bidadari di hadapannya ini, sunggu ucapannya tentang kagura tetap menawan bukan lah omong kosong atau pujian belaka, wanita di hadapannya ini selalu penuh kejutan dengan kecantikan alami yang di milikinya[~]
Sougo telah mengantar Yuki ke altar pernikahaanya dengan lelaki pujaan miliknya, senyum bahagia putrinya seakan menular padanya dan seluruh tamu yang di undang .
Tapi mata Sougo pun tak bisa teralih dari senyum haru milik mantan istrinya.
Indah
Sunggu indah, bagai lukisan hidup yang mampu membuatnya terkagum kagum.
[~]
Souchiro memeluk ayahnya dengan erat, walau ibu dan ayahnya telah berpisah, bukan berarti dia harus membenci ayahnya, segala keputusan kedua orang tuanya adalah hal yang baik.
Bagaimana pun selama 21 tahun hidupnya dia bahagia, saat ayahnya ada bersamanya ataupun tidak.Ibunya Kagura adalah wanita yang luar biasa.
"Bagaimana kabar mu"
Tanya Sougo pada Souchiro , keduanya bagai pinang di belah dua."Aku berhasil masuk kepolisian, kalau itu yang ayah tanya soal kabar ku."
Sougo tersenyum bangga pada putra bungsunya ini.
"Kau hebat"
Pujian tulus meluncur dari bibir Sougo, membuat Souchiro tersenyum semakin lebar.[~]
"Kau mendidik mereka dengan luar biasa, Yuki semakin mirip dengan mu dan semakin cantik, ku dengar dia menjadi model, seperti mu dahulu"
Kagura hanya tersenyum cangung di puji tinggi oleh mantan suaminya.
"Souchiro pun sama seperti mu, penuh ambisi dan semakin gagah, kadang aku melihat dirimu dalam souchiro"Sougo hanya mampu tersenyum kecut saat mendengar pujian Kagura, dan tak ingin anak anaknya seperti dirinya, dia tak ingin mereka menghabiskan separuh kehidupan dalam penyesalan.
"Bagaimana keadaan Nobume ?"
Kagura bertanya dengan nada gemetar.
Seperti luka nanah yang kembali di buka."Aku tak lagi bersamanya, semenjak kau meningalkan ku"
Sougo tak sangup menatap kagura."Kita bercerai, aku tak perna meningalkan mu sadis"
Pangilan sayang kagura pada sougo membuat tubuh sougo menegang, hasrat yang hampir 10 tahun menghilang rasanya kembali lagi."Maafkan aku"
Bisik Sougo pelan."Tak apa, luka ku telah mengering"
Jawab Kagura dengan senyum yang di paksakan."Aku merindukan mu"
Kata kata bagai racun yang kembali menelan Kagura.Kagura menutup matanya dengan tenang , mengembuskan nafas berat, air matanya terasa hampir lolos.
"Aku berbohong, aku masi sangat terluka , rasanya sepuluh tahun ini bayang bayang mu dan Nobume terus menghantui setiap tidur ku"Sougo seakan ingin mati sekarang juga, dia tahu dia berdosa, tapi mendengar langsung dari wanita di sampingnya ini, dia tak sangup lagi melihat air mata penuh penderitaan itu.
"Maafka aku"
Sougo menarik pelan tubuh rapuh mantan istrinya, di peluknya tubuh yang terasa semakin kecil di pelukannya itu.
Tak banyak berkata dari keduanya.Sougo tak mampu mengucapkan kata lain selain maaf, dan kagura pun tak perna menolak permohonan maaf itu.
Perceraian mereka adalah akhir dari kebahagiaan keduanya, tapi mungkin saja, walau hanya sedikit mungkin kah perceraian itu adalah awal kebahagiaan yang sesungguhnya ?
Entah lah rasanya angin malam ini, suasana indah yang telah lama dia rindukan, bersama kagura yang berada di pelukannya.
Dia bahagia.
Sougo bahagia.
FIN