.
.
"Pangeran!" seruan dari sosok prajurit dengan pakaian jas hitam menghentikan sosok pemuda dengan style rambut raven yang tengah melangkah melewati lorong aula istana besar bergaya klasik modern.
Pemuda yang dipanggil pangeran oleh prajurit itu menoleh dengan ekspresi wajah datar, "ada apa?" tanyanya dengan tenang, irisnya yang berwarna biru menatap sang prajurit menuntut jawaban yang sekiranya membuatnya puas.
"Pangeran, pasukan musuh telah menguasai perbatasan Lestallum dan mulai bergerak menuju benteng utara!" lapor prajurit itu, sang pangeran kemudian segera melangkah melewati prajurit itu tanpa mengatakan apapun. Ia melangkah menuju mobil yang bergerak keluar dari wilayah insomnia.
"Gladio, bagaimana keadaan si sana?" Tanyanya saat mengangkat panggilan dari ponsel touchscreenya. Sosok suara di ujung sana nampak ramai.
"Di sini seru sekali, Noct. Datanglah dan tunjukkan kemampuanmu." Kekeh suara diujung sana, sang pria nampak mendengus menahan senyumnya.
"Jangan habiskan jatahku kalau begitu." Ucapnya. Mobil sportnyamenerjangjalanan yang nampak ramai. Suasana Insomnia dan perbatasan wilayah di luar istana pusat sangat berbeda. Tidak seperti di Insomnia yang nampak normal untuk ukuran situasi di tengah terjadi peperangan di seluruh wilayah Eos. Wilayah pinggiran mulai nampak porak-poranda karena digempur kerajaan lawan.
Tiba-tiba ponselnya berdering nyaring, tangan pria berusia dua puluhan itu menekan tanda terima. "Yoi-?"
"Hai noct, datanglah ke arah jam dua, aku menunggumu di perempatan bridge-aeroh." Ucap suara di ujung sana. "Aku tak mau kehilangan kesempatan ini buddy!"
"Roger, jangan bergeser dari sana, Prompie!" Sahutnya dan segera menutup panggilan. Dan benar saja, saat mobil sportnya melewati jembatan melayang yang memanjang di sepanjang gedung pencakar langit, netra biru kelamnya dapat menangkap sosok mencolok dengan rambut pirangnya, ia nampak melambai penuh semangat dan saat pria dengan ranbut raven kebiruan itu sedikit memelankan mobilnya, ia menekan tombol yang merubah atap mobilnya menjadi terbuka dan dengan mantap pria pirang itu segera melompat dengan mulus di jok samping. Keduanya langsung bertos ria.
"Nice catch!" Pekik priapirangitu. Si raven hanya menyeringai dan kembali memacu mobil sportnya dengan kecepatan penuh. "Hai, Noctie, mana Iggiy?" Tanyanya saat menyadari hanya mereka berdua yang ada di kendaraan itu.
"Sayang dia tidak ikut kali ini, tapi tenang saja, Gladio sudah siap si sana." Tukasnya. Si pirang nampak mendesah kecewa,
"Sayang sekali, dia harus melewatkan kesempatan ini."
"Ya-ya, urusan dengan keamanan seperti biasanya, Prompie!" Tukas si raven. "Yang terpenting sekarang kencangkan sabuk pengamanmu karena kita akan melesaat!"
"Woaaahhh, kau gila!" Teriak si pirang kelabakan saat mobil yang dikemudikan si raven nampak melaju dengan kecepatan penuh secara tiba-tiba. Tak butuh waktu lama mobil sport dengan emblem Lucis itu sudah sampai di pelataran wilayah Lestallum. Sosok pria dengan rambut raven itu melompat dari mobilnya diikuti si pirang yang langsung mengambil shotgundari pinggangnya.
Sang pangeran melangkah tenang menuju halaman luas tempat pertempuran terjadi, sayup-sayup ia mendengar suara pedang-pedang beradu dan suara tembakan yang dilepas. Sang pangeran dengan mantap melangkahkan kakinya melewati pintu besar yang terbuka lebar. Sang pangeran mengedarkan pandangannya menemukan prajurit-prajurit kerajaannya telah tergeletak tak bernyawa dan di hadapannya berpuluh-puluh prajurit berzirah telah mengepung wilayah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Fate
Fiksi PenggemarPertemuan yang telah diramalkan, antara seorang kunoichi muda dari Konohagakure dengan pangeran Lucis. Ketika takdir menggariskan pertemuan keduanya, dalam satu perjalanan yang saling melengkapi, sang kunoichi dengan masa lalunya dan sang pangeran d...