Part 11 -Place Called Heaven-

1.1K 143 3
                                    

Preview part :

Odette tak percaya bahwa pria yang selama ini dicintainya begitu kejamnya padanya. Sebelum tubuhnya ditarik keluar, Odette mentuarakan sumpahnya.
"Saya bersumpah, Anda tak akan pernah mendapatkan kehidupan yang damai lagi setelah ini. Titeom akan hancur, sehancur-hancurnya seperti hati saya yang Anda lukai berkali-kali."

*******
Part 11 -Place Called Heaven-

Playlist : Sad Song -The Kings ft. Elena Coats

Happy rading, Enjoy and Relax!! 😘😘

*******

Odette memberontak berusaha melepaskan diri dari pegangan para pengawal yang membelit begitu erat di kedua lengannya. Odette tak dapat berbuat apapun. Kondisinya yang lemah karena kekurangan energi ditambah kehamilannya membuatnya tak dapat mengeluarkan kekuatan apapun yang dimilikinya untuk menyelamatkan diri.

Ia memalingkan wajahnya saat sebuah selang besar hendak dimasukkan ke dalam mulutnya, untuk memasukkan cairan racun yang akan membunuhnya secara perlahan dan menyiksa.
Ia memejamkan matanya erat. Ia sangat berharap semoga Tuhan menolongnya. Ia tak mau anaknya mati sia sia. Masa bodoh dengan para Suphlur yang mengatakan bahwa anaknya kelak akan menjadi monster yang mengerikan. Ia akan menjadi seorang Ibu. Bagaimanapun rupa anaknya kelak, Ia akan tetap menyayanginya sepenuh hati. Cukup Lord Xeroun saja yang menolak keberadaan anaknya ini. Tidak untuk dirinya. Jikalau Ia harus diasingkan ke dunia manusia dan kehilangan seluruh kekuatannya, Odette rela. Asalkan anaknya dapat tumbuh sebagai mana mestinya di sana.

"Lepaskan Aku!!" teriaknya histeris.
Para pengawal itu semakin brutal menyodokkan selang ke dalam tenggorokannya. Odette meneteskan air matanya. Ini benar-benar sakit.
"Anakku, tolonglah Ibu mu ini." bisiknya tanpa sadar kepada janin yang bahkan belum terbentuk sempurna di dalam perutnya.

Dan entah mendapat kekuatan dari mana, secara tiba-tiba mata Odette berubah warna menjadi merah terang dan menyala mengerikan. Dari kedua tangannya mengeluarkan sulur hitam yang bergerak membelit para pengawal yang menyiksanya.
Jeritan para pengawal itu tak membuat Odette menghentikan kegiatannya. Tubuhnya seolah memiliki jiwa lain yang menguasainya.

Dengan tangannya sendiri Odette mencabik tubuh para pengawal itu sampai terkoyak habis.
Bibirnya membentuk sebuah garis lurus tanpa senyum. Namun walaupun begitu, wajahnya tetap mempesona hingga membuat Lord Xeroun yang berdiri di balkon atas tempat hukuman Odette sana tanpa sadar berdecak kagum. Hatinya berdesir lembut. Namun pikiran nya menolaknya keras. Haram baginya mengagumi pembunuh calon permaisurinya.
Ia bisa saja menghentikan Odette yang sudah terbang menjauhi ruang hukuman diiringi tembakan anak panah dari para pengawalnya itu, namun Ia tak melakukannya. Ia sengaja membiarkan Odette lolos dan keluar dari Istanannya. Kehadiran wanita itu di istana nya hanya akan membuat hatinya berdenyut nyeri mengingat wanita pujaannya yang mati dibunuh malaikat jahanam itu.

Jadi biarlah, asalkan Odette tak menampakkan wajahnya di hadapannya lagi, Ia tak akan mengusik hidup wanita itu.

******

Odette mendarat di sebuah tempat rimbun yang indah karena dihiasi bunga - bunga cantik beraneka warna. Ia kelelahan, sayapnya tak sanggup lagi mengepak karena terdapat banyak bekas luka di sana. Bahkan anak panah pengawal kerajaan Gloria ada yang masih menancap di ujung sayapnya juga. Itu membuat bulu sayapnya yang putih bersih berubah warna menjadi merah terang karena darah.
Ia mendudukkan dirinya di rerumputan dan menyandarkan punggungnya ke sebuah batang pohon besar. Odette sedikit meringis saat sayapnya yang terluka menggesek permukaan tanah.
Dengan perlahan, dicabutnya anak panah yang masih menancap di sayapnya tersebut dengan perlahan. Tangannya terulur menyentuh luka luka itu dan dalam sekejap semua luka itu menghilang menampilkan sayap menawan Odette sebelumnya.

Broken AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang