Part 3 -The Demon King Already Owns Her -

1.3K 156 3
                                    

Happy reading, Enjoy and Relax! 😘😘

********

Odette terbangun di ranjang kecil dengan kasur yang juga sama kecilnya berwarna biru.
Ia merasa familiar dengan tempat ini. Jendela kayu yang menampilkan pemandangan alam Titeom yang menakjubkan, dinding yang terbuat dari kayu mengkilap, lantai kaca yang indah, dan aroma lavender yang begitu kuat. Tidak salah lagi. Ini rumahnya. Benarkah? Ia berada di rumahnya!?
Oh Suphlur, Odette benar-benar kesal mengetahui hal ini.
Sulit dipercaya. Raja Xeroun memulangkannya setelah kejadian penandaan semalam?
Odette rasanya ingin sekali mencekik pria itu. Apa seperti ini perlakuan Raja Xeroun kepada semua Uzia nya? Tapi yang selama ini Odette lihat, Raja Xeroun begitu memanjakan Uzianya. Pria itu bahkan kerap kali membawa Uzia nya terbang berkeliling Titeom dengan sayap hitam indahnya. Ia juga sering kedapatan tengah memberikan berkantung kantung keping emas dan bongkahan berlian kepada Mereka. Namun sekarang? Ah Odette lupa. Ia kan bukan Uzia raja Xeroun. Jangankan Uzia. Teman saja mungkin raja Xeroun tak sudi.

Tapi, apa tujuan penandaan yang dilakukan raja Xeroun semalam? Huh. Pria memang membingungkan.

*******

Odette tengah membersihkan diri di sungai yang terletak di perbatasan antara wilayah Demon, Vampire, dan werewolf bersama gadis gadis lain dari berbagai klan. Hal ini sudah menjadi kegiatan rutinnya sejak 3 minggu yang lalu. Mereka biasanya akan saling menggosokkan punggung, pamer kekuatan, dan membicarakan raja raja besar dari berbagai klan di Titeom. Salah satunya raja Xeroun. Raja klan Demon yang juga merangkap sebagai raja Titeom itu memang selalu menjadi topik permbicaraan paling menarik oleh para wanita muda. Dari kisah asmara hingga prestasi nya tak luput dari perbincangan setiap orang.

Dan seperti biasa pula, para gadis dari klan Demon lah yang akan memulai pembicaraan mengenai raja besar mereka itu. Sambil menggosok sayap hitam mereka, gadis gadis itu mulai bercerita.
"Kalian tahu? Kudengar, sore nanti Lord Xeroun akan bertandang ke Kastil Vampire. Dan kalian tahu kabar baiknya? Lord Xeroun akan melewati perbatasan bagian utara! Itu berarti kita bisa melihat Lord Xeroun secara langsung. Oh senangnya," ceritanya antusias dengan wajah yang berseri seri.
Mereka semua yang mendengarkan juga turut berbahagia. Tak terkecuali Odette.

"Kau yakin? Mengapa Lord Xeroun memilih melewati perbatasan utara? Bukankah hal itu berarti beliau harus menempuh jarak yang lebih jauh daripada jika melewati perbatasan timur?" Odette bertanya sangsi.

Vemousa, gadis Demon itu menyahut.
"Aku sangat yakin! Aku mendengarnya sendiri dari pembawa berita kerajaan!"

Semua gadis di sana bersorak semakin riang, Kecuali Brisa. Gadis dari klan Fairy itu menunduk lesu namun bibirnya malah menyunggingkan senyum penuh kebahagiaan. Sungguh aneh.
"Yah, sayang sekali aku tak bisa mengikuti kalian untuk menyaksikan Lord Xeroun." katanya yang benar-benar tak selaras dengan ekspresi wajahnya.

"Mengapa?" Odette bertanya bingung.

Brisa semakin melebarkan senyumannya yang membuat Odette meringis ngeri. Ia takut jika bibir Brisa akan sobek karenanya.

Jemari lentik Brisa menyibakkan rambut hitam legamnya ke belakang bahu.
"Semalam aku ditandai!!" pekiknya heboh yang membuat beberapa gadis di sana berjengit kaget.
Odette dan Vemousa mendekatkan kepala mereka ke bahu Brisa untuk mengamati tanda yang tercetak di sana.
"Werewolf kah yang menandaimu?" tanya Vemousa.

