*
*
*Kuliah kerja nyata atau lebih dikenal dengan KKN itu selain jadi mata kuliah wajib di kampus, entah sejak kapan KKN dijadikan ajang pencarian jodoh bagi mahasiswa semester tua yang depresi cari gandengan untuk wisuda nanti. Namun tidak bagi Una, panggilan akrab gadis bernama lengkap Haruna Erviani, yang tak seantusias teman-temannya mengikuti KKN.
"Halo gue Marya, dari Psikologi, lo?" Gadis dengan rambut sebahu berwarna cokelat, dengan pipi merah muda yang Una asumsikan karena blush on, berdiri di depannya sambil tersenyum.
"Gue Una, Ilmu Perpustakaan," jawab Una tersenyum kaku.
Una memang tidak terlalu pandai bergaul. Dia terlalu kaku untuk berbaur dengan orang asing. Salah satu alasan dia tidak bersemangat mengikuti KKN. Dia malas berbasa-basi, memasang muka manis memperkenalkan diri. Apalagi meraba-raba sifat orang baru yang akan hidup dengannya selama empat puluh dua hari ke depan.
Please Tuhan, semoga ada orang yang aku kenal di kelompok KKN nanti. Itu doanya pagi ini sebelum berangkat pembekalan KKN.
Seorang dosen memasuki ruangan, dan mengatur tempat duduk sesuai lokasi KKN. Una terpilih untuk menjalani KKN di Temanggung. Selanjutnya dosen itu memberikan pengarahan tentang KKN. Una tidak terlalu memperhatikan, ia sibuk menelaah wajah-wajah yang satu barisan tempat duduk dengannya, siapa tahu ada seseorang yang ia kenal. Tetapi gadis itu sepertinya belum beruntung untuk saat ini.
Setengah jam kemudian, saat dosen sedang menerangkan dengan serius apa saja yang harus diperhatikan dalam laporan pertanggung jawaban KKN, terdengar suara ketukan pintu, membuat hampir separuh mahasiswa yang sedang mencatat melihat ke arah pintu. Tak terkecuali Una.
Seorang lelaki dengan jaket bertuliskan Badan Eksekutif Mahasiswa di belakangnya, berjalan dengan penuh percaya diri, menyalami dosen dan memberikan sebuah surat.
"Pak maaf saya terlambat, saya tadi baru selesai jadi pengawas lomba essay," katanya tenang.
"Oh, kamu yang semalem WA saya ya?"
"Iya, Pak."
"Oke, silakan duduk, sesuai lokasi KKN kamu." Dosen itu menjelaskan barisan tiap lokasi pada mahasiswa yang baru masuk itu.
Lelaki itu lalu duduk di kursi kosong barisan yang sama dengan Una. Membuat ia meremas bukunya tanpa sadar dan mengumpat dalam hati. Kenapa ia bisa satu lokasi dengan lelaki itu? Rutuknya. Seketika ia teringat doanya pagi ini, sekali lagi gadis itu kembali mengumpat saat menyadari kebodohannya.
"Tadi kenapa doa aku nggak lengkap, sih?" gerutunya. "Iya sih, aku pengin satu lokasi sama orang yang dikenal, tapi nggak Naka juga kali."
Ken Ranaka Malik.
Lelaki yang pernah mengisi hatinya memenuhi hari-harinya dengan tawa, dan membuat malamnya merindu hangat pelukannya selama empat tahun sejak SMA. Namun itu dulu, sebelum Una memilih mengakhiri hubungan mereka setahun lalu dan berjanji akan melupakan dia yang juga pernah menempatkan luka. Dialah sang mantan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Drama KKN (END)
Romance[KAMPUS SERIES | 2] Drama Korea kalah gurih sama Drama KKN yang bumbunya paket komplit. Yang bikin baper? Banyak! Dibikin baper temen sendiri sampai mantan si alumni hati! Mulai dari minus es teh segelas berdua sampai satu bantal buat tidur berdua...