Keenan's Home

36 13 4
                                    

Happy Reading:)

Kiara menghentikan acara membaca juga menangisnya. Ia rasa sebentar lagi Kayla akan pulang. Jam sudah menunjukkan pukul tiga sore. Oleh karena itu, ia segera membereskan semuanya dan juga mengembalikan buku itu ke tempat semula.

Setelah selesai, Kiara langsung bergegas keluar kamar, lebih tepatnya ke kamar mandi untuk mencuci mukanya yang sembab. Tak lupa, Kiara mengunci kamar Kayla agar dia tidak curiga.

Dan benar saja, setelah mencuci muka ada suara ketukan di pintu depan. Jangan lupakan suara Kayla yang sangat menggelegar di seluruh penjuru rumah.

Dengan malas, Kiara berjalan kedepan untuk membukakan pintu.

Pintu pun terbuka menampilkan Kayla yang sedang berkacak pinggang.

"Cih, bukain pintu aja lamanya naudzubillah" omel Kayla pada Kiara.

Kiara tidak menanggapinya. Ia hanya menggeserkan badannya saat Kayla jalan melewatinya. Toh, Kayla juga tidak terlalu mementingkannya.

Kiara tidak tahu ingin melakukan apa sekarang. Jika kembali ke dalam kamar, ujung-ujungnya ia akan kembali tertidur.

Mumpung Kayla juga sudah datang, jadi Kiara memutuskan untuk pergi ke tempat favoritnya. Dimana lagi tempat favorit seorang Kiara Putri Ardelia jika bukan Danau.

Saat diperjalanan pun, Kiara nampak tidak tergesa-gesa. Ia masih kepikiran tentang buku diary Kayla tadi. Sejujurnya, ia masih penasaran dengan isi dihalaman berikutnya. Tapi saat itu bukan waktu yang tepat untuk membacanya.

Kiara sampai di danau hanya dalam beberapa menit. Hal pertama kali yang ia lihat adalah sosok laki-laki yang sedang duduk dipinggir danau. Sosok yang sangat-sangat Kiara kenali.

Ia adalah Keenan.

"Keenan?" ucap Kiara menghampirinya.

Mendengar ada seseorang yang memanggilnya Keenan lantas menoleh. Dan benar saja, dia adalah Kiara. Perempuan yang memang sudah ditunggunya sedari tadi.

"Oh, Hai" balas Keenan tersenyum yang kini sudah bersebelahan dengan Kiara.

"Lo ngapain disini?" tanya Kiara sembari menatap Keenan.

"Ngapain lagi kalo bukan nungguin cewek cantik yang baru aja dateng" ucap Keenan spontan, membalas tatapan Kiara dengan senyum manis yang selalu menemani wajah tampannya.

Apa kabar dengan Kiara? Jantungnya serasa ingin berpindah dari tempat asalnya.

"Apaansih Ken" balas Kiara malu-malu.

Keenan terkekeh kecil melihat tingkah menggemaskan Kiara.

Keenan masih terus memperhatikan Kiara. Kiara 5 kali lipat jauh lebih cantik saat dilihat dari dekat.

Jangan salahkan Keenan yang tak ingin melepaskan pandangannya dari Kiara.

Walaupun kehidupan Kiara memang tidak begitu menyenangkan, tapi Kiara memiliki sejuta pesona.

Kecantikan Kiara hampir melewati batas kesempurnaan. Tuhan sangat adil bukan?

Disamping penderitaan yang diberikan kepada Kiara, ada sejuta keistimewaan padanya.

Kulitnya yang putih dan lembut seperti susu, matanya yang indah, rambut hitam kecoklatan panjangnya, hidungnya yang mancung, tubuhnya yang kelewat ideal untuk umurnya yang baru menginjak dua belas tahun.

Keenan kehabisan kata-kata melihat ciptaan Tuhan seperti Kiara.

"Ken, jangan liatin Kiara terus. Kiara malu" ucap Kiara tanpa berani menatap lawan bicaranya.

All Of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang