8. Movement

279 37 8
                                    



beta-edited by Andromeda no Rei

.

Kokokan ayam bergema di segala penjuru desa, menandakan pagi telah tiba mengganti malam. Tak terasa pula bahwa hari yang di tunggu para penduduk desa Otogakure tiba. Bahkan sejak kemarin malam, kesibukan penduduk yang mempersiapkan stan-stan untuk festival sudah tampak. Awan berarak dengan cepat begitupula dengan sang mentari yang merangkak naik di atas langit.

Empat orang remaja dengan ikat kepala bertambang Konoha tengah melakukan rapat kecil guna menyusun rencana penjagaan sekaligus pemburuan buronan hari ini. Sepasang iris klorofil sang pimpinan tim menajam, menandakan keseriusanya. Hingga tiga jam kemudian rapat kecil itu selesai, dan mereka berpencar ke setiap sudut desa, bersantai sekaligus berpatroli dalam waktu yang bersamaan.

Sepasang sepatu hitam melangkah dengan tenang di sepanjang jalanan desa yang ramai, beberapa pasang mata terus meliriknya dengan kagum dan sekali-kali tampak berusaha menggoda. Namun pemuda tampan berambut raven beriris biru yang diberi kode tampak tak peduli dan melenggang cuek bebek.

Sosok dengan rambut merah muda panjang yang berayun-ayun itu melangkah anggun di sepanjang jalan pertokoan lain desa Otogakure. Emerald-nya dengan tajam menatap nyalang jalanan di hadapannya, membuat beberapa orang yang sadar langsung menyingkir karena gentar.

Di tempat lain sosok dengan rambut blonde dengan seenaknya malah makan-makan di setiap stan makanan yang ia temui.

Sementara itu sosok dengan iris onyx dan rambut hitam klimis mengawasi keadaan desa dari udara di atas burung tinta miliknya.

Di sela-sela hiruk pikuk penduduk yang berlalu-lalang, tampak gadis dengan rambut merah terang sedang menenteng belanjaan. Gadis berbaju ungu dengan kacamata minus itu tampak menggerutu akan betapa lelahnya hari ini, mengingat ia seolah dijadikan babu yang selalu disuruh berbelanja saat mereka beristirahat.

Karena terus menggerutu tidak jelas dan tak memperhatika jalan, ia tanpa sengaja menubruk seseorang, membuat belanjaannya berjatuhan. Ia mengerang sebal sebelum berjongkok memunguti barang-barang belanjaannya. Tanpa sengaja iris ruby-nya menangkap tangan lain yang dengan cekatan membantu memunguti belanjaannya yang berserakan di tanah. Iris ruby di balik kacamata itu bergerak ke atas, ia menganga lebar saat yang dilihatnya merupakan sosok yang familiar.

"Sasuke?" pekiknya refleks, segera bagkit dengan tergesa—bersamaan dengan menguapnya keinginan untuk memarahi orang yang ditabraknya tadi ketika mengetahui siapa sosok itu.

Pemuda yang dikira Sasuke mengangkat alisnya. "Sasuke? Maaf, namaku bukan Sasuke," ucapnya. "Maaf sudah menabrakmu." Ia lalu membungkuk sedikit sebelum melangkah pergi.

Setelah beberapa menit mematung dengan tampang tolol, gadis itu segera berlari tunggang langgang menuju sebuah penginapan.

Brak!

Tanpa ba-bi-bu ia mendobrak pintu geser dengan kakinya yang sukses menimpa pemuda dengan rambut putih di baliknya.

"SASUKE?!" teriakannya yang heboh membuat Juugo dan Sasuke menoleh heran.

"Ada apa, Karin?" tanya Juugo dengan alis terangkat. "Kenapa kau berteriak heboh begitu?"

Karin terengah-engah. "Aku melihatmu di tengah-tengah festival! Dan tahu-tahu kau sudah ada di sini padahal tadi kau berjalan ke arah yang berlawanan!" cerocosnya tidak jelas, telunjuknya menunjuk Sasuke dengan penuh nafsu.

"Apa maksudmu? Dari tadi Sasuke ada di sini," sanggah Juugo.

"La-lalu siapa yang ku tabrak tadi?" tanya Karin kebingungan, ada nada horror di akhir kalimatnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Different FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang