Sebuah mobil mewah dengan desain mercedes benz classic itu melesat di sebuah ruas tol yang nampak lenggang, temaraman sore yang diselimuti mendung nampak membuat sosok dengan surai hitam itu beberapa kali terkantuk-kantuk di jok belakang. Netranya sesekali menutup dan ia akhirnya jatuh tertidur dalam beberapa saat.
.
"Kau tahu apa fungsi dari kristal ini nak?"
"Hm, The Great Kristal memiliki kemampuan untuk menjaga perdamaian dunia."
"Hm kau benar! Lalu apakah kau tahu bahwa sejak lama keluarga kita secara turun temurun adalah penjaga The Great Chrystal."
"Hu-um, tentu saja aku tahu. Sejak kecil, Ayah dan Ibu sudah memberitahukannya padaku kan? Sudah menjadi tugasku bahwa suatu hari aku akan menjadi penjaga sang kristal!"
"Haha, kau memang anak yang cerdas, putraku!"
.
Sosok pria paruh baya dengan kumis di sepanjang garis rahangnya itu mengangkat alisnya kecil, ia memutar musik dengan alunan lembut dan sesekali netranya memandang pemuda yang tengah terkantuk-kantuk itu dengan ekspresi maklum.
.
"Pergi! Selamatkan dirimu!"
"Tapi aku tidak bisa meninggalkan Ibu! Tidak, jangan pergi Buu!"
"Pergi! Nak, tempat ini berbahaya untukmu! Cepatlah pergi sebelum semuanya terlambat!"
Crashhhhh!
"Tidaaaakkkk!"
.
"Uh." Sosok pemuda itu bersuara kecil diantara tidurnya. Jemarinya nampak bergerak gelisah, sementara sang supir nampak meliriknya dari kaca spion yang berada di tengah mobil, ia meperhatikan sang pemuda dengan surai hita kebiruan yang nampak bergerak gelisah. Netranya memandang gerbang di depan sana yang nampak dijaga ketat oleh beberapa prajurit. Setelah meminta ijin mobil mereka akhirnya dapat melaju dengan lancar kembali.
"Pangeran? Bangunlah!" panggil pria paruh baya itu.
Sang pemuda masih tidak bergeming, hingga beberapa kali panggilan berikutnya, ia mulai membuka matanya perlahan. Hingga netranya yang biru kelam nampak menyorot pada sosok pria paruh baya itu.
"Apakah... kita sudah sampai?" tanyanya.
"Tidak, sebentar lagi." Sahut pria itu.
Sang pemuda kembali terdiam, netranya yang biru beralih pada jendela yang menampakkan pemadangan indah sebuah perkotaan. Gedung-gedung klasik pencakar langit nampak megah dalam pandangan. Netranya kembali mengerjab.
.
"Karena trauma itu, ia tidak akan dapat berjalan selama beberapa waktu."
"Begitu kah? Apakah tak ada yang bisa kau usahakan untuk membuatnya sembuh lebih cepat?"
"Tidak bisa, Yang Mulia. Maafkan saya..."
"Tak apa."
"Mungkin sang Oracle dapat menemukan jawabannya."
"Sang Oracle?"
.
"Selamat datang di tanah Tenebrae, Yang Mulia?"
"Hm Yang Mulia Ravus?"
"Anda ingin bertemu dengan sang Oracle bukan?"
"Ya..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Fate
FanfictionPertemuan yang telah diramalkan, antara seorang kunoichi muda dari Konohagakure dengan pangeran Lucis. Ketika takdir menggariskan pertemuan keduanya, dalam satu perjalanan yang saling melengkapi, sang kunoichi dengan masa lalunya dan sang pangeran d...