sixteen | Part 1

562 110 13
                                    

Semua berada di rumah. Joy sibuk membersihkan tangan Eunha. Suatu keganjalan membuat Joy berhenti mengusap darah di tangan keponakannya.

" Ada apa?" Tanya Seulgi yang baru saja kembali dari dapur membawa air sebaskom.

" Seulgi~~" Joy menoleh ke arah Seulgi seraya memberi tau sorotan mata Seulgi. Eunha hanya diam. Dia sama sekali tidak tau pembicaraan orang dewasa. Hanya diam dan memperhatikan paman dan aunty nya.

***

Di kamar Wenrene, sibuklah sedari tadi kedua orang itu bertengkar hebat di dalam.

" Irene. Aku akan kembali."

" Aku tidak mengizinkannya."

" Kalau kita hanya diam seperti ini, Vores pasti datang ke hutan Alan untuk mengambil Eunha!!!"

" Terus kalau kamu pergi, Eunha pasti akan mencarimu!!! Apa yang akan aku bilang pada anakmu!!!!? Apa aku bilang appa nya menyerahkan diri hanya untuk melindungi keluarganya!!!?"

"....."

" Terserah dirimu saja Wendy. Pergilah jika kamu mau. Tapi aku tidak akan mau mengenalmu sebagai suamiku jika kamu mati dengan Vanos ataupun Vores."

Irene terduduk di tepi ranjangnya. Ia menatap lurus ke luar jendela sambil meremas kasurnya agar bisa menahan amarahnya lagi.

Wendy menggenggam kuat tangannya. Ia lalu meninju dinding di sebelahnya hingga retak. Irene tidak terkejut lagi. Ia diam tanpa mau menoleh melihat Wendy.

" Hei, bisa kita bicara baik-baik?" Presius akhirnya berbicara di dalam diri Wendy.

" Besok, Vores akan ke sini. Masalah tidak akan bisa selesai kalau kalian hanya bisa bertengkar tanpa merubah keadaan menjadi lebih baik." Lanjut Presius lagi.

" Katakan saja padanya. Aku capek harus bertengkar dengan tuanmu." Kata Irene yang beranjak dari duduknya ingin keluar dari kamar.

Wendy berbalik melihat Irene yang sedang ingin membuka pintu. Tiba-tiba Irene berhenti mendadak saat melihat Lisa berdiri di sana.

" Irene, Wendy.......... Eunha......."

Wendy dan Irene mendelalak. Mereka pun langsung segera turun ke bawah menemui Eunha yang sekarang duduk dengan semua paman dan aunty nya.

Jisoo berdiri. Ia menggeleng lirih memberi tau dalam diam kalau dia tidak bisa melakukannya kali ini. Irene berjalan cepat ke depan. Ia lalu terduduk di depan anaknya. Diikuti Wendy yang berdiri di samping Irene duduk.

" Eomma~~ kenapa tangan Eunha ada ini?" Tanya Eunha sambil menyodorkan tangan kanannya dengan telapak tangan yang ia lebarkan.

Wendy membulatkan matanya. Diikuti Wendy yang langsung terjongkok di sebelah kursi Irene. Irene pegang tangan anaknya. Ia lihat sebuah goresan panjang seperti cakaran serigala tetapi muncul aliran darah berwarna biru.

" Wendy~~~" lirih tahan Irene di depan anaknya.

Wendy terdiam. Dia menelan ludahnya dengan susah payah sambil bernafas tak teratur. Semua orang di sana kembali pusing. Mereka hampir saja ingin emosi karena banyak sekali masalah yang muncul bertubi-tubi.

Eunha melirik sekeliling. Ia menatap sedih keluarganya yang seperti menahan tangis itu. Lalu ia lihat Irene di depannya yang mengelus lukanya dengan pelan sambil melihat Wendy yang mengelus pundak Irene.

" Eomma, Appa, Paman dan aunty Eunha...."

Semua langsung serentak melihat Eunha.

" Eunha melihat seorang wanita cantik datang mendekati Eunha tadi. Dia seorang putri. Namanya Park Chaeyoung."

