6. Treat

182 32 2
                                    

(beta-edited by Andromeda no Rei)

.

.

Pagi itu sang mentari menyingsing dengan cerahnya, diiringi suara tapakan pada dahan-dahan pohon. Tiga sosok hitam melesat-lesat cepat menembus udara, melawan angin dan menantang langsung sinar sang surya. Di salah satu punggung tiga sosok itu, pemuda dengan rambut pirang menggendong sosok lain yang hanya mampu menghela napas bosan.

"Bersemangatlah sedikit, kau enak, tahu!" tegur satu-satunya perempuan dalam tim itu.

"Aku tahu, tapi kenapa aku harus digendong?" gerutu Noctis dengan tatapan bosan.

"Itu karena kau bukan ninja, jadi kalau tidak begini kau malah hanya meperlambat perjalanan," sahut Sai.

"Hahaha! Tidak masalah, Nok! Sekalian untuk menghemat energimu dan tambahan latihanku!" kekeh Naruto dengan cengiran rubahnya. Noctis tak menimpali.

Daun-daun bergerak-gerak, udara bertiup dengan sejuk. Noctis tahu negerinya sangat berbeda dengan tempat ini. Tempat bernama Konoha yang bagi Noctis seperti surga, tak ada perang dan semuanya damai, begitu pikirnya. Sebersit pikiran menghampiri pemuda itu, bagaimana kalau ia tinggal saja di sini untuk seterusnya? Namun Noctis menampik pikiran itu kala ia ingat bahwa negerinya sangat membutuhkannya. Ia tak boleh egois karena ia adalah calon raja yang suatu hari akan memimpin negerinya, ia harus mengutamakan rakyatnya lebih dari apapun.

Tak terasa waktu berlalu sangat cepat, bahkan saat tengah hari tim dari Konoha telah sampai di desa Oto, desa yang dulunya menjadi markas salah satu sannin legendarisyang merangkap status sebagai buronan internasional kelas S. Kini, setelah kabar tewasnya sannin setengah ular itu, serta sejak kepergiannya dari desa, tempat itu berubah menjadi desa yang aman dan tentram. Sehingga lambat laun para penduduk mencoba menjadikan Oto sebagai salah satu desa ninja di bawah pimpinan yang mereka sebut Otokage.

"Selamat datang, para ninja Konoha!" sambut seorang pria berambut coklat dengan ramah. Pria itu memandu tim Sakura menuju sebuah rumah yang paling besar di antara rumah-rumah lain. "Ini adalah kantor Otokage," jelasnya.

"Terima kasih. Jadi, bisakah kami bertemu dengan Tuan Otokage sekarang?" tanya Sakura dengan sopan.

"Tentu saja, silakan," jawab pria itu. "Ah, sebelumnya perkenalkan, saya Haru Fuuma." Ia segera mengundurkan diri setelah menyebutkan namanya, menutup pintu geser ruangan Otokage.

"Jadi, kalian para shinobi Konoha?" tanya sosok dengan tudung putih yang bersimpuh di tengah-tengah ruangan ber-tatami.

"Benar, Tuan Otokage," jawab Sai mewakili kelompoknya.

"Aku rasa aku tak perlu menjelaskan apa tugas kalian. Sang Otokage berdehem pelan. "Kalian pasti sudah mendengar semuanya dari Hokage."

"Kami mengerti, karena itu sebelumnya perbolehkan kami memperkenalkan diri. Saya Sakura Haruno selaku ketua tim ini," balas Sakura seraya memberi isyarat agar Naruto, Noctis dan Sai mengikutinya.

"Saya Sai."

"Salam kenal, aku Naruto Uzumaki calon Hokage Konoha."

"Saya Noctis."

Sang Otokage tersenyum ramah. "Aku tahu kalian pasti sangat lelah setelah melakukan perjalanan jauh, karena itu beristirahatlah sejenak di salah satu ruangan yang sudah kami sediakan," katanya. Ia menepuk tangannya dua kali kemudian pintu ruangan di sebelahnya bergeser terbuka, menampakkan seorang perempuan berseragam jounin yang mempersilakan keempat orang itu menuju salah satu ruangan yang lumayan luas.

"Ini adalah ruangan kalian, jelas jounin wanita itu. "Kalau ada yang diperlukan kalian bisa meminta tolong pada salah satu pelayan yang ada di rumah ini."

Different FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang