Seminggu berlalu sejak Rala dibimbing Rama. Rala nyaman berada di dekat Rama, sesekali ia kagum sebab Rama selalu bisa terlihat biasa di depannya. Ia mengimbangi Rala yang tak percaya diri dan mudah risih. Hari ini titik dimana perjuangan Rala dibuktikan diantara berpasang-pasang mata, berjejer-jejer bahu. Rala menegapkan langkah dan hatinya untuk berpidato.
..
.
Keputusan hasil pidato dapat diketahui lewat blog resmi sponsor lomba. Jujur hati Rala bahagia tak terkira, ia bisa berdiri tegap menyampaikan kata demi kata tanpa terbata-bata. Bagi Rala itu adalah pengalaman pertama yang tak mungkin ia lupa.Untuk Rala yang istimewa.
Kotak itu Rama berikan pada Rala. Rala dalam lingkup bahagianya memeluk Rama."Emm, Rala..."
Rala tersadar atas apa yang ia lakukan. Ia langsung mengambil kotak dari Rama dan langsung pulang menuju rumahnya dalam keadaan malu yang luar biasa.
Deg.. Deg.. Deg. Gemuruh jantung terdengar, tak ada yang tau apakah gemuruh itu dari Rama atau Rala, atau mungkin berasal dari insan lain
Yang pasti ia sedang dalam masa luar biasa.
.
.
Rala membuka kotaknya langsung ketika ia memasuki kamarnya.
Untuk Rala yang istimewa.
Kalimat yang tertempel di kotak itu membuat senyum Rala terkembang. Ia membaca secarik kertas pertama diantara tumpukan kertas didalam kotak itu.Untuk dia sang pelengkap semesta
Dia yang selalu menganggap dirinya
sendiri kecil diantara makhluk lain di duniaDia yang menganggap dirinya sendiri tidaklah istimewa
Pencipta, sadarkan dia bahwa masih ada yang butuh keberadaannya
Sadarkan dia bahwa ia makhluk paling istimewa dalam hati sesosok manusia
Sadarkan dia bahwa ia luar biasa
Ia adalah bidadari yang tak sadar dengan selendangnya
Beritahu ia bahwa ada sosok yang selalu menantinya
Beritahu ia seberapa istimewanya dia di mata manusia lain di dunia
Rala tersenyum membacanya. Ia tak mengira akan ada makhluk yang menilainya istimewa. Rala membaca lembar kertas kedua.
Tentang tumbunya perasaan
Aku tak tau sejak kapan perasaan bisa tumbuh dan berkembang
KAMU SEDANG MEMBACA
Biasa
Short StoryBagaimana jika kamu terlahir tanpa bakat. Bukan si cool, si bodoh, si cantik, jenius, cerdas, model, cherleader. Kamu hanya kamu si nomor 2, tidak buruk memang. Namun berjalan sebagai bayangan sangatlah tidak menyenangkan. ini adalah kisah rala, Si...