Brisa mengangguk berkali kali sambil mengulum senyum malu-malunya. "Iya. Cantik kan tandanya?"

Tak ayal, Odette, Vemousa, dan seluruh gadis di sana mengangguk membenarkan. Tanda itu begitu cantik dengan kepala serigala berwarna hitam yang mendominasi. Semua orang pun tahu jika sang pemberi tanda adalah seorang werewolf.
Melihat hal itu, Odette tanpa sadar menyentuh tanda miliknya sendiri di bahu kanannya. Ia mengelusnya lembut dan spontan memejamkan matanya saat merasakan rasa aneh yang menjalari tubuhnya begitu jemarinya menyentuh tanda itu.

"Odette!" Odette membuka kembali matanya saat teman temanya menyerukan namanya. Ia melihat pandangan teman temannya yang terpaku Pada tanda di bahu kanannya. Mata mereka melotot seakan tak percaya dengan apa yang mereka lihat. Bahkan mulut Vemousa sampai menganga begitu lebar.

"Apa?" Odette bertanya bingung.

"I-itu.." Vemousa berkata terbata bata. Tangannya terulur ingin menyentuh tanda di bahu Odette. Tapi secara tiba tiba, tanda itu menyala begitu terang dengan warna semerah darah dan bergerak cepat membentuk tulisan Xeroun yang begitu indah sampai ke dada dan leher Odette. Tak hanya itu, tanda itu juga mengeluarkan rasa panas ke kulit tangan Vemousa yang hendak menyentuhnya.

"Awh!" Vemousa memekik. Jemarinya terasa terbakar yang membuat gadis gadis di sana panik ingin menolongnya. Brisa mengambil air sungai dengan kedua tangannya yang disatukan bermaksud menyiramkannya ke jari tangan Vemousa. Namun bukannya terasa sejuk, jari Vemousa malah semakin memerah.
Vemousa sudah menangis meraung raung yang membuat Odette juga turut panik. Ia mencoba menggenggam jemari Vemousa dan mendekatkanya ke bibirnya, bermaksud meniupnya. Namun secara ajaib, begitu Odette menggenggam jemari Vemousa, kulit jemari Vemousa sudah kembali ke sedia kala. Bahkan rasa panasnya pun sudah menghilang digantikan dengan rasa sejuk yang menyenangkan. Bersamaan dengan itu, muncul suara berat dan dalam khas pria di kepala Vemousa, yang tentu saja hanya Vemousa yang dapat mendengarnya.
"Itulah yang terjadi jika kau mencoba untuk menyentuh milikku."

Vemousa dapat merasakan tubuhnya yang gemetaran melebihi getaran sebuah pohon yang tertiup angin kencang. Keringat dingin muncul di dahinya sebesar biji jagung.
Ia begitu ketakutan dan merasa bersalah.
"Ma-maafkan hamba, My Lord." katanya penuh rasa sesal.

Odette menaikkan salah satu alisnya bingung saat melihat tubuh Vemousa yang gemetaran disertai keringat yang membanjiri wajahnya. Bibir gadis itu begitu pucat seakan tak ada darah yang mengalir di sana.

Dahinya mengerut semakin dalam saat mendengar gumaman Vemousa.
"Kenapa kau ini?" tanya nya bingung.

Vemousa menggeleng tak berani menatap matanya. Ia malah memandang Brisa dan teman temannya yang lain seakan memberi kode. Dan tak sampai dalam 10 detik, mereka semua serentak sudah berdiri dan membungkukkan tubuhnya kepada Odette yang duduk di sebuah batu besar dengan hormat. "Maafkan kami, My Lady." kata mereka serempak.

Odette hanya mampu mengerjab ngerjabkan matanya bingung melihat itu semua.
"Kalian ini kenapa? Duduklah. Jangan bertingkah yang membuatku pusing." gerutunya kesal.

"Tapi.."

KRIET..

Mereka semua serempak menolehkan kepalanya ke belakang pohon besar di dekat mereka dimana suara itu berasal. Di sana, mereka melihat sesosok pria tua berpakaian serba hitam lengkap dengan tudung yang menutupi hampir seluruh kepalanya sedang berlari terbirit birit menjauhi tempatnya semula. Odette menghela nafasnya lelah.
Kenapa kejadian hari ini begitu memusingkannya?

*******

TBC..

Broken AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang