Dari balik ruangan kelas kulihat seseorang yang membuat mataku terdiam, terjeda, dan mulutku tak bisa mengungkapkan apa-apa. Dari penampilannya ku yakin dia siswa baru di sekolah ini alias adik kelas yang saat ini sedang mengikuti MOS. Yap di jaman aku sekolah dulu namanya masih Masa Orientasi Siswa, masa dimana anak baru dibuat "ribet" dengan peralatan dan hal-hal yang sungguh memalukan.
Namun sekarang sudah senja, mengapa dia masih disini? Menunggu orang tuanya menjemput? Ah sudahlah aku tidak terlalu peduli akan hal itu. Pukul 17.00 WIB ku lanjutkan aktifitasku di dalam ruangan berharap senior-seniorku membiarkan aku dan teman-teman yang lain cepat kembali ke rumah.
Seketika aku teringat kepada dia, seseorang yang tadi kulihat dari kejauhan tadi. Aku hanya mampu terdiam dan tak terasa bibirku mulai mengembangkan senyumnya. Tanpa disadari ternyata Ayu, sahabatku memperhatikan sikapku.
"Kamu ini kenapa? Daritadi aku perhatikan diam saja, senyum-senyum sendiri pula!" Katanya.
"Hmm engga kok aku ngga kenapa-kenapa" balasku.
Namun sepertinya Ayu memperhatikan apa yang sedari tadi ku perhatikan.
"Kamu dari tadi ngeliatin dia terus, kenapa sih? Kamu suka?" Tanyanya.
"Eh ko kamu? Ih engga bukan suka engga kok" Aku mencoba mengatasi rasa maluku.
"Suka juga ngga apa-apa kok, namanya Hafidz dia kelas 10 biasa anak baru besok aku kenalin deh" Tutur Ayu.
"Hah? Jadi namanya Hafidz dan ternyata Ayu sudah kenal dengan dia?(Ungkapku dalam hati)"
"Ih apasih yu engga ah malu hehehe" kataku
"Udahlah liat besok aja oke?" Balasnya.
"Oke deh" kataku.Waktu menunjukkan pukul 17.45 perkumpulan organisasi yang ku. ikuti itupun telah usai. Perjalanan dari ruangan menuju gerbang depan ku jalani dengan canda tawa bersama para sahabatku. Sesampainya di gerbang aku melihat lagi sosok itu, dia yang membuat diri ini terbius setiap kali melihatnya.
Namun ternyata bukan hanya aku yang tengah memperhatikan sosok itu, banyak orang lain yang melihatnya juga bahkan ada yang berani menegur sapa kepadanya. Oh Tuhan, ternyata dia memang senja yang indah dan dikagumi banyak mata.- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
"Saat senja menutup diri kulihat keindahannya yang nampak di kejauhan. Dia bagaikan obat pembius yang membuat diri ini tak sadarkan diri. Bagaikan narkoba yang membuat diri ini seakan terbang melayang menikmati indahnya parasmu yang rupawan. Aku mengagumimu layaknya melihat senja. Hanya dapat melihat dari kejauhan dan tak bisa menggapainya. Dan kau memang senja, indah dan dikagumi setiap mata."
.Rizki Fatimah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Biarkan Cinta Bicara!
Fiksi RemajaCinta adalah fitrah manusia, akan tetapi bisa membuat seseorang terlena dengan namanya. Ketika seseorang telah mengenal cinta apapun yang dikatakannya akan selalu indah meski sebenarnya itu salah. "Jangan Biarkan Cinta Bicara" lalu siapa yang harus...