Semua orang sekarang terkejut mendengar perkataan Eunha yang melihat Rose untuk pertama kalinya.

" katanya......."

****

Flashback on

Eunha membunuh semua kaum Vores. Ia melihat darah mengalir terpijak di kakinya. Matanya yang tadi menampakkan serigala sekarang menjadi normal seperti manusia lagi.

Eunha terkejut. Dia melihat sekeliling sambil mengangkat kedua tangannya yang penuh dengan darah dan bibirnya yang merasakan darah segar serigala yang menggoda nafsunya untuk memakan sesuatu.

Tiba-tiba sebuah cahaya singkat menyilaukan mata Eunha seraya dengan angin sejuk mengenai sekujur badannya.

Eunha terdiam sambil menurunkan kedua tangannya. Ia melihat seorang wanita yang tiba-tiba muncul di hadapan nya. Wanita itu berjalan pelan mendekati Eunha. Lalu ia terjongkok di depannya sambil mengusap goresan di pipi Eunha yang tadi sempat terkena cakaran salah satu serigala kaum Vores. Goresan itu menghilang dan sembuh. Tidak terasa perih lagi di pipi Eunha.

" Aunty siapa?" Tanya Eunha.

" Aku Putri alam. Namaku Park Chaeyoung."

"....." Eunha hanya diam. Dia terpaku dengan kecantikan Rose. Membuat yang di tatap hanya tersenyum simpul.

" Lakukanlah jika kamu mau melihat semua orang yang kamu sayangi bahagia. Kamu pasti mengira kalau dirimu serigala jahat. Aku tidak akan banyak melakukan apapun untukmu. Tapi aku akan mencobanya. Kamu tau? Bagiku, kamu sangat spesial." Kata Rose membuat Eunha tersenyum lebar menatapnya.

" Kalau begitu, Eunha juga buat aunty spesial. Biar nanti, Eunha bisa menambah orang yang Eunha sayangi. Sama kayak Eomma, Appa, paman Seulgi, Paman Jennie, aunty Jisoo, aunty Joy, aunty Nayeon dan.......... aunty Chaeyoung.." sentuh Eunha di pipi Rose yang mengelus pelan kulitnya itu.

Rose memejamkan matanya. Ia pegang tangan Eunha yang masih menempel di pipinya. Lalu sebuah penglihatan masuk begitu saja. Memberi tau pada Rose bahkan ke depannya akan jadi seperti apa.

Rose membuka lagi matanya. Ia melihat Eunha sambil mengeluarkan air matanya menetes jatuh dari pipinya.

" Gomawoyo....aku menyayangimu, Eunha..." Lirih Rose seraya dengan badannya yang nampak akan menghilang.

Eunha tidak merasakan lagi sentuhan nya di pipi Rose. Ia mendelalak melihat Rose yang sebelumnya tersenyum padanya saat menghilang.

Di saat ia melirik sekeliling mencari keberadaan Rose, tiba-tiba suara Wendy membuatnya teralih.

Flashback off

***

" Dia sangat cantik dan baik." Kata Eunha mengakhiri ceritanya.

Wendy berdiri. Dia terdiam kaku mendengar cerita anaknya. Begitu juga dengan semua orang yang langsung terduduk lemas di sofa.

Lisa membulatkan matanya. Dia mengerti dan paham dari perkataan Rose yang di cerita kan Eunha. Ia lalu melesat cepat ke luar dari rumah membuat pandangan semua orang beralih melihat nya yang sudah tidak tampak lagi di sekitar rumah.

Wendy terduduk di sofa. Ia menutupi wajahnya dengan kedua tangan sambil merunduk seperti sedang berfikir. Padahal,......dia menangis di balik tangannya itu. Yang ia tahan sedari tadi.

" Chaeyoung,...kamu.....mau mati hanya ingin melindungi Eunha~~ jangan tinggalkan aku yang kedua kalinya lagi~~~"










Segitu aja dulu ya. Author masih mau cari insipirasi part selanjutnya.

Makasih sudah mau nunggu i just wolf. Jangan lupa vote dan komen😊

I just | Wolf ✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang