Seorang remaja lelaki sedang duduk sendiri dibangku cafe menikmati sore hari yang sungguh menyejukkan ditemani secangkir coklat dingin sambil membaca buku. Hanya itu yang bisa ia pesan mengingat uangnya tak cukup untuk membeli beberapa makanan. Kacamata baca bertengger manis di hidung bangir miliknya dengan sesekali membenarkan letak kacamata yang melorot karena merunduk. Jemarinya membalik lembaran kertas setelah dirasa cukup dan berganti ke halaman selanjutnya.
Bersekolah tanpa ada orang tua yang membiayai membuat Kim Taehyung-lelaki tadi- mengejar beasiswa dan mengharuskannya bergelut dengan buku-buku pelajaran. Nilai yang ia dapatkan harus meningkat di setiap ujian jika tidak ingin menghilangkan namanya pada daftar murid-murid di sekolah Seoul Performing Art. Hingga membuat dirinya buta dengan apa yang seharusnya dilakukan oleh anak remaja sepertinya.
Bahkan ponsel yang dapat membantu proses belajar agar memudahkannya mencari materi ia tidak punya. Hanya telepon genggam biasa yang hanya dapat mengirim dan menerima telepon atau pesan.
Ibunya telah meninggal saat Taehyung berusia dua tahun karena kecelakaan tunggal yang dialaminya hingga membuat sang ayah juga berperan sebagai ibu. Karena menurutnya anak seusianya harus mendapatkan kasih sayang selayaknya anak lain membuatnya rela bekerja keras menjadi seorang petani demi sang anak. Mereka bukanlah keluarga kaya yang tinggal menggesekkan kartu jika menginginkan sesuatu.
Hingga saat memasuki sekolah ke jenjang lebih tinggi, sang ayah menyusul ibunya diatas sana. Ia merasa sangat bodoh karena tidak tahu mengenai penyakit yang di deritanya selama ini. Membuat Ia benar-benar dihantui rasa bersalah yang sangat besar.
Ia ingat bahwa sang ayah sangat suka saat melihat orang yang sukses ditelevisi. Bukan iri yang dimaksud, tetapi kebahagiaan artis itu yang membuat sang ayah berfikir ingin menjadikan anak tunggalnya seperti itu. Tidak sepertinya yang hanya seorang lelaki berpendidikan rendah dan berprofesi sebagai petani. Sang ayah ingin anaknya hidup bahagia tanpa merasakan kesengsaraan seperti dirinya. Melihat anaknya yang menginginkan sesuatu membuat hatinya teriris ketika tidak dapat mengabulkannya. Mungkin dengan menjadi artis bisa membuat apa yang diinginkan dapat dimiliki sang anak. Tapi Tuhan telah mengambilnya terlebih dahulu sebelum anaknya benar-benar bahagia.
Karena keinginan ayahnya membuat Taehyung bertekat menjadi seperti yang ayahnya inginkan. Berfikir itu yang dapat membuat kedua orang tuanya bahagia diatas sana. Meskipun bertentangan dengan tujuan miliknya sendiri. Hingga ia bertemu saat pemakaman dengan sahabat sang ayah yang ingin membantunya.
Awalnya Taehyung menolak saat semua biaya hidupnya akan ditanggung oleh sahabat ayahnya. Takut jika itu hanya akan membebaninya. Dengan paksaan akhirnya Ia menyetujui tapi hanya kehidupan sehari-hari yang ditanggung dan untuk sekolah ia akan mengejar beasiswa.
Bersekolah di sekolah ternama membuat dirinya sering dikucilkan karena semua hal yang ada pada dirinya. Dengan sesuka hati mereka menyuruh Taehyung melakukan apapun yang mereka inginkan. Entah itu mengerjakan pr, menyapu lantai kelas, dan menggantikan hukuman membersihkan toilet sepulang sekolah. Itu sangat menyakitkan baginya tapi karena teringat mendiang sang ayah membuat ia berpura-pura baik-baik saja di hadapan semua orang.
Karena kejadian seperti itu terus terulang membuat tanpa sadar selalu menjadi seorang yang diinginkan orang lain dan menutup rapat sosok aslinya. Sebagai boneka demi menghindari olokan yang baginya sangat menakutkan.
.
.
.
.
.
Pada suatu malam saat Taehyung berjalan pulang sendirian telinganya mendengar suara seseorang berkelahi di gang gelap yang dilewatinya. Dengan keberanian miliknya, kakinya melangkah mendekati tempat itu perlahan dan bersembunyi agar tidak menarik perhatian beberapa orang yang sedang berkelahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Bodyguard (taekook gs)
FantasyApa jadinya jika seorang perempuan di jadikan bodyguard pribadi seseorang yang kesehariannya selalu diikuti banyak orang. .Kebebasan dan kebahagian. "Melindungiku"