Six

722 111 20
                                    

" kamu kapan kembali?" Tanya Wendy pada Rose yang diam menatap laut sedari tadi.

" Besok." Jawab Rose.

" Ratu alam masih disini?" Wendy kembali bertanya lagi.

" Mhhh, Eomma merindukan Saeron dan appa." Jawab Rose sambil menatap ke bawah tebing tinggi itu.

Dua ekor hiu besar sedang berenang disekitaran sana. Mereka melihat Rose yang mendongak ke bawah menatap mereka. Lalu mereka pergi dan tidak terlihat lagi.

" Aku ingin berterima kasih padamu."

Rose mengangkat kepalanya dan menoleh menatap Wendy yang duduk di sebelahnya.

" Ini semua salahku. Kekacauan ini semua salahku. Kalau saja aku tidak ke hutan Gamor, peperangan ini tidak akan terjadi. Tapi, aku hanya ingin menolong seseorang disana. Apa salah, kalau kita menolong? Kaum Vanos akan tercemar ganasnya jika menatap kepedihan orang yang mengalami kesulitan....."

" Buat dirimu nyaman." Lanjut Rose cepat.

Wendy yang tadinya merunduk sendu, sekarang mengangkat kepalanya dan menoleh menatap Rose.

" Menolong seseorang itu tidak salah. Tapi karena kedua kaum yang berseteru ini, yang membuat masalah kebaikan menjadi bencana." Kata Rose sambil menggerakkan ranting pohon besar mendekati mereka.

Wendy berbalik cepat saat ia mendengar suara gerakan dari dedaunan pohon.

Rose tersenyum, lalu ia kembali menatap ranting pohon yang turun memberikan pohon apel merah padanya.

Wanita itu memetiknya dan mengucapkan terima kasih pada pohon yang sudah mengangguk memberi jawaban padanya. Lalu ranting itu kembali ditarik pohon itu kembali ke tempatnya.

" Ini..." Kata Rose memberi buah apel itu pada Wendy.

" Gomawoyo... Chaeyoung-ah." Ucap Wendy dan ia raih buah apel di tangan Rose.

" Aku...tidak akan memakannya." Kata Wendy.

" Waeyo?" Rose bingung.

" Presius." Panggil Wendy.

Rose mengangkat alisnya. Merasa bingung melihat Wendy yang memanggil Presius.

Keluarlah Presius dari tubuh Wendy dan terduduk manis di samping Wendy.

" Aku kira ini akan dimana olehku. Ternyata hanya untuk menyuruhku mengawetkannya." Kesal Presius sambil melirik buah apel di tangan Wendy.

" Ya! Ini kenang-kenangan. Jika kamu memakannya, aku akan membunuhmu." Marah Wendy sambil cemberut kesal.

" Kalau Presius ingat. Kalau tidak, yasudah..." Presius tidak peduli saat ia sudah membuat apel itu hilang dari tangan Wendy.

" Ya!!! Presius!!! Jangan dimakan!!" Teriak Wendy.

" Aku hanya meletakkannya di perut ku."

" Ya!!!!!" Wendy mengepal tangannya ingin meninju Presius.

Tapi dengan cepat Presius hilang dan pindah tempat ke sebelah Rose.

Rose sedikit terkejut. Melihat Presius yang sudah tertidur di pahanya.

" Hangatnya~~~" ucap Presius sebari menutup mata dengan nyaman.

" Heiiisss!!!" Dengusan kesal Wendy.

Rose tersenyum. Lalu ia mengangkat tangannya dan mengelus pelan kepala Presius.

" Aku menyukai putri alam." Ucap Presius.

I just | Wolf ✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang