Happy reading :)
"Hey, lo kenapa nangis?".
Kiara mendongak saat mendengar suara didekatnya. Dan menemukan seorang anak laki-laki yang kira-kira seumurannya kini ikut duduk disampingnya.
"Hey lo kok diem aja?" ucapnya lagi.
"Lo siapa?" ucap Kiara padanya yang hanya tersenyum menanggapinya
"Gue Keenan. Lo bisa panggil gue Ken. Gue tinggal disekitar sini" ucapnya masih tersenyum.
"Trus lo ngapain disini?" tanya Kiara lagi.
"Gak ngapa-ngapain sih. Tadinya pengen keliling doang. Trus gue ngeliat tempat ini, sekaligus ngeliat cewek cantik lagi nangis disini. Dan lo kenapa nangis sendirian disini? Lo gak takut?" Ucap Keenan.
"Bukan urusan lo dan juga lo bukan siapa siapa gue. Gue gak wajib jawab pertanyaan lo" ucap Kiara jutek.
"Ya setidaknya kalo lagi sedih itu, ceritain ke temen lo. Biar rasanya agak legaan. Pasti temen lo juga bakal kasih ucapan² yang bisa nenangin lo" ucap keenan pasti.
"Sayangnya gue gak punya temen" ucap Kiara datar.
"Yaudah cerita sama gue aja" ucap Keenan.
"Gue gak gampang percaya sama orang lain gitu aja. " bantah Kiara lagi.
"Gue orang baik kok. Mama gue selalu ngajarin gue buat bantu orang lain. Percaya deh sama gue" ucap Keenan lagi.
Kiara menyelidik kearah Keenan yang hanya tersenyum melihatnya balik.
"Hmm oke." ucap kiara akhirnya. Mungkin dengan cerita ke orang lain bisa buat Kiara lebih baik. Dan itu membuat Keenan makin melebarkan senyumnya.
"Gitu kek dari tadi. Kan gue gak bakal nunggu lama" ucap Keenan.
"Gue gak mau orang lain tau soal kisah hidup gue. Jadi, jangan ember" ucap Kiara lagi² memastikan bahwa keputusannya untuk menceritakan kisah pahitnya kepada orang yang baru dikenalnya ini bukan keputusan yang salah.
Keenan hanya mengangguk mengiyakan.
Kiara menghembuskan napas terlebih dahulu sebelum memulai ceritanya. Ia gugup bukan main karena ini pertama kalinya ia menceritakan sekaligus bertemu dengan orang lain selain mama, Kayla, dan guru privatenya karena Kiara hanya Homeschooling.
"Hufft. Orang tua gue-" belum sempat menghabiskan kalimat pertamanya, Keenan sudah memotongnya saja. Dan membuat Kiara membulatkan mata marah.
"Tunggu tunggu. Sebelum lo cerita ke gue, gue pengen kita temenan dulu atau nggak sahabat juga boleh. Gimana?" ucap Keenan yang membuat Kiara malah menatapnya tidak percaya.
'Apa dia bilang? Sahabat?. Gue bahkan udah lupa kalo kata SAHABAT itu ada. Dan sekarang, cowok ini nawarin buat jadi sahabat gue?' batin Kiara berkecamuk.
Ini pertama kalinya ia bertemu orang lain selain tiga orang saja. Dan sekarang, ia berkesempatan untuk punya sahabat pertamanya diumurnya yang mungkin sudah terlalu tua untuk punya sahabat pertama. Jangankan sahabat, teman saja ia tak punya. Miris.
Kiara bahkan meneteskan air matanya yang dari tadi membendung dan bersiap untuk menetes kapan saja.
"Lah? Kok lo nangis sih. Gue bilang gitu biar bisa bikin lo seneng tapi kayaknya gue salah ngomong yah sampai bikin lo nangis kayak gini. Maaf yah" ucap Keenan menyesal.
Kiara menggeleng cepat, tidak setuju dengan apa yang Keenan ucapkan.
"Nggak kok. Gue nangis bukan karena sedih tapi bahagia. Lo orang yang pertama yang pengen jadi sahabat gue. Gue seneng. Akhirnya gue bisa juga punya sahabat. Walaupun cuman satu, tapi gue udah bahagiaaaaaa banget. Makasih udah mau jadi sahabat gue" ucap kiara sambil terus menangis. Bukan lagi menangis karena sedih tapi dia meneteskan air matanya karena bahagia. Kiara sungguh bahagia.
"Gue pikir lo kenapa². Jadi, mulai sekarang semua kesedihan lo, bisa lo ceritain ke gue. Kapan aja yang lo butuh gue akan selalu ada buat sahabat gue. Gue bisa jadi wadah buat air mata lo itu. Pokoknya selama gue ada, gue bakal usahain buat bahagiain lo" ucap Keenan dengan senyuman yang selalu menemani wajah tampannya itu.
Kiara mengangguk cepat dengan senyum yang tak kalah lebar.
Mereka berdua lalu saling menatap lama dengan senyum yang tidak pudar yang selalu setia menghiasi kedua wajah yang berbinar itu.
Mereka menautkan jari kelingkingnya lama masih dengan senyumnya masing².
"Mulai hari ini, lo sahabat gue dan gue sahabat lo. Hari ini, besok, lusa, dan selamanya" ucap Keenan yang dibalas senyum bahagia dari Kiara juga.
Tbc
Gimana? Gimana? Adakah secercah kebahagiaan yang kalian rasakan? Udah ada feel kah?
Gue aja yang bikin seneng. Masa kalian enggak.💕 Salam author tercintah 💕
------------------
See you in the next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
All Of My Life
Non-FictionKedatangannya mungkin tidak pernah kubayangkan sebelumnya. Tapi, kepergiannya yang justru tidak pernah kuinginkan, justru terjadi sekarang. Harapan bahwa dia akan datang kembali selalu kudambakan. Berharap orang itu kembali membawa kebahagiaan. Di...