Waktu menunjuk pukul 11.00 Rala memandang dua manusia yang dalam beberapa bulan telah mengisi lembaran awalnya di sekolah baru. Ya, mereka adalah Rama dan Raka. Setelah Rala berhasil memenangkan lomba pidato itu ia tersadar akan satu hal. Bahwa ada kalanya kita perlu keluar dari zona bahagia untuk menemukan bahagia yang lebih luar biasa.
Rala seorang yang selalu menjadi nomor dua. Seorang yang biasa-biasa saja mampu berkembang lebih pesat dari perkembangbiakan amoeba. Mendapat juara pertama dari lomba yang baru pertama ia rasa. Mendapat dua pilihan diwaktu bersamaan.
Rama atau Raka hatinya telah memilih. Digenggamannya ada dua kertas origami berbentuk hati yang bertuliskan semua jawaban.
Untuk pemilik pikiran
Kau yang bersemayam dalam pemikiran
Penghuni malam, pengukir senyuman
Kau yang mencintai sepenuh hati
Pantang menyerah meski selalu patahMaafkan aku,
Sebab aku tak mampu menyamaimu
Menerima rasamu
Meski kutau seberapa besar usahamuTerimakasih, telah membunuh luka
Mengukir warna dalam masa bahagia
Terimakasih, telah menaklukan logika
Namun sayangnya hati telah memilih tuannyaMaafkan keegoisan hati
Mengacuhkan sosok yang selalu peduli
Demi tuan yang datang menghilang
Namun kau semestinya paham,
Perihal melupakan, takkan semudah yang diucapkanDari sosok yang paling kau mengerti
Itu adalah tulisan diatas origami hati berwarna kuning. Kertas yang tak pernah kita kira akan berada di tangan Rama. Ya,Rala tak memilih Rama.
Untuk Pemilik Hati
Sosok yang terlihat sempurna
Pemberi seluruh rasa yang berbeda
Kau manusia pertama
Penakluk penjara rasaKau makhluk pertama
Pemberhenti masa
Dirimu cenayang
Penghapus roh kerinduanAku tak pernah lelah dalam kata setia
Tapi aku memilih menyerah
Jika hadirku hanyalah pengganggu
Jika dirimu tak pernah nyaman dengankuSeharusnya kau mengerti
Perihal dicintai setulus hati
Adalah hal yang membahagiakan hatiAku mengungkapkan rasa untuk yang kedua
Bukan untuk melakukan hal yang sia-sia
Tapi untuk meyakinkan
Bahwa aku tak selayaknya bertahan :)Dari sosok yang kau tau pasti, masih menanti
Itu adalah kertas yang Rala kirim untuk Raka. Rala memilih menyerah. Lalu bagaimana akhirnya?
Entahlah... Bukankah hanya sang pemilik hati yang mengetahui
KAMU SEDANG MEMBACA
Biasa
Historia CortaBagaimana jika kamu terlahir tanpa bakat. Bukan si cool, si bodoh, si cantik, jenius, cerdas, model, cherleader. Kamu hanya kamu si nomor 2, tidak buruk memang. Namun berjalan sebagai bayangan sangatlah tidak menyenangkan. ini adalah kisah rala, Si...