9

9.7K 1.2K 232
                                    

Taehyung menghapus air matanya cepat begitu mendengar suara langkah berisik di depan pintu. Dengan cepat merubah ekspresi nya saat ke dua putra kembar nya berteriak-teriak memanggil nya. Tangan nya kembali memegang pisau yang sebelumnya ia letak kan secara asal.

"MAMAAAAA"
Kembali suara salah satu putranya terdengar saat ia tidak memberi jawaban.

"Kubilang jangan berteriak dalam rumah Taejung."

Taehyung menggeleng mendengar penuturan putranya yang lain. Sebelum keduanya bertengkar Taehyung buru-buru menjawab.

"Mama di dapur sayang."

Setelah itu langkah ribut terdengar mendekat. Taejung berlari ke arah Taehyung dan tanpa aba-aba menyelinap duduk dipangkuan Taehyung yang tengah memotong wortel. Taehyung terkejut tentu saja. Ia lantas meletakkan pisau nya. Tak ingin putra nya itu terkena benda tajam di tangannya.

"Mama masak apa?"

"Hanya sup. Tidak apa-apa kan?"

Taejung mengangguk. Menyandarkan kepalanya di dada ibu nya. Masih mengenakan seragam sekolahnya. Meraih telapak tangan taehyung yang terasa kasar. Genggaman mungil nya mencoba melingkupi tangan taehyung yang lebih besar.

"Mama,"

"Apa?"

"Sebenarnya papa di mana?"

Taehyung terkejut. Air mukanya berubah. Emosi juga kesedihan tergambar jelas. 7 tahun putra-putra nya tidak pernah menanyakan keberadaan ayah mereka. Selama ini yang ia katakan adalah papa mereka sudah tiada. Dan ia tidak pernah menjelaskan lebih.

"Bukankah sudah pernah Mama bilang papa sudah pergi jauh."

"Pergi jauh? Mati atau pergi kemana,?"
Tanya Taejung penasaran.

Taehyung menggigit bibirnya. Ia selalu lupa, putra-putra nya terlampau cerdas. Dan mereka bukan lagi balita kecil yang akan dengan mudah ia bohongi, kini mereka mulai tumbuh dewasa. Mulai menanyakan keberadaan ayah nya.

"Taejung dengar, Mama tidak bisa menjelaskan nya sekarang."
Ucap Taehyung dengan nada sedikit memohon. Tak ingin anaknya bertanya lebih dimana keberadaan papa nya.

"Tapi ma-"

"Taejung, ganti pakaian dulu sana. Aku juga ingin di pangku Mama."

Taejung menoleh, merengut menatap Taeguk yang kini sudah berganti pakaian rumahan. Dengan tidak rela ia pun turun dari pangkuan Taehyung dan bergegas ke arah kamar. Diam-diam Taehyung menghela nafas lega.

"Mama bisa cerita saat sudah siap. "
Ucap Taeguk pelan disamping Taehyung membuat Mama muda itu hanya mengangguk kecil. Berterima kasih dalam bentuk senyuman.Menyandarkan tubuh lelah nya pada tubuh mungil Taeguk yang masih berdiri. Biarlah seperti ini. Sekali saja ia ingin bersandar pada orang lain, sekalipun itu putranya. Melepas beban di pundaknya barang sesaat.



***


Jungkook membuka pintu cafe milik nya bertepatan dengan pintu cafe yang terbuka dari dalam. Dihadapan nya berdiri seseorang yang dua hari ini selalu mengganggu pikirannya, akan rasa bersalah. Pandangan nya bersitatap dengan Taehyung, yang saat itu tengah kesusahan membawa dua bungkusan kresek hitam besar sampah, sebelum Taehyung memutus pandangan mereka.

"Biar aku bantu,"
Jungkook bergerak maju, Berniat ingin membantu lelaki manis itu, namun Taehyung bergerak mundur menghindar.

"Tidak perlu tuan."
Menunduk sebentar sebelum mengambil jalan kosong disampingnya. Jungkook menghela nafas. Mengikuti punggung ringkih Taehyung yang berbelok ditempat pembuangan samping. Hingga suara ringtone yang sengaja ia pasang khusus terdengar dari handphone yang ia pegang sedari tadi.

kesalahan (Kookv)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang