20b

2.1K 308 28
                                    

...

San Wo tertawa mendengar kata-kata Taehyung. Ia sampai memegang perutnya, mendongakkan kepala ke arah langit-langit ruangan. Taehyung tidak mengerti. Ia diam namun melemparkan pandangan garang pada pria itu.

"Disini ada sedikit salah paham."

Ucap San Wo. Ia beranjak, berdiri di sebelah tubuh Jimin sementara tangannya tersimpan di saku celana.

"Aku tidak pernah bilang ini finalnya, Taehyung. Kau harus bunuh Jungkook juga. Harus adil... Kau dapat yang kau mau, aku dapat yang kumau."

Jelas ini tidak ada dalam perjanjian mereka.
Taehyung melempar tatapan tajam pada San Wo

"Aku tidak ingat kau pernah bilang begitu."

"Eyy, kau memintaku untuk membantumu mendapatkan Jimin dan menghancurkannya dengan tanganmu sendiri kan?"

Taehyung menyipitkan mata curiga.

"Nah sekarang mudah saja, tembak Jungkook."

Tanpa beban, San Wo berkata seolah semua itu memang direncanakan. Tentu saja Taehyung terkejut. Ia memberontak. Menjauhi San Wo sekaligus waspada pada Han Bin di belakang mereka. Sekarang bahkan Taehyung tidak tahu Han Bin berada di pihak siapa.

Pria besar itu berdiri diam, menyandar pada dinding seakan menunggu instruksi salah satu dari mereka. Wajahnya datar dan sekarang Taehyung tahu jika ia benar-benar pembunuh berdarah dingin.

Taehyung mencelos dalam hati. Menyesali keputusan gilanya untuk bekerja sama, dengan iming-iming kematian Jimin. Sekarang ia malah membuat dirinya dan Jungkook dalam bahaya.

Taehyung memang tidak mengetahui apapun tentang San Wo. Hanya tergiur dengan kata-kata manis orang itu. Bahkan Taehyung tidak mengerti bagaimana ibunya bisa mengenal orang seperti San Wo. Katakanlah dia bodoh karena percaya, Taehyung rela melakukan apa saja agar cintanya terbalas. Meski dengan cara tidak sehat sekalipun. Obsesi mengerikan dalam dirinya secara perlahan menggerogoti kewarasan.

Taehyung dahulu percaya keberadaan Jungkook adalah titipan tuhan hanya untuknya. Tidak pernah menerima jika ada orang lain berhasil merebut hati sang adik. Upaya sekarang di anggap normal, mengembalikan keadaan seperti semula—Jungkook untuknya seorang. Tapi sekarang juga Taehyung tersadar jika dirinya telah melakukan hal paling teledor. Membiarkan San Wo mengetahui kelemahan, memanfaatkan, menyakiti Jungkook secara keji. Sekeji rencananya untuk menyingkirkan Jimin.

"Aku tidak akan membunuh orang yang kucintai, sialan."

Ekspresi San Wo berubah cemberut. Pria dewasa itu menghela napas kecewa, mengangkat bahu, berjalan santai ke arah lemari. Gerak-geriknya tidak luput dari pandangan Taehyung. Dari saku, San Wo mengeluarkan kunci, membuka pintu lemari.

Beberapa detik menoleh, San Wo tersenyum pada Taehyung seraya menarik pintu lemari hingga isi di dalamnya jatuh begitu saja ke lantai.

"Mom!"

Betapa terkejutnya Kim Taehyung melihat Kim Jae In terguling keluar lemari. Tubuhnya terikat, mulutnya ditutup lakban dan ia tengah pingsan. Taehyung bisa melihat lebam-lebam biru di sekujur tubuh ringkih ibunya, yang mana artinya San Wo telah menyakiti Jae In sementara ia mengira mereka berlibur keluar kota. Ia telah dibohongi. Taehyung ingin sekali menerjang laki-laki itu dan mengoyak mulut manisnya sekarang.

"Lihatlah ibumu, dia begitu cantik bahkan ketika sedang tidur seperti ini. Aku sangat menyukainya dan kukira aku bisa memilikinya setelah gagal memiliki ibu Jungkook. Tapi dia berontak saat kuberi tahu aku akan menyingkirkan kalian dan hidup bahagia bersamanya."

San Wo berlutut, menyentuh pipi Jae In menggunakan ujung telunjuk.

"Jangan berani menyentuhnya, bangsat!"

SAVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang