My Beautiful Bodyguard (taekook gs)

Beautiful Bodyguard 4

Italic= flashback

"Aku tidak berbohong Jungkook".

Seakan tahu apa yang dipikirkan. Mata bulat itu menatap tanpa berkedip seperti ingin melenyapkannya saat ini juga melalui tatapan dan-. "Bernafaslah..."-tanpa bernafas.

Dengan seketika Jungkook mencoba merilekskan dirinya. "Ne..".

Mengetahui perwira bintang dua yang duduk didepannya dan meja kerja setinggi pinggang orang dewasa sebagai pembatas, mungkin belum bisa menyetujui permintaannya. Komandan tertinggi itu melanjutkan. "Kupikir kau pantas untuk ini karena kau pernah mengerjaiku tepat di hari ulang tahunku dengan menyamar sebagai orang lain"ucapnya seraya memicingkan mata.

Jungkook meringis. Hey...itu karena istri komandannya meminta agar Ia menjadi seseorang yang mengejar pertanggung jawaban pada atasannya karena hamil. Mendatangi rumahnya dan memasang wajah memelas sekaligus desakan dari Jimin sang sahabat yang notabennya adalah anak kandung dari Park Yeojun sang atasan dengan Kim Hana-sekarang nyonya Park. Jungkook tidak tega menolak, dengan kelebihan yang ia miliki akhirnya menyetujui.

Park Yeojun terkikik geli mengingat hal itu, dengan bodohnya dia tidak mengetahui bahwa perempuan itu adalah Jungkook. Tidak ada waktu baginya untuk mengamati karena pukulan kemarahan sang istri terus menerus dilayangkan serta tatapan kecewa anak tunggalnya yang ternyata hanya sandiwara semata.

Ekspresi Jungkook yang meringis menjadi mengernyit saat mengetahui maksudnya. "Apakah saya harus menyamar dengan pakaian minim dan berpura-pura hamil lagi, komandan?". Meskipun lelaki didepannya termasuk orang terdekat, tidak ada hak baginya untuk bersikap tidak sopan.

Komandan menggelengkan kepala saat pertanyaan melenceng meluncur dari bibir Jungkook "Tidak...kau hanya akan membantu seseorang untuk menyamar, tetapi jika dia meminta untukmu menyamar kau harus menurutinya". Park Yeojun menautkan tangan diatas meja menunggu perwira perempuan didepannya untuk berfikir.

Jungkook tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini karena menjadi bodyguard artis adalah cita-cita kedua setelah menjadi laksamana bintang empat tentunya. Tapi bagaimana dengan kakaknya?. "Saya akan merundingkan dengan kakak saya terlebih dahulu, komandan. Karena ini bukan tugas yang seperti biasanya" balas Jungkook tegas. Jika dia menerima tugas ini berarti meninggalkan kakak tersayangnya di rumah sendirian dalam waktu yang lama karena kedua orang tua berada di Busan, tempat kelahiran keduanya. Jungkook dan Seokjin memilih menetap di Seoul untuk bekerja.

Satu hingga dua minggu meninggalkan sang kakak saja membuatnya sangat khawatir. Mengingat tidak ada satu kerabat pun di Seoul. Sungguh. Meskipun saat Jungkook pulang Seokjin selalu dalam keadaan baik. Tapi...hey, Jungkook sangat menyayangi dan tidak mau kakaknya terluka sedikitpun.

"Aku sangat yakin jika kakakmu akan menyetujuinya Jungkook". Park Yeojun berucap lirih seraya tersenyum misterius. Jungkook dengan segala kebimbangannya tidak menyadari akan hal itu. "Baiklah...kurasa kau bisa pulang dan memikirkannya" lanjut Park Yeojun dengan suara tegas seperti semula.

"Siap komandan". Balas Jungkook kemudian berdiri seraya membungkuk hormat kepada sang atasan. Setelah melihat Park Yeojun menganggukkan kepala sebagai balasan, Jungkook keluar dari ruangan dengan pikiran berkecamuk.

'menerima dan meninggakkan kakak tersayang atau menolak dan merelakan cita-cita keduanya?'
•
•
•
•
•
••••••
•
•
•
•
•
Jungkook pusing memikirkannya bahkan saat pulang bersama Jimin. Memilih mengarahkan pandangan keluar jendela daripada menjawab pertanyaan si bantet yang seperti kicauan burung di pagi hari-berisik-untuk saat ini. Tubuh dan pikirannya lelah. Menghempaskan tubuh montoknya ke ranjang dan mendengarkan lagu kesukaan setidaknya bisa membuat lebih rileks. Sang kakak mengirim pesan tadi memberitahu dirinya, bahwa Seokjin akan pulang lambat. Mungkin pekerjaan di rumah sakit masih banyak hingga mengharuskan untuk lembur. Yah...Seokjin bekerja sebagai dokter khusus anak-anak. Sungguh berbeda 180 derajat dengan Jungkook.