"Mama nampar gue. Iya mama gue sendiri nampar gue. Dia bilang gue anak yang gak tau diuntung. Hiks mama bilang-"
"Udah udah. Gak usah dilanjutin. Lo jangan nangis lagi. Gue gak suka ngeliat lo nangis kayak gini" ucap Keenan menenangkan Kiara yang kini hanya menundukkan kepalanya. Masih menangis tentu saja.
"Kiara, ada masanya lo akan bahagia. Lo taukan kalo roda itu berputar. Sama kayak sekarang. Mungkin kali ini lo ada dibawah, tapi gue yakin suatu saat nanti lo bakalan ada dipaling atas. Udah yah jangan nangis lagi" ucap Keenan sambil menghapus jejak-jejak air mata yang masih tergambar jelas diwajah Kiara dengan lembut.
"Ken gue mau pulang" ucap Kiara masih dengan suara paraunya.
"Mau gue anter?" ucap Keenan menawari.
"Gak usah deh. Nanti tambah ribet kalo lo ketemu sama mama gue" ucap Kiara.
"Yaudah hati-hati yah. Jangan balik lagi lho. Udah malem nih. Tidur yang nyenyak. Mimpiin gue kalo mau" ucap Keenan sedikit bergurau diakhir kalimat.
Yang hanya dibalas kekehan dari Kiara sambil melambai-lambaikan tangannya sambil berjalan meninggalkan Keenan begitupun Keenan yang membalas lambaiannya.
Mereka berdua akhirnya berpisah untuk kedua kalinya.
Sesampainya Kiara dirumah, ia sama sekali tidak melihat mamanya. Dan kali ini Kiara bisa bernapas lega sambil berjalan menuju kamarnya.
"Kiara, dari mana aja?"
Kiara menoleh saat pendengarannya menangkap suara yang kini menginterupsi keberadaannya.
Kiara menoleh cepat saat namanya dipanggil.
"Lo tau kan kenapa gue pergi? Gue yakin lo tau jadi gak usah nanya lagi. Gue gak mau capek-capek ngejelasin" ucap Kiara dingin.
Tak perlu ditanyakan lagi, Kiara memang selalu seperti itu pada Kayla, kakaknya sendiri. Melihat kakaknya seakan membuatnya melihat rangakaian-rangkaian peristiwa yang pernah dilakukan mamanya yang membuatnya sedih.
"Kiara, tolong jangan benci mama yah. Kakak tau kok mama yang salah. Tapi kamu juga harus tau apa yang dirasain mama" ucap Kayla-kakak Kiara- sendu.
"Tergantung" ucap Kiara lagi-lagi cuek dan langsung berjalan kembali ke kamarnya. Tapi tangannya langsung dicegat oleh Kayla.
"Kiara!! Kamu gak boleh gitu" ucap Kayla tegas.
"Kakak gak tau apa yang Kiara rasain!. Kakak gak pernah tau gimana rasanya jadi Kiara!. Kak, selama ini Kiara cukup sabar sama mama!. Tapi suatu saat nanti, kesabaran Kiara akan habis dan saat itu juga, Kalian gak bakal liat Kiara lagi. Selamanya!" ucap Kiara tajam dengan mengungkapkan seluruh isi hatinya yang selalu ditahan untuk tidak diucapkan.
Kayla diam membeku mendengar ucapan Kiara yang begitu menyayat hatinya. Perih. Itu yang Kayla rasa. Kayla merasa satu sisi ia harus membela Riana karena ia adalah mamanya tapi satu sisi Kayla ingin membela Kiara yang jelas-jelas tak bersalah.
Melihat Kayla yang tak merespon apapun ditempat, Kiara menghempaskan tangan Kayla yang memegan pergelangannya. Kiara menuju kamarnya dengan perasaan campur aduk. Marah,kesal, dan lega itu yang dirasakan Kiara.
Kiara tak ingin terlalu memikirkannya. Kiara langsung saja membaringkan tubuhnya di kasur. Ia ingin segera mengakhiri harinya dan berharap esok hari ia berubah menjadi orang lain yang pastinya jauh berbeda dari kehidupannya sebelumnya. Mungkin hal itu mustahil tapi itu mungkin bisa sedikit meringankan pikirannya yang kacau saat ini.
Tak lama kemudian, Kiara menutup matanya perlahan. Hari yang cukup melelahkan. Ralat. Tapi sangat sangat melelahkan. Andai ada seseorang yang ingin menggantikan tempatnya, ia akan memberikan apapun untuknya.
------------------
Berbeda dengan Kiara, Keenan masih setia dengan posisi tubuhnya. Ia masih setia dengan pemikirannya. Ya, tentu saja mengenai Kiara. Kiara kini sedang menjelajahi pikiran Keenan.
Entah mengapa selalu ada perasaan ingin melindungi Kiara. Menjaga Kiara dan selalu ingin membahagiakan Kiara. Keenan sama sekali tidak mengerti mengapa ia bisa seperti itu.
Dan Keenan merasa ada sesuatu yang aneh dari hatinya saat bertemu Kiara.
"Karena lo bilang belum pernah bahagia, gue janji bakalan bahagiain lo Kiara. Lo tenang aja. Pegang janji gue. Gue sendiri yang bakalan bahagiain lo" ucap Keenan sambil tersenyum hangat sebelum menutup mata menuju alam mimpinya.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
All Of My Life
No FicciónKedatangannya mungkin tidak pernah kubayangkan sebelumnya. Tapi, kepergiannya yang justru tidak pernah kuinginkan, justru terjadi sekarang. Harapan bahwa dia akan datang kembali selalu kudambakan. Berharap orang itu kembali membawa kebahagiaan. Di...