"Habiskan bekal nya, jangan sampai ada yang tersisa."
Taehyung memasukkan bekal juga botol susu di masing-masing tas putra kembar nya. Taeguk menggumam di sela kunyahan nya sedangkan Taejung hanya diam."Ada sisa lauk untuk makan siang nanti. Lalu untuk makan malam pergilah ke kedai bibi Kim, nanti Mama akan membayarnya. Jangan tunggu Mama sampai pulang. Tidurlah lebih dulu."
"Apa Mama akan pulang malam lagi?"
Taejung memainkan telur gulung di piring nya tanpa memakan nya. Bukan karena bosan dengan telur gulung yang hampir ia makan hampir setiap hari dengan kecap asin, hanya saja sedikit kecewa karena seperti malam-malam kemarin ia hanya akan menghabiskan malam dengan saudara kembarnya lalu taehyung akan pulang saat ia sudah tertidur.Taehyung terdiam, duduk di samping putra keduanya. Menggenggam tangan mungil itu lembut. Putra nya yang satu ini memang sedikit lebih manja dan sensitif berbeda dengan Taeguk yang dingin dan irit bicara.
"Hmm, tapi nanti akan Mama usahakan untuk pulang sebelum jam makan malam."
"Benarkah?"
"Iya sayang. Makan lalu akan Mama antar ke depan."
Taejung mengangguk senang dengan buru-buru memakan sarapannya. Malam ini mereka akan makan malam bersama.
"Ma Taeguk sudah selesai."
"Taruh di wastafel, nanti akan Mama cuci setelah pulang kerja."
Taeguk menuruti perintah taehyung tanpa banyak bicara, setelah itu kembali ke samping Taejung yang masih sibuk dengan makanan nya. Menatap kembaran nya dalam diam.
Setelah menunggu hampir 15 menit Taejung menghabiskan makanan nya ia lantas memakai kan tas putra-putra nya. Hati nya berdenyut manakala melihat tas Taeguk robek di bagian samping. Cukup lebar, hingga ujung buku Taeguk mencuat keluar. Tas tersebut ia beli dengan harga murah di pasar, jelas saja mudah sobek. Mungkin saat nanti gajian ia akan membelikan mereka tas baru.
"Belajar yang rajin, jangan nakal. Mengerti."
Kedua putranya mengangguk bersama, membuat taehyung tertawa kecil.
"Tunggu sebentar,"
Taehyung mengeluarkan dompetnya, memberikan 1 lembar uang kertas pada putra nya."Nah, Beli lah makanan yang kalian inginkan."
"Terima kasih Mama, kalau begitu kami akan berangkat."
Taehyung hanya mengangguk. Mencium kedua kening putranya bergantian sebelum keduanya berlari ke arah bus sekolah yang sudah menjemput.Taehyung melambaikan tangannya pada Taejung yang juga melambai padanya. Lantas ia menatap isi dompetnya. Tinggal 3 lembar uang yang tersisa di sana. Sangat tidak cukup jika ia memakai nya untuk naik bus sedangkan tanggal gajian nya masih seminggu lagi. Ia bisa saja mementingkan dirinya tapi nanti putra nya tidak makan dengan baik dan ia tidak ingin itu terjadi. Taehyung menghela nafas, sebelum tersenyum menyemangati dirinya sendiri.
"Oke taehyung, berjalan selama seminggu tidak akan membuat mu mati."
Ya, Ia akan berjalan ke tempat kerja, demi menghemat uang nya. Sekaligus olahraga.***
Taehyung mengelap meja, sebelum cafe akan di buka sekitar 30 menit lagi. Tangan nya bergerak lincah menggosok noda yang mengering di atas meja. Pekerjaan menjadi pelayan di cafe minimalis ini hampir satu tahun ia kerjakan. Pekerjaannya cukup berat mengingat cafe tersebut cukup ramai pengunjung. Ditambah ia akan bekerja dari pagi hingga malam, ya ia mengambil dua shift. pagi hingga siang, siang hingga malam. Dan semua itu ia lakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup nya juga si kembar.
"Ku dengar cafe ini hampir bangkrut."
Taehyung memelankan gerakan tangan nya begitu, mendengar obrolan dua pelayan di depan kasir.
"Bos akan menjual cafe ini pada seorang pengusaha."
"Benarkah? Tapi cafe ini cukup ramai kenapa di jual?"
"Yang kudengar bos memiliki hutang banyak."
Meskipun keduanya berbisik tapi suara mereka cukup jelas di pendengaran nya."Lalu bagaimana nasib kita?"
