2. Her Path

243 34 2
                                    


.

.

Sepasang netra klorofil itu nampak berkaca-kaca, lelehan airmata nampak dipipinya. Sosok pemuda berusia dua belas tahun yang memunggunginyaterasa jauh baginya. Punggung dengan lambang uchiwa merah bergagang putih itu nampak membeku saat garis waktu masih terus bergulir.

"Aku tahu mengenai pembantaian klan Uchiha, aku tahu mengenai dendam yang kau rasakan. Tapi akhirnya, dendam tidak akan mendapatkan akhir yang bahagia." Isaknya pilu.

Sosok pemuda itu hanya mendengus remeh, ia memandang jalanan dihadapannya dengan raut dingin. "Pada akhirnya, aku akan mengambil jalanku sendiri, aku berbeda dengan kalian. Aku tak bisa sepertimu ataupun Naruto."

Hingga akhirnya saat sang rembualan nampak terang di sisi kaki langit, sang pemuda melengos. Kembali melangkah untuk meninggalkan gadis kecil yang tengah terisak memohon padanya itu.

"Aku berjanji, aku akan bersamamu. Aku sangat mencintaimu sampai sakit sekali rasanya. Hari-hari yang kita lalu akan sangat menyenangkan...!" Bujuk gadis itu berusaha menghentikan pemuda yang ia cintai. Namun semua hanya sia-sia saat pemuda itu masih juga melangkah mengacuhkannya.

"Jika kau tak bisa tinggal, bawa aku bersamamu. Aku berjanji, aku akan membantumu untuk membalas dendam!"

Deg!

Langkah pemuda itu nampak berhenti, gadis itu membeku saat sang pemuda menoleh padanya. Sebuah seringai khas nampak diwajahnya yang tampan. "Kau memang... menyebalkan." Ucapnya, kemudian kembali berbalik. Gadis itu tersentak melihat sosoknya yang mulai menjauh. Dengan raut panik ia berusaha menyusul pemuda itu.

"Jangan pergi, jika kau pergi, aku akan berteriak-" ancamnya. Namun klorofilnya membeliak saat tiba-tiba pemuda itu menghilang, dan tiba-tiba sudah berada di belakangnya. Angin berhembus dengan tenangnya, membawa dedaunan dalam gemerisik malam.

"Sakura..." dan nafasnya seolah hilang. "Terima kasih." Bersama dengan penglihatannya yang mulai menggelap. Yang ia ingat hanya satu kata sebelum ia jatuh dalam ketidaksadaran.

"Sasuke-kun..."

.

.

Kakinya nampak melangkah cepat saat ia mendengar berita bahwa sang Hokage akan menentukan misi selanjutnya. Ia membuka pintu kantor guru sekaligus kantor sang hokage.

"Tsunade-sama?!"

"Ada apa, Sakura?" Tanya Tsunade bingung melihat muridnya yang nampak tergesa-gesa. Sakura membungkuk kecil sesaat setelah mengatur nafasnya.

"Saya dengar, anda sudah menentukan tim yang akan berangkat mencari keberadaan Sasuke?" Tanyanya.

Tsunade mengangguk, "ya, timnya sudah kuputuskan."

"Si-siapa timnya? Sa-saya sejujurnya ingin ikut serta dalam misi pencarian itu..." ucapnya terbata.

Tsunade tersenyum tipis. "Tenang saja, aku mengirim tim berjumlah empat orang yang kau ada di dalamnya. Aku masih mempertimbangkan mengenai pengganti Kakashi karena ia harus beristirahat total di rumah sakit akibat misi penyelamatan Kazekage." Ucapnya.

"Terima kasih banyak, Tsunade-sama." Ucapnya antusias. Sang guru mengangguk kecil.

"Aku akan mengabarimu nanti, yang jelas persiapkan dirimu dan Naruto untuk misi ini."

Different FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang