.
.
Sakura mengintip balkon dengan was-was, ia sempat melirik Noctis penuh peringatan. "Jangan bertingkah aneh-aneh karena kita akan mengendap dari sini!" Ucapnya. Noctis mengerutkan alisnya, namun ia mendelik saat Sakura tiba-tiba merauh tangannya dan membawanya melesat keluar dari kamar. Melompat di atas atap dan Sakura masih menariknya. Noctis merasa kakinya melayang dan nampak berusaha mengimbangi langkah lebar Sakura. Hingga iris biru Noctis melirik sosok gadis merah muda yang masih menarik tangannya.
Hingga ia merasa lega saat Sakura melompat dari atap, Noctis juga ikut tertarik turun. Namun bukannya mendarat dengan mulus, pemuda itu malah terjembab dan membuat rintihan lolos dari mulutnya. Sakura tersadar saat ia melihat Noctis memegangi kakinya yang nyeri. Sakura nampak tergagap dan berusaha membantu pemuda itu meluruskan kakinya. Cakra hijau berpendar dari tangan mungilnya.
"Maaf, aku lupa lalau kau sepertinya bukan ninja." Pekiknya khawatir. Noctis memandang pendar kehijauan yang nampak di tangan Sakura. Netra birunya nampak terkesima.
'White magic?' Batinnya kagum. Noctis tak menyangka bahwa gadis di hadapannya adalah seorang healer.
Perlahan rasa sakit di kakinya mulai memudar dan Noctis bisa menggerakkan kakinya lagi, memang tidak selincah sebelumnya karena Sakura memperingatkannya untuk tidak banyak bergerak sembarangan.
"Kau sudah bisa berjalan biasa. Tapi jangan berlari ya!" Perintah gadis itu. "Sebelumnya aku minta maaf karena tiba-tiba menarikmu dari jendela, kau tahulah, aku tak ingin ada gosip tidak jelas kalau ada pria yang keluar dari kamarku. Kalau sampai Ibuku tahu, aku bisa berada dalam masalah." Keluh Sakura.
Noctis hanya mengangguk-angguk, ia tidak banyak bercakap kala Sakura membawanya mengendap melewati gang-gang menuju kantor Hokage. Sesekali pemuda itu memandang punggug Sakura yang tertutupi rambut berwarna merah muda, tangannya tanpa sadar menyentuh helai merah muda gadis itu, dan kembali terkesima. Ia jadi teringat sosok gadis yang disukainya, Stella. Stella juga memiliki rambut yang terang, namun gadis di hadapannya nampak unik dengan warna rambut terangnya yang berwarna merah muda.
"Apakah rambutmu ini asli?" Celetuk Noctis tanpa sadar. Sakura yang mendengarnya mengangkat alisnya sekilas saat ia menoleh pada pemuda itu.
"Tentu saja, kau pikir aku mengecatnya?" Sungut gadis itu malas. Noctis nampak mengerjab bingung dengan raut lugu.
"Kupikir kau benar-benar mengecatnya." Celetuknya lagi.
Sakura mendengus, "paling tidak lebih bagus daripada rambut pantat ayammu!" Cetusnya. Noctis membelalak.
"Hai, apa yang kau sebut dengan pantat ayam, hah?!" Protesnya kesal. Sakura meliriknya jengkel.
"Kau ini menyebalkan sekali, dan jangan teriak-teriak! Kau bisa menarik perhatian. Bodoh!" Bentaknya dengan nada tertahan. Noctia merasa uratnya berkedut, apa-apaan gadis ini? Batin Noctis jengah.
"Dasar gadis bar-bar!" Cetusnya lirih namun Sakura bisa mendengarnya. Urat dipelipis gadis itu berdenyut dan Sakura langsung menarik kerah jaketnya. Nyali Noctis langsung ciut kala melihat tatapan mengerikan gadis itu.
"Apa katamu tadi? Kau bilang aku gadis bar-bar?" Desis Sakura, wajahnya nampak garang dan Noctis seolah melihat tanduk di atas kepala gadis itu. Dan aura neraka di belakangnya. Noctis meneguk ludahnya gugup.
"Ti-tidak... si-siapa yang bi-bilang gadis ba-bar-bar...? Kurasa... kau salah dengar, pasti... ada orang lain di ujung gang sana yang sedang bertengkar... dengan temannya!" Sergah Noctis, keringat dingin nampak di wajahnya. Sakura menyeringai, wajahnya nampak lebih seram.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Fate
FanfictionPertemuan yang telah diramalkan, antara seorang kunoichi muda dari Konohagakure dengan pangeran Lucis. Ketika takdir menggariskan pertemuan keduanya, dalam satu perjalanan yang saling melengkapi, sang kunoichi dengan masa lalunya dan sang pangeran d...