Taehyung terus mencuri dengar pembicaraan tersebut. Ia berpindah ke meja yang lebih dekat kedua pelayan tersebut, supaya lebih jelas terdengar. Biasanya ia tidak perduli dengan gosip-gosip yang di bicarakan pelayan-pelayan lain. Tapi ini berbeda, ia tertarik karena ini menyangkut pekerjaannya.
"Entah, mungkin akan ada pengurangan pegawai ataupun semua pelayanan di sini di ganti."
Taehyung melebarkan matanya, tubuhnya rasa nya lemas.
"Benarkah? Ah, menyebalkan."
Kalau benar itu terjadi, Taehyung tidak dapat berbuat apapun. Mencari pekerjaan sangatlah sulit, apalagi ia hanya memiliki ijasah sekolah menengah pertama saja.
'Apa yang harus aku lakukan?'
***
Seorang laki-laki tampan berjalan cepat memasuki ruangan khusus pemilik sebuah restoran mewah. Jas hitam membalut tubuh tegap nya.
"Terima kasih tuan Jeon, senang berbisnis bersama dengan Anda."
" Ya, "
Dapat ia lihat sepupunya tengah berjabat tangan dengan seorang lelaki paruh baya. Membungkuk saat orang tersebut sudah berada di depan nya. Begitu tamu tersebut sudah pergi ia mendekati sepupu tampan nya itu yang sudah duduk kembali di kursi kebesarannya.
"Kudengar kau membeli cafe kecil di ujung jalan. Untuk apa?"
Park Bogum, laki-laki yang memasuki ruangan tersebut menatap sepupunya, jeon jungkook yang menghiraukan nya sejak ia datang ke dalam ruangan."Lelaki itu memohon padaku untuk membeli cafe nya yang hampir bangkrut. Lagipula lokasinya cukup strategis dan ku dengar cafe tersebut cukup ramai."
Jungkook masih menatap berkas di depannya."Lantas siapa yang akan mengurus kook?"
"Kan ada kau Hyung. Kau bisa membantu ku."
"Apa kau sudah gila, mengurus bar ku saja rasanya seperti tidak pernah istirahat," bagaimana bisa aku akan membantumu.
Bogum menghela nafas. Memijat keningnya yang berdenyut. Permintaan sepupunya itu membuatnya sedikit ragu. Mengurus dua bar milik nya saja membuat nya kewalahan ditambah Jungkook meminta nya untuk membantu mengurus cafe yang hampir bangkrut. Ia salut pada Jungkook yang dapat menghandle restoran juga cafe mewah milik nya itu."Bagaimana kalau kau mau membantuku, aku akan melakukan semua yang kau inginkan. Bagaimana?"
Jungkook menatap mata Bogum. Alis tebalnya tertarik sebelah. Memberikan sebuah penawaran menarik."Apapun?"
Dan Bogum sepertinya tertarik."Ya,"
"Oke. Aku akan memikirkan nya nanti."
Bogum mengangguk setuju,"Besok pagi lihat keadaan cafe tersebut, aku akan menyusul setelah mengantar kekasih ku."
"Ya ya, Baiklah,"
"Ngomong-ngomong, bagaimana persiapan pernikahan kalian?"
Bogum memainkan pulpen di atas meja Jungkook. Sepupu nya sudah kembali sibuk dengan dunianya, dan ia di abaikan."Kami sudah mulai memesan undangan dan Minggu depan rencananya akan memesan baju."
"Hah, tidak kusangka kau akan mendahului ku kook."
"Kalau begitu cepat cari seseorang, sebelum kau tua.'
"Kau pikir mencari seseorang itu mudah.
Nanti, kalau aku sudah menemukan nya akan kulamar langsung."
Ucap nya semangat, dengan senyum mengembang. Ia yakin dalam waktu dekat ia akan bertemu malaikat nya dan akan segera menyusul Jungkook."Ya, ya kutunggu hari itu datang Hyung."
Ucap Jungkook tanpa memperdulikan ucapan Bogum.Tbc
Feel nulis hilang akhir-akhir ini. Jarang buka wp juga. Tapi aku usahain nulis dan lanjut kok.
Beberapa jam lagi ulang tahun Daddy jeon, 🎉 saengil chukha hamnida.
Ok gitu aja, See you next chap😘
KAMU SEDANG MEMBACA
kesalahan (Kookv)
FanfictionMasa lalu kelam taehyung yang kembali datang dan mengusik kehidupan nya lagi. Kookv/kooktae Seme: Jungkook Uke : Taehyung 19 Agustus